Suherniwita

I am a wife for my hubby, a mom of my Fadlan/Fadlin, an English teacher at SMKN 1 KOTO BESAR DHARMASRAYA SUMATERA BARAT....

Selengkapnya
Navigasi Web
SPANDUTA UNTUK MELATIH SPEAKING SKILL SISWA

SPANDUTA UNTUK MELATIH SPEAKING SKILL SISWA

SPANDUTA UNTUK MELATIH “SPEAKING SKILL” SISWA

Oleh Suherniwita, S.Pd

(Guru Bahasa inggris SMKN 1 Koto Besar Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat)

Kemampuan berbahasa inggris adalah kunci untuk mendobrak batas dunia. Dengan memiliki kemampuan bahasa inggris yang baik, kita bisa berkomunikasi dengan masyarakat di seluruh dunia. Baik atau buruknya kemampuan bahasa inggris seseorang ditandai dengan penguasaan 4 skill, yaitu kemampuan listening, speaking, reading, dan writing. Selain itu, penguasaan tata bahasa dan kosakata juga sangat berperan penting untuk kelancaran dalam berbahasa inggris.

Sebagai salah satu dari 4 skill dalam berbahasa inggris, speaking skill adalah salah satu skill yang harus dimiliki oleh siswa agar bisa berkomunikasi dalam bahasa inggris dengan lancar. Menurut Burkart (1998) suatu ukuran penguasaan suatu bahasa ditandai dengan memiliki kemampuan berbicara (speaking skill) yang baik. Seiring dengan teori ini, kurikulum bahasa inggris untuk SMK juga menuntut siswa untuk mampu berbicara dalam bahasa inggris, salah satunya dengan kemampuan mengungkapkan berbagai macam ungkapan bahasa inggris secara kontekstual.

Namun pada kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di kelas, saya menemukan bahwa pelajaran bahasa inggris dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. Karena berbagai macam faktor, banyak siswa yang masih belum bisa menggunakan Bahasa inggris secara natural. Faktor tersebut diantaranya: masih kurangnya penguasaan kosakata bahasa inggris yang dimiliki oleh siswa, rendahnya kemampuan dalam memberikan respon berupa kalimat bahasa inggris, serta rendahnya rasa percaya diri siswa untuk berbicara dalam bahasa inggris.

Sebagai gambaran, dalam proses belajar mengajar, para siswa mengalami banyak kesulitan dalam berbicara bahasa inggris dengan benar. Hanya sedikit dari mereka yang berani berbicara bahasa inggris di kelas. Sedangkan sisanya lebih memilih pasif daripada aktif dalam proses belajar mengajar. Mereka cenderung diam saat saya mengajukan pertanyaan dalam bahasa inggris. Terkadang beberapa siswa bahkan menjawab pertanyaan saya dalam bahasa Indonesia atau bahkan bahasa daerah. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya siswa memahami apa yang saya katakan, tetapi mereka tidak dapat mengungkapkan jawaban mereka dalam bahasa inggris lantaran tidak memiliki rasa percaya diri, tidak memiliki perbendaharaan kata bahasa inggris yang cukup serta takut ditertawakan oleh teman sekelas mereka apabila melakukan kesalahan dalam berbicara.

Fakta ini menjadi tantangan bagi saya untuk mengatasi segala hambatan siswa dalam berbicara menggunakan Bahasa inggris. Oleh karena itu, Saya mencari cara bagaimana mendorong siswa agar mampu berbahasa inggris secara spontan dan natural. Dalam hal ini saya menggunakan SPANDUTA (Spanduk Ular Tangga) di mana siswa memberikan respon berupa kalimat/ungkapan bahasa inggris sesuai dengan intruksi yang ada pada setiap kotak ular tangga secara spontan.

