Guru Bahagia
Seekor kuda berlari menuju sebuah bukit terdekat dengan perkampungan. Kuda berlari, itu biasa. Namun, ternyata kuda itu melarikan diri dari kandangnya. Itu adalah kuda satu-satunya milik seorang petani.
Tetangga petani itu merasa iba. Mereka membantu mencari kuda itu. Meski sudah dicari banyak orang, kuda itu seperti menghilang. Para tetangga semakin kasihan.
“Sungguh tidak beruntung dirimu,” kata mereka kepada petani.
“Ah, sudahlah. Nasib baik tidak ada yang tahu,” jawab petani sambil tersenyum lepas.
Beberapa hari kemudian kuda itu pulang. Tidak sendirian, ia datang bersama teman-temannya, kuda-kuda liar.
“Wah, kamu memang beruntung!” seru tetangga kepada pertani. “Kamu bisa memelihara kuda-kuda itu dan menjualnya.”
“Nasib baik tidak ada yang tahu,” sahut petani.
Petani mulai melatih kuda-kuda liar itu. Dia dibantu anaknya. Namanya juga kuda liar, tak mudah dijinakkan. Saat menaiki salah satu kuda, anak petani terlempar. Tangannya patah.
“Aduh, kasihan,” kata tetangga, “kamu kembali tidak beruntung.”
“Nasib baik tidak ada yang tahu.” Petani tetap tersenyum.
Ternyata, saat itu kerajaan sedang berperang dengan kerajaan lain. Raja memerintahkan supaya pasukan perang ditambah jumlahnya. Para pemuda kena wajib militer. Tentara kerajaan mendatangi setiap kampung, menyampaikan pesan raja.
Semua pemuda kampung dibawa ke kota. Tidak demikian dengan anak petani. Tangannya yang masih sakit tak memungkinkan dia ikut wajib militer.
“Sungguh beruntung dirimu. Anak-anak kami harus ke medan perang. Bisa saja mereka terbunuh di sana. Anakmu tidak dibawa,” kata tetangga.
“Untung atau rugi cuma masalah kita menyikapi kejadian. Hujan yang turun bisa kita anggap menguntungkan, bisa juga merugikan. Semua tergantung kita,” ucap petani.
---
Apa yang kita pikirkan akan menarik pikiran serupa dan memantulkannya. Apabila pikiran kita berisi hal-hal positif, ia akan membawa kita kepada kebahagiaan. Sebaliknya, jika pikiran menguasai kita, ia membawa kita ke dalam drama penuh kepedihan. Apa yang kita rasakan ternyata menarik dan memengaruhi orang-orang di sekitar kita. Ketika kita mengawali hari dengan bahagia, saat berada di kelas terasa lebih mudah. Banyak senyum yang Anda dapatkan: dari kepala sekolah, rekan kerja, danmurid-murid. Sebaliknya, ketika sedang diliputi kekesalan, orang yang tersenyum kita sangka sinis, masuk kelas jadi beban, tingkah laku murid jadi salah semua. Pokoknya, tidak ada yang beres.
Kunci supaya terus bahagia menjadi guru adalah niat. Untuk apa jadi guru? Apa yang kita cari? Sudah luruskah niat kita?
Wallahu a’lam bishawab.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Selalu keren..trims Pak
Bagaimana caranya supaya saya bisa menulis sebagus ini
Terus menulis
Selalu suka dengan tulisan keren Bapak.
Keeren ,super sekali
Kereeen
Terima kasih
Super sekali...
Terima kasih
Super sekali... trimakasih Pak sudah membuat tulisan sekeren ini.
Terima kasih
Tulisannya selalu menginspirasi Pak
Kunci supaya terus bahagia menjadi guru adalah niat. Untuk apa jadi guru? Apa yang kita cari? Sudah luruskah niat kita?
Sangat keren, menginspirasi dan memotivasi..makasih pak.
Terima kasih