561.Berpegang Teguh dengan As Sabil dan Sunnah Nabi saw
Hidup ini menjadi mudah,indah, dan selamat ketika ada pegangan hidup. Kemana pun pergi dan dalam situasi atau kondisi bagaimana pun,hidup masih bisa terkendali dengan arah tetap jelas. Seseorang yang menjalani hidup dengan adanya pegangan laksana orang berjalan dengan cahaya yang cukup. Bisa dibayangkang betapa sulit dan beratnya ketika harus berjalan tanpa adanya cahaya yang meneranginya. Jalanan mulus saja bisa tersandung apalagi jika ada rintangan,tentu akan tabrak sana tabrak sini. Yang ada hanyalah kesulitan demi kesulitan dan derita demi derita. Manusia harus mempunyai lentera hidup yang dengannya semuanya menjadi mudah mencapai tujuan.
اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِۚمَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖالْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖالزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚنُورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗيَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚوَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗوَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nuur: 35).
Berkat kasih sayang Allah Swt kepada manusia dan seluruh makhluk lainnya,lentera hidup tersebut telah diberikan. Manusia tinggal menggunakan saja jika mau selamat hidupnya. Tidak ada pilihan lain,semua pasti akan selamat jika mau menggunakan dan celaka ketika berani meninggalkannya. Cahaya tersebut sebagaimana dikatakan oleh Ubay bin Ka’ab ra:
عَلَيْكُمْ بِالسَّبِيلِ وَالسُّنَّةِ، فَإِنَّهُ مَا عَلَى الْأَرْضِ مِنْ عَبْدٍ عَلَى السَّبِيلِ وَالسُّنَّةِ ذَكَرَ الله فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ مِنْ خَشْيَةِ رَبِّهِ فَيُعذِّبَهُ الله أَبَدًا، وَمَا عَلَى الْأَرْضِ مِنْ عَبْدٍ عَلَى السَّبِيلِ وَالسُّنَّةِ ذَكَرَ الله فِي نَفْسِهِ فَاقْشَعَرَّ جِلْدُهُ مِنْ خَشْيَةِ الله إِلَّا كَانَ مَثَلُهُ كَمَثَلِ شَجَرَةٍ قَدْ يَبِسَ وَرَقُهَا فَهِيَ كَذَلِكَ إِذَا أَصَابَتْهَا رِيحٌ شَدِيدَةُ فَتَحَاتَّ عَنْهَا وَرَقُهَا إِلَّا حَطَّ الله عَنْهُ خَطَايَاهُ، كَمَا تَحَاتَّ عَنْ تِلْكَ الشَّجَرَةِ وَرَقُهَا، وَإِنَّ اقْتِصَادًا فِي سَبِيلٍ وَسُنَّةٍ خَيْرٌ مِنَ اجْتِهَادٍ فِي خِلَافِ سَبِيلٍ وَسُنَّةٍ، فَانْظُرُوا أَنْ يَكُونَ عَمَلُكُمْ إِنْ كَانَ اجْتِهَادًا أَوِ اقْتِصَادًا أَنْ يَكُونَ عَلَى مِنْهَاجِ الْأَنْبِيَاءِ وَسُنَّتِهِمْ
"Wajib atas kalian berpegang teguh dengan As-Sabil dan As-Sunnah. Tidaklah seseorang berada di atas As-Sabil dan As-Sunnah, yang mengingat Allah, lalu ia berlinang air matanya karena takut kepada Rabbnya, maka Allah pun tidak akan menyiksanya selamanya. Dan tidaklah seorang hamba yang berada di atas As-Sabil dan As-Sunnah yang mengingat Allah, lalu merindinglah kulitnya karena takut kepada Allah, melainkan permisalannya itu seperti sebuah pohon yang kering daunnya. Ketika dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba pohon tersebut ditiup angin kencang hingga daunnya pun berguguran, maka Allah pun akan gugurkan dosa-dosanya sebagaimana daun-daun itu berguguran dari pohon tersebut. Sesungguhnya (amalan) yang sederhana di dalam As-Sabil dan As-Sunnah itu lebih baik daripada bersungguh-sungguh di dalam (amalan) yang telah menyelisihi As-Sabil dan As-Sunnah. Maka lihatlah amalan kalian, bersungguh-sungguh menyelisihinya atau sederhana di atas jalan para Nabi dan juga sunnah mereka." (Az-Zuhd war Raqaa-iq hal 454 oleh Abdullah bin Mubarak). Cukup mudah menjalani hidup ini ketika mau mengikuti jalan yang benar. Dengan mengamalkan apa yang Nabi saw contohkan yang sangat ringan sekali saja sudah mendapatkan banyak kebaikan. Misalnya cukup berdoa ketika berbuka puasa.
