suhari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
161. Bodoh dan Tandanya

161. Bodoh dan Tandanya

Bodoh atau tidak mengerti sesuatu adalah sifat yang sangat dibenci semua orang. Saking jeleknya sifat bodoh, sehingga orang yang memiliki sifat tersebut akan marah jika disebut atau diapanggil dengannya. Sifat bodoh melekat pada diri seseorang akibat lebih menuruti rasa malas daripada serius dan bersungguh-sungguh dalam menimba ilmu. Sifat bodoh sangat dibenci manusia juga Allah Swt. Banyak amanah yang tidak tertunaikan dengan sempurna karena kebodohan. Jika berusaha mengerjakanpun,tidak akan maksimal justeru tak jarang menimbulkan bahaya. Orang beribadah dalam kebodohan tanpa ilmu, bukan pahala yang didapat melainkan kerusakan dan dosa yang dihasilkan.

Bodoh dalam agama disebut jahil. Jahil atau jahiliyyah menjadi sifat untuk menjuluki bangsa Arab sebelum Muhammad saw diutus menjadi nabi. Al-Hafidz Ibnu Hajar ra mengatakan:

الجاهلية : ما كان قبل الإسلام

Jahilliyah adalah masa sebelum Islam. (Fathul Bari, 10/468). Al Munawi ra mempertegas makna jahiliyyah dengan mengatakan:

والجاهلية : ما قبل البعثة ، سُمُّوا به لفرط جهلهم

Jahiliyah adalah masa sebelum diutusnya Nabi saw. Mereka dinamakan demikian, karena kebodohan mereka yang keterlaluan. (Faidhul Qadir, 1/462). Mereka dianggap bodoh karena tidak mengerti tentang Allah Swt sebagai Pencipta , adanya rasul, menaati syariat agama, berbangga-bangga dengan nasab mereka, sifat kesombongan dan sejumlah penyimpangan atau kemaksiatan lainnya. Ulama sepakat bahwa jahiliyyah atau kebodohan tidak hanya menjadi sifat orang sebelum Nabi saw diutus, tapi terjadi juga pada zaman setelah Nabi Muhammad saw diutus, bahkan umat Nabi pun bisa menjadi jahiliyyah ketika mengingkari hukum Allah Swt tapi justeru menerapkan selain hukum Allah Swt untuk mengatur hidupnya.

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS. Al Maidah: 50).

Menerapkan hukum Allah Swt secara sempurna untuk mengatur hidup manusia adalah kewajiban bagi Imam atau pemimpin yang ditangannya ada kekuasaan, sedangkan kewajiban individu adalah menyerukan lewat dakwah agar hukum tersebut diterapkan dan menaatinya. Masyarakat yang tidak diatur dengan hukum Allah swt disebut sebagai masyarakat jahiliyyah. Sedang individunya tidak otomatis menjadi orang jahil atau bodoh, tergantung masing-masing sesuai dengan kadar ketakwaannya kepada Allah Swt. Semakin berilmu dan bertakwa, minimnlah kebodohannya. Abu Darda ra pernah memberikan informasi bahwa diantara tanda seseorang dianggap bodoh ada tiga.Beliau berkata:

قَالَ أَبُو الدَّرْدَاءِ رضي الله عنه" عَلَامَةُ الْجَهْلِ ثَلَاثٌ:

الْعُجْبُ وَكَثْرَةُ الْمَنْطِقِ فِيمَا لَا يَعْنِيهِ وَأَنْ يَنْهَى عَنْ شَيْءٍ وَيَأْتِيَهُ

جامع بيان العلم لابن عبد البر(1/569)

Abu Darda' ra menuturkan:Tanda kebodohan itu ada tiga:Ujub dan bangga diri, banyak berbicara pada urusan yang tiada bermanfaat, dan melarang dari sesuatu, tetapi dia justru melakukannya. (Jami' Bayan al-Ilmi karya Ibnu Abdil Barr ,1/569).

‘Ujub adalah ketika seseorang merasa bahwa dirinya mempunyai suatu kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain, demikian Ibnul Mubarok ra mendefinisikan. Hanya orang bodoh yang berani ujub dan membanggakan dirinya. Dia tidak sadar, sebagai makhluk yang sangat lemah seharusnya tunduk dan tawadhu’ kepada Sang Penciptanya. Apa yang dimiliki hanyalah titipan saja, kapan pun jika Allah swt menghendaki bisa mengambilnya dengan cepat. Apa yang bisa dibanggakan seseorang yang kemanapun pergi selalu membawa kotoran dalam tubuhnya. Malu jika harus menganggap dirinya lebih, padahal setiap tarikan nafasnya dia dalam kendali Allah swt. Semua kebaikan dan kelebihan yang ada pada dirinya bukannlah miliknya,melainkan milik Allah Swt. Sifat Ujub wajib dibuang karena sangat membahayakan seperti yang Nabi saw sabdakan.

ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

Tiga hal yang membawa kepada jurang kebinasaan: Kikir yang diturut, mengikuti hawa nafsu, dan ujub (takjub pada diri sendiri). (H.R. Abdur Razaq).

Berikutnya, cukuplah seseorang dianggap bodoh ketika dia banyak bicara yang tidak bermanfaat untuk dunia dan agamanya. Lisan dicipta untuk beribadah kepada Allah swt dengan berdzikir atau mengucapkan sesuatu yang baik. Ucapan yang keluar berfungsi sebagai komunkasi dengan Allah Swt atau kepada sesama. Membatasi dengan kebutuhan yang ada akan menjadikan dirinya selamat, daripada obral kata dan kalimat yang sudah pasti banyak salah dan dosanya. Sebagaimana ungkapan yang biasa didengar, bahwa banyak bicara pasti banyak salahnya. Ingatlah pesan Nabi saw.

إِنَّ مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ قِلَّةَ الْكَلاَمِ فِيمَا لاَ يَعْنِيهِ

Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah mengurangi berbicara dalam hal yang tidak bermanfaat (HR. Ahmad ). Sedikit bicara termasuk perbuatan yang dicintai allah swt. Abu Ishaq Al Khowwash ra berkata:

إن الله يحب ثلاثة ويبغض ثلاثة ، فأما ما يحب : فقلة الأكل ، وقلة النوم ، وقلة الكلام ، وأما ما يبغض : فكثرة الكلام ، وكثرة الأكل ، وكثرة النوم

Sesungguhnya Allah mencintai tiga hal dan membenci tiga hal. Perkara yang dicintai adalah sedikit makan, sedikit tidur dan sedikit bicara. Sedangkan perkara yang dibenci adalah banyak bicara, banyak makan dan banyak tidur. (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 5/48). Bahkan jika bisa,ucapan harus dihitung agar hemat energi. Umar bin ‘Abdul ‘Aziz ra berkata:

من عدَّ كلامه من عمله ، قلَّ كلامُه إلا فيما يعنيه

Siapa yang menghitung perkataannya dibanding amalnya, tentu ia akan sedikit bicara kecuali dalam hal yang bermanfaat, Kata Ibnu Rajab ra, ‘Benarlah kata beliau. Kebanyakan manusia tidak menghitung perkataannya dari amalannya’ (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1/291).

Dan tanda bodoh yang ketiga adalah berani menganjurkan atau melarang sesuatu kepada orang lain, sedangkan dirinya tidak melakukan seperti yang diucapkan. Menyuruh orang berbuat baik tapi dirinya enggan melakukan, atau melarang orang berbuat maksiat,namun justeru dia melakukan kemaksiatan tersebut. Dosa orang yang berbuat demikian sangatlah besar. Allah Swt telah mengingatkan ancamannya dalam firman-Nya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ کَبُرَ مَقۡتًا عِنۡدَ اللّٰہِ اَنۡ تَقُوۡلُوۡا مَا لَا تَفۡعَلُوۡنَّ

Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebenciannya di sisi Allah jika kamu mengatakan sesuatu yang kamu tidak kerjakan . (QS. Ash Shaff: 2-3). Di ayat lain Allah Swt menegur orang bodoh tang demikian karena tidak mau berfikir.

. أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?. (QS.Al Baqarah,44). Semoga ketiga sifat tersebut jauh dari diri kita,sehingga kita termasuk individu yang cerdas. Amin []

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sami2 bu

03 Jul
Balas

Terimaksih pencerahannya bu

03 Jul
Balas

Terimakasih ilmunya

03 Jul
Balas



search

New Post