Kesetiaan
Tantangan Hari ke-174
#TantanganGurusiana
Sudah berulang kali aku membujuk Mbah Kadirun agar meninggalkan gubuk reotnya. Aku takut kejadian yang tidak diinginkan menimpa si Mbah yang tinggal sendirian itu. Tiang gubuk yang sudah miring bisa membuat gubuk roboh bila terkena angin. Namun, usahaku ternