Jambu Mente atau Kacang Mete
Penulis : Sukadi.
#TantanganMenulis30Hari#
Gurusiana Hari ke-13
Jambu monyet, begitu sebagian orang menyebutnya. Jambu mete begitu pula sebutan lainnya. Saya lebih akrab dengan nama jambu mente, karena buah tersebut dulu di desa saya banyak ditanam di kebun, pekarangan atau pinggir jalan yang saat itu masih alami. Dengan bergesernya waktu, buah ini sekarang jarang kita temukan, karena banyak lahan ditanami tanaman yang lebih produktif, terlebih pelebaran jalan desa dengan penebangan pohon membuat tanaman ini ikut ditebang dan tidak diregenerasi kembali. Pohon jambu mente banyak tumbuh di daerah Jawa Tengah, Wonogiri dan sekitarnya. Tidak heran jika daerah tersebut sebagai penghasil olahan kacang mete produk unggulan yang sudah terkenal di berbagai daerah lain, bahkan sampai luar pulau Jawa.
Saat saya masih kecil, ketika sedang bermain sering memanjat pohonnya, mengambil bijinya kemudian di bakar di dapur. (waktu itu masih menggunakan kayu bakar untuk keperluan memasak). Biji dibakar diantara kayu bakar yang menyala. Baunya sungguh sangat menusuk hidung, aroma yang keluar dari biji saat dibakar mengeluarkan asap bisa dinikmati sampai rumah tetangga. Tanda biji mete bakar sudah matang berubah warnanya menjadi hitam pekat, lalu ditumbuk dengan batu seadanya diambil daging metenya. Wow...rasanya gurih sekali. Bahkan anak-anak kecil dulu juga sering memetik biji mete yang masih muda. Dibelah menjadi dua bagian, kemudian sebelum dinukil dengan pisau dapur biasanya diusapkan ke rambut kepala untuk menghilangkan getahnya baru dimakan. Rasanya pun enak dan gurih. Filosofi yang sering saya dengar dari orangtua zaman dulu ketika mendidik anak agar selalu patuh, hormat, dan menghargai orangtua, mereka para orangtua selalu mengatakan "aja wani marang wong tua, nek wani kuwalat kaya jambu mente." (jangan berani kepada orangtua, kalau berani menjadi anak durhaka seperti jambu monyet).
Bicara jambu mente juga sering mengingatkan saya pada seorang sahabat guru yang asalnya dari Wonogiri. Beliau bertugas di sebuah SMP Negeri di Kabupaten Magetan. Seminggu sekali pulang ke daerahnya sekedar melepas rindu bersama keluarga dan anak istrinya. Balik lagi ke Magetan dengan membawa kacang mete dan dijualnya ke teman maupun sahabat guru. Perjalanan Magetan-Wonogiri tidak membuatnya patah arang, karena beliau memang guru yang tangguh dan pejuang ekonomi keluarga. Apalagi saat ini, pemerintah Kabupaten Magetan tengah memprogres jalan tembus Magetan-Wonogiri melalui Gonggang- Poncol untuk mempermudah dan memperlancar sektor ekonomi masyarakat. Dengan harapan jarak antara Wonogiri-Magetan semakin dekat, dapat ditempuh hanya beberapa jam saja.
Magetan, 02 Agustus 2020.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Waah, teringat waktu masih kecil. Sering bakar biji mente di api sekam. salam
Terima kasih pak, salam kenal
Keren Pak, sukses selalu
Terima kasih bu Sanria
Wow....keren, jambu monyet mengingatkan kenangan waktu aku kecil. Sukses selalu tuk bapak.
Iya bu Meida. Sukses juga untuk panjenengan
mantap dan makin inspiratif tulisan bapak
Terima kasih mas Timbul
Enak banget ini Pak. Sewaktu kecil dahulu saya sering makan buahnya dengan garam dan membakar bijinya. Saat dibakar, baunya khas menyengat menusuk-nusuk hidung. Salam literasi, sukses selalu.
Terima kasih mas Edi. Salam literasi
Keren ceritanya pak, saya suka sekali daun mudanya tuk ulam pak
Iya bu..terima kasih
Masa kecil yang indah ya Pak. Saya juga suka biji mete yang dibakar. Sudah saya follow ya Pak. Salam kenal dan salam literasi
Iya bu Juniar. Terima kasih salam kenal sukses selalu kagem panjenengan. Salam liteasi
Favorit saya pucuk jambu mete, enak untuk lalap. D sni sudah jarang pak. Salam literasi. Sukses selalu
Iya mbak Yenti. Memang enak utk lalapan. Salam literasi juga