Dalam penerapan media spanduk ular tangga di kelas, strategi belajar yang saya gunakan adalah collaborative learning, dimana siswa dibagi menjadi 3 kelompok dan masing-masing kelompok menunjuk 1 orang perwakilan untuk dijadikan sebagai player pada spanduk ular tangga dan satu orang ketua yang bertugas untuk memainkan dadu. Sebelum permainan dimulai, masing-masing ketua kelompok melakukan suit, yang menang akan memainkan dadu terlebih dahulu dan player pun mengambil posisi pada kotak “start”.

Setelah ketiga player berdiri di kotak “start”, saya mengawali permainan dengan memberikan sebuah misi kepada seluruh kelompok. Misinya adalah mendapatkan sebuah piala pada kotak “Finish”. Namun, dalam perjalanan nanti siswa akan bertemu dengan banyak hambatan berupa pertanyaan, tangga, dan ular. Di setiap kotak memiliki pertanyaan, dan player harus menjawabnya. Selanjutnya, apabila player bertemu dengan gambar tangga, ia akan menaiki tangga tersebut dan apabila bertemu dengan ekor ular, player harus turun ke kepala ular. Bagi kelompok yang mampu mengatasi hambatan dan terlebih dahulu mencapai misi, mereka berhak menjadi pemenang dalam permainan ini.

Setelah saya selesai menceritakan misi permainan, kelompok yang memenangkan suit boleh memainkan dadu terlebih dahulu dan player dari kelompok tersebut melangkah ke kotak selanjutnya sesuai dengan angka dadu yang diperoleh oleh ketua kelompok. Setiap player akan memberikan respon sesuai dengan instruksi yang tertulis pada kotak ular tangga. Terdapat 25 kotak dalam permainan ini, di mana masing-masing kotak memiliki satu intruksi yang harus dijawab siswa. Intruksi yang tertera terkait dengan KD yang dipelajari di kelas XI yaitu tentang ungkapan asking and giving opinion, agreement and disagreement, making and receiving a phone call, dan ungkapan invitation and the responses. Misalnya dalam kotak ular tangga tertulis “giving opinion about bullying”, player harus memberikan opininya tentang bullying. Contoh lainnya misalnya di dalam kotak ular tangga tertulis “invite someone to a wedding party”, player harus mengungkapkan kalimat mengundang sesuai dengan konteks yang diberikan dalam Bahasa inggris. Apabila player tidak mampu menjawab, anggota kelompok yang lain boleh memberikan bantuan. Setiap memasuki kotak baru, player harus memberikan respon terhadap intruksi yang tertulis. Begitu seterusnya hingga mencapai misi untuk mendapatkan piala pada kotak “finish” pada kotak nomor 25. Player yang mampu mencapai finish terlebih dahulu, kelompoknya akan memenangkan permainan.

Respon siswa terhadap permainan ini adalah mereka sangat antusias dalam bermain dan bersemangat dalam memberikan bantuan jawaban apabila player tidak bisa memberikan jawaban. Setiap kelompok berlomba-lomba agar bisa mencapai misi terlebih dahulu. Tanpa disadari mereka telah memahami ungkapan apa yang harus diucapkan apabila bertemu dengan situasi tertentu. Saya menanggapi respon siswa dengan memberikan apresiasi apabila mereka bisa menjawab intruksi dengan benar dan memberikan sedikit clue apabila siswa tidak bisa menjawab suatu intruksi yang tertulis di kotak ular tangga.

Setelah strategi belajar ini saya terapkan, perubahan yang tampak pada siswa saya adalah mereka mampu menguasai berbagai ungkapan bahasa inggris dan juga bisa memberikan respon yang tepat berdasarkan situasi yang diberikan. Diantaranya siswa sudah mampu menggunakan ungkapan asking and giving opinion, agreement and disagreement, making and receiving a phone call, dan bagaimana menggunakan ungkapan invitation dan meresponnya sesuai dengan konteks yang diberikan. Saya merasa senang karena tuntutan KD Bahasa inggris di kelas XI SMK mampu dicapai siswa dengan baik.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post