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
“Rasulullah saw ketika telah berbuka mengucapkan: “Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah.” (HR. Abu Daud). Pahala telah diterimanya dengan sempurna tanpa harus mengeluarkan tenaga yang banyak. Bahkan ketika menangis pun karena mengingat banyaknya dosa yang ada pada dirinya,jaminan ampunan dan pahala besar juga bisa dikantonginya. Namun sebaliknya,perbuatan besar yang menyita waktu,tenaga,juga biaya besar tidak akan mendapatkan kebaikan sama sekali,bahkan dosa demi dosa yang ada karena tidak berjalan atau menggunakan cahaya yang benar. Banyak orang Nasrani dan musyrik lainnya yang mereka menangis dan khusyu’ akan tetapi tidak di atas petunjuk yang benar, melainkan di atas kesesatan. Usaha keras mereka tidak akan dibalas dengan pahala dan tidak bermanfaat sama sekali di sisi Allah Swt. Sebuah usaha yang sia-sia tertipu lagi. Mengharap mendapatkan banyak kebaikan,namun justeru siksa pedih yang menunggunya.
Seorang muslim harus berusaha semaksimal mungkin memiliki cahaya tersebut sehingga beruntung hidupnya. Dalam mencari cahaya atau pegangan hidup harus mengikuti petunjuk yang ada. Jangan sampai salah dalam mendapatkannya,dikira cahaya yang benar ternyata hanyalah tipuan setan belaka. Bukannya selamat yang didapat justeru tersesat ke lembah kesesatan yang sulit sekali untuk bisa kembali. Lembah menyeramkan dan membahayakan tersebut berupa kesesatan atau kebid’ahan yang didesain oleh setan lewat hawa nafsu manusia. Patut kiranya menjadikan ucapan ulama berikut sebagai pedoman dalam mencari lentera hidup tersebut.
قال الإمام ابن القيم رحمه الله
ولا يرى العبد الفرق بين السنة والبدعة، ويعينه على الخروج من ظلمتها إلى نور السنة، إلا
المتابعة، والهجرة بقلبه كل وقت إلى الله، بالاستعانة والإخلاص، وصدق اللجإ إليه مدارج السالكين ٣٧٩/١
“ Imam Ibnul Qayyim ra berkata: Seorang hamba tidak dapat melihat perbedaan antara sunnah dan bid'ah, dan (kemudian) membantunya untuk keluar dari kegelapan bid'ah kepada cahaya sunnah kecuali dengan cara: Mutaba'ah (mengikuti sunnah), dan hijrah kepada Allah dengan hatinya pada setiap waktu; disertai dengan isti'anah (meminta pertolongan), ikhlas dan bersandar kepada-Nya dengan setulus-tulusnya.” (Madarijus Salikin:1/379). Tujuan dalam mendapatkan cahaya yang benar adalah agar terhindar dari menolak apa yang telah diperintahkan Allah Swt dan Nabi-Nya untuk diikuti. Perintah Allah Swt dan Nabi-Nya adalah kebenaran mutlak yang wajib diikuti. Menolaknya akan menjadi petaka yang sangat merugikan sekali. Hidup hanya sekali,jangan sampai berani menolak kebenaran yang datangnya dari Sang pencipta alam semesta ini. Imam Ibnu Baththah ra berkata:
ﻓﺎﻋﻠﻢ ﻳﺎ ﺃﺧﻲ أن ﻣﻦ ﻛﺮﻩ ﺍﻟﺼﻮﺍﺏ ﻣﻦ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﻧﺼﺮ اﻟﺨﻄﺄ ﻣﻦ ﻧﻔﺴﻪ، ﻟﻢ ﻳﺆﻣﻦ ﻋﻠﻴﻪ أﻥ ﻳﺴﻠﺒﻪ ﺍﻟﻠﻪ إيماﻧـﻪ، ﻷﻥ ﺍﻟﺤﻖ ﻣﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ إليك افترﺽ ﻋﻠﻴﻚ طاعته، ﻓﻤﻦ ﺳﻤﻊ ﺍﻟﺤﻖ ﻓﺄﻧﻜﺮﻩ ﺑﻌﺪ ﻋﻠﻤﻪ ﻟﻪ، ﻓﻬﻮ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺘﻜﺒﺮﻳﻦ ﻋﻠﻰ الله، ﻭﻣﻦ ﻧﺼﺮ ﺍﻟﺨﻄﺄ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ ﺣﺰﺏ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ.
"Saudaraku, ketahuilah bahwa siapa saja yang membenci kebenaran yang berasal dari orang lain dan justru membela kesalahan yang berasal dari dirinya, dikhawatirkan Allah akan mencabut imannya. Sebab, sesungguhnya kebenaran itu berasal dari Rasulullah yang diutus kepadamu yang wajib engkau taati. Maka dari itu, siapa saja yang mendengar kebenaran lalu mengingkarinya setelah mengetahuinya, berarti dia termasuk orang-orang yang sombong terhadap Allah. Siapa saja yang membela kesalahan, dia termasuk golongan setan." (Al-Ibanah, jilid 2 hlm. 547). Semoga kita selalu berpegang teguh dengan As Sabil dan As Sunnah,sehingga bahagia dunia bahagia akhirat menjadi kenyataan. Amin []
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi
Trims,Pak dede. Salam kembali Pak.