suhari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
388. Melihat Dalam Gelap

388. Melihat Dalam Gelap

Manusia dan hewan lain sanggup menyaksikan keindahan alam ciptaan Allah Swt berkat indera mata. Dengan anegerah mata, yang gelap menjadi terang. Dengan mata pula berjuta warna kehidupan bisa dilihat,disaksikan,direnungi,dijadikan pelajaran dengan segala sisi kebaikan lainnya. Betapa gelapnya hidup tatkala indera mata tidak berfungsi secara normal. Maka,tak heran jika seseorang rela mengeluarkan berjuta hartanya demi mengangkat sebutir pasir kecil ketika masuk dalam matanya. Indera mata adalah modal utama manusia menjalani kehidupannya dengan lebih mudah. Tanpa indera mata ketergantungan hidup menjadi sesuatu yang niscaya. Betapa bersyukurnya jika anugerah mata masih Allah Swt berikan.

Jika indera mata sanggup membuat terang sesuatu yang gelap dengan syarat harus ada cahaya yang menyertainya, tidak demikian dengan karunia Allah Swt lainnya yang sanggup melihat seuatu dalam kegelapan. Anugerah ini tidak tergantung dengan cahaya dunia,namun bergantung kejernihan hati yang dituntun oleh wahyu langit. Anugerah penting tersebut adalah hati nurani yang mendapat hidayah atau petunjuk. Hidayah sanggup melihat dalam kegelapan tanpa membutuhkan cahaya sedikit pun. Justeru dengan hidayah, cahaya bisa muncul darinya. Inilah bukti kasih sayang Allah Swt kepada manusia yang dikehendakinya. Sebab banyak manusia yang indera matanya sehat lagi normal tapi tidak sanggup mengeluarkan cahaya sehingga berjalan dalam kegelapan. Tapi banyak pula manusia yang indera matanya telah Allah Swt cabut,namun justeru sanggup memberikan cahaya kebenaran kepada dunia sekitar.

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.”(QS. Al Haj.46).

Manusia sangat membutuhkan indera mata untuk bisa menjalani hidup dengan normal dan mudah. Namun apalah artinya kemudahan hidup yang hanya sementara saja jika akhirnya harus menderita pula karena buta akan kehidupan yang sebenarnya,yakni kehidupan akhirat. Indera mata hanya sanggup menjangkau kehidupan dunia yang fana dan sebentar. Untuk bisa menjangkau kehidupan akhirat yang merupakan kehidupan sesungguhnya mata hatilah yang harus ada. Mata hati yang benar hanyalah berlenterakan hidayah dari Allah Swt.

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى

Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” Berkatalah ia, “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?”Allah berfirman, “Demikianlah telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan.” ( QS. Thaha.124-126). Indera mata di dunia yang normal dan sanggup melihat sekitar ternyata tidak otomatis bisa berfungsi dengan baik bahkan menjadi buta karena abai terhadap petunjuk yang telah Allah Swt berikan. Sungguh kondisi dan suasana yang sangat memilukan lagi mencekam.

Kebutaan manusia diakhirat bukanlah salah Allah Swt,melainkan murni akibat kesalahan manusia itu sendiri. Indera mata yang seharusnya digunakan untuk bisa melihat kehidupan akhirat namun tidak digunakannya,sehingga wajar jika Allah Swt butakan mereka. Meski protes telah disampaikan kepada Allah Swt,tapi Allah Swt tidak akan sedikit pun terpengaruh untuk merubah atau mengasihinya,sebab jauh hari telah diinformasikan bahwa siapa saja yang berpaling dari-Nya pasti akan dibutakan di akhirat kelak. Di dunia manusia telah melupakan Allah Swt sedemikian rupa,sehingga berakibat akan dilupakan Allah Swt saat di akhirat. Melupakan Allah Swt bisa berarti mengabaikan segala macan nikmat yang telah diberikan kepada manusia,termasuk nikmat mata yang dengannya sanggup melihat. Kufur nikmat bisa mendatangkan siksa yang pedih. Jika ingin nikmat bertambah,seharusnya manusia harus syukur nikmat dengan menggunakan indera mata untuk membantu mata hati menjalankan hidayah dengan benar.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS.Ibrahim.7).

Anugerah indera mata haruslah disyukuri sedemikian rupa sehingga berbuah kebaikan. Mata kepala haruslah membantu cahaya mata hati sehingga luas dan jauh pandangannya. Tidak sekedar menjangkau dunia,tapi sanggup menembus sampai kedalaman kehidupan akhirat. Indera mata sanggup memberikan banyak informasi kepada hati sehingga bisa menyikapi hidup dengan benar. Bahkan dengan sekedar memejamkan mata pun sanggup mengirim pesan penting kepada hati agar bisa mensyukuri segala nikmat yang ada. Sebab,diantara cara belajar untuk lebih bisa bersyukur atas suatu nikmat bisa dilakukan dengan mencoba merasakan kehilangan nikmat tersebut terlebih dahulu. Manusia umumnya akan merasakan pentingnya nikmat mata ketika fungsi mata telah tiada. Bakr Al Muzaniy ra menggambarkan yang demikian dengan indah. Beliau menasihati manusia setelahnya dengan berkata:

يا ابن آدم, إن أردت أن تعلم قدر ما أنعم الله عليك, فغمض عينيك

"Wahai anak Adam, apabila engkau ingin mengetahui kadar nikmat yang telah Allah berikan untukmu, maka pejamkanlah kedua mata." (Jami'ul Ulum wal Hikam: 710). Apa yang dirasakan ketika mata terpejam adalah seolah dunia menjadi gelap gulita tanpa cahaya. Tiada arti segala nikmat yang ada. Indahnya alam,cantiknya lawan jenis,kilauan emas permata telah sirna tanpa guna. Jika diteruskan pada hati yang bersih akan menjadi cara untuk bersyukur atas nikmat yang telah Allah Swt karuniakan. Gelap malam mengajarkan kita bahwa sedikit saja cahaya singgah pada bola mata merupakan bagian kenikmatan pula. Lantas bagaimana dengan segala cahaya yang telah Allah Swt karuniakan,terlebih cahaya hati berupa hidayah iman dan Islam? Semoga kita termasuk orang yang normal dalam melihat di dunia maupun akhirat kelak. Amin []

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post