suhud rois

Guru di SD Peradaban Insan Mulia. Penulis. Editor MediaGuru. Penggerak Komunitas Guru Belajar Nusantara. Pelatih Kampus Guru Cikal ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Ada yang Asyik di Kelas yang Berisik

Membangun hubungan dan keterjalinan lebih penting daripada mematuhi semua aturan dengan ketat. Di kelas, gagal merespons perilaku siswa dapat berarti kehilangan kendali, dan kelas yang tenang seringkali merupakan kelas yang sangat “produktif”. Namun, mengandalkan keteraturan dapat melumpuhkan kreativitas dan gairah murid. Kelas yang selalu tenang sepertinya tanda kesuksesan, tetapi sebenarnya menyimpan masalah tentang keterlibatan murid, yakni menyamarkan ketidaktertarikan (bahkan kebosanan) yang terlihat seperti perhatian. Jangan jadikan murid bagaikan burung dalam sangkar. Guru perlu melonggarkan kendali atau menangguhkan fokus pada target akademik. Fokusnya adalah membangun hubungan yang dalam dan tulus dengan murid. Bagaimanapun, murid membutuhkan waktu untuk memproses materi yang baru dipelajari dan menyediakan ruang untuk pelajaran baru. Selain itu, hubungan dengan teman, rasa memiliki, dan persahabatan mendorong keterlibatan akademik yang lebih dalam. Jangan takut dengan kelas yang berisik. Ya, memang, secara tradisional, membiarkan murid mengobrol di kelas tidak dianjurkan, kecuali jika itu dilakukan dengan tujuan tertentu. Asumsi yang umum, membiarkan murid berbicara dengan siapa pun yang mereka inginkan tentang apa pun yang mereka inginkan adalah hal yang buruk. Itu membuang-buang waktu. Itu membuat tidak fokus. Namun, ketika guru memutuskan kapan dan bagaimana hal itu dilakukan, asumsi itu tidak sepenuhnya benar. Memberi kesempatan kepada murid selama beberapa menit untuk berdiri, meregangkan kaki, dan mengobrol dengan teman bisa menjadi strategi manajemen kelas yang efektif. Ini mungkin terlihat berantakan. Namun, sebenarnya membangun komunitas kelas yang erat dan bermakna, tempat murid terlibat dan belajar. Keteraturan di kelas memang penting, tetapi hubungan antarwarga kelas lebih penting. Satu cara memperdalam hubungan guru dengan murid adalah menyediakan waktu dan menciptakan peluang bagi murid untuk berbagi dengan guru. Pandai berminyak air. Guru dapat menanyakan apakah ada yang punya cerita bagus untuk dibagikan. Bisa juga memasangkan murid, meminta mereka berbagi hal baik dalam hidup mereka atau sesuatu yang mereka harapkan. Ketika murid lebih nyaman, perluas kelompok menjadi empat atau lima murid untuk membantu jalinan yang lebih luas. Guru juga bisa berbagi. Berbagi dan mendengarkan memungkinkan murid mengembangkan hubungan yang mendalam dengan guru dan teman sekelas, mempersiapkan mereka untuk pembelajaran yang produktif. Pertimbangkan untuk memulai atau mengakhiri kelas dengan beberapa menit waktu obrolan terbuka yang sebagian besar tidak terstruktur. Pastikan Anda memiliki rencana untuk memperbaikinya. Ketika kelas mulai jenuh dan minat berkurang, istirahat selama dua atau tiga menit dapat menyegarkan suasana. Guru bisa memutuskan kapan dan bagaimana obrolan yang tidak terstruktur menjadi sebuah jeda. Guru dapat mengajarkan murid bagaimana mereka kembali fokus saat jeda obrolan berakhir. Kelas di mana murid duduk diam dan melakukan pekerjaan di kursi sepanjang hari, di mana mereka tidak pernah memiliki kesempatan untuk berbicara dengan teman-temannya, di mana mereka tidak pernah keluar dari tempat duduk mereka, dan di mana pekerjaan tidak menarik, di sanalah guru akan mendapat masalah. Tentu saja masuk akal untuk mengharapkan anak-anak diam saat gurumengajar dan memberikan instruksi, dan selama bekerja mandiri. Namun, harus ada waktu mereka dapat mengobrol dengan bebas dan menghilangkan kegelisahan dan kebosanan. Tidak apa-apa sesekali keluar dari rutinitas standar. Sering kali, murid mendapat manfaat dari istirahat belajar. Kelas harus menjadi tempat yang hidup dan menarik, menyenangkan. Guru harus siap membuat murida bangkit dan bergerak dan bersenang-senang. Hal itu membuat manajemen kelas lebih kuat. Murid membebaskan guru bertanya apa pun kepada mereka, termasuk meminta untuk tenang.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post