“KU PANJAT PINTU TETANGGA KU”

Suharto,S.Ag

Guruberkharisma MTsn 5 Jakarta

Kumandang adzan subuh mulai terdengar sayup-sayup dari musholaku, dengan mata masih tertutup rapat aku berusaha bangkit dari nikmatnya tidur, ku duduk dipinggir ranjang sambil kepala tertunduk ngantuk, perlahan aku berusaha bangun dan berjalan menuju sumur membawa handuk, kuambil gayung lalu kucelubkan kedalam kolam yang penuh air kemudian kusiram wajahku “oh...dingin sekali” bulu kudukku terbangun dan badanku agak menggigil menahan dinginnya air kolam dan seketika itu hilanglah rasa kantukku. Segarlah badan ini ku bersihkan mukaku dengan handuk agar air tidak membasahi lantai rumahku.

Ku ambil peralatan shalat kubuka pintu sambil berjalan ku hirup udara pagi yang sejuk “ oh, sejuknya udara ini, terimakasih tuhan kau telah memberikan kesejukan ini tanpa bayar andaikan bayar berapa yang harus aku bayar sementara keluargaku bukan orang berkecukupan, beruntunglah orang yang senantiasa bangun subuh untuk shalat berjamaah di masjid atau musholla” . Tidak berapa lama sampailah aku ke musholla karena jarak antara rumahku dan musholla tempat aku shalat tidak terlalu jauh dari rumahku, ya sekitar 20 meter . setelah mengambil air wudhu aku masuk ke musholla sambil melihat jama’ah yang hadir, jama’ah di mushollaku tidak terlalu banyak padahal di sekitar lingkungan musholla penduduknya banyak. yah , ibadah itu masalah iman, sekalipun jarak musholla jauh jika iman tertanam di dadah maka musholla itu terasa dekat, sebaliknya jika iman masih di awang-awang sekalipun musholla atau masjid itu didekatnya tetap musholla atau masjid itu terasa jauh. Aku teringat kata-kata bang Jay ( guru bloger ) ketika ikut pelatihan menulis, Ia berkata ” tidak ada tempat yang paling jauh di dunia ini, kecuali Musholla atau masjid, kenapa karena orang itu sulit sekali melangkahkan kakinya untuk sholat berjamaah di musholla atau masjid”.

Itulah realita kehidupan, padahal Nabi Muhammad,SAW menyindir kepada umatnya kata beliu” Jika tidak ada anak-anak dan orang tua renta maka aku akan bakar rumah-rumah mereka agar mereka pergi untuk shalat berjamaah”. Sindiran yang cukup keras yang dilontarkan Rasulullah tetapi umat tetap saja lalai. Aku teringat apa yang dilakukan presiden Turki ( Erdogan ) yang memerintahkan kepada rakyatnya untuk shalat subuh berjamaah dan apa yang terjadi dengan negaranya ? perekonomian negara Turki berkembang pesat dan dia dicintai oleh umatnya. subhanallah... Allah SWT, berfirman :”Seandainya suatu negeri itu beriman dan bertaqwa kepada Allah, maka kami akan bukakan kepada mereka pintu keberkahan baik dari langit maupun dari bumi...” . Ayu teman-teman kita shalat berjama’ah di musholla atau di Masjid sebelum terlambat.

Sebelum duduk menunggu iqomah terlebih dahulu para jama’ah melakukan shalat sunnah qobliyah atau shalat sunnah fajar. Setelah jama’ah semua shalat sunnah fajar, maka salah satu jama’ah berdiri dan mengumandangkan iqomah tanda dimulainya shalat berjama’ah. Majulah imam memimpin shalat berjama’ah setelah shalat berjamaah selesai imam memimpin wirid khusus subuh yang durasinya cukup panjang dan memakan waktu sekitar setangah jam. Jarang jama’ah yang mengikuti wirid panjang mungkin mereka ada keperluan lain. Karena wirid hukumnya sunnah. Aku tetap bertahan sampai wirid selesai kemudian dilanjutkan membaca doa yang dipimpin oleh imam, tradisi di mushollaku setelah do’a jama’ah berdiri lalu bersalaman sambil melantunkan shalawat nabi. Alhamdulillah kebiasaan kecilku mengikuti wirid sehingga ketika imam satu persatu dipanggil Allah, Aku sudah tidak canggung lagi untuk meneruskan dan menggantikan mereka.

Aku pulang kerumah untuk mempersiapkan pergi ke sekolah. Sekolahku cukup jauh dari rumah, oleh karena itu aku harus pergi pagi-pagi sekali, apalagi jalur yang aku lalui adalah jalur macet, telat sedikit saja aku sudah terjebak kemacetan bukan saja oleh kendaraan, tetapi lautan manusia karena jalur yang aku lalui terdapat Kawasan Berikat Nusantara (KBN) atau orang kampung ku bilang BULOG. Ya, hidup di Jakarta identik dengan kemacetan oleh karena itu bagaimana kita pandai-pandai mensiasatinya agar tidak terjebak oleh kemacetan.

Jam 05.45 menit aku harus berangkat ke sekolah, sementara dirumahku tidak ada jam maklum keluargaku keluarga yang amat sederhana, ya....terpaksa setiap pagi aku harus “ memanjat pintu tetanggaku “ untuk melihat jam agar aku tidak terlambat sekolah. Aku sampai di sekolah jam 06.20 hampir setiap hari aku selalu datang duluan dari pada temanku, sehingga aku sering membersihkan kelas tanpa sepengetahuan yang piket hari itu. Hal ini terinspirasi oleh kepala sekolahku bahkan beliau adalah guru yang hebat di mataku , ia sering tidur di sekolah karena rumahnya jauh dari sekolah sehingga aku sering melihat kepala sekolah menyapu kantornya sebelum karyawan membersihkannya. Namun sayang umurnya tidak panjang, beliau dan istrinya bersama ribuan jama’ah haji dipanggil oleh Allah pada peristiwa terowongan Minah. Semoga amal ibadah shalih beliau dan seluruh jama’ah haji yang wafat pada hari itu diterima oleh Allah, Amin...

Sahabat-sahabatku yang super kebiasaan yang baik diwaktu kecil akan terbawa sampai dewasa, oleh karena itu mari kita biasakan diri dan anak-anak kita kepada hal-hal yang positif agar kelak dia akan menjadi manusia yang baik dan berguna minimal untuk dirinya. Dan dalam menjalani hidup ini jangan ada kata-kata menyerah dan mengeluh karena hidup ini adalah proses. Siapa yang menjalani hidup tanpa melalui proses dia akan rapuh, sebaliknya siapa yang menjalani hidup ini melalui proses dia akan kuat bagaikan batu karang dilautan sebesar apapun gelombang dilautan dia tetap tegar. Makasih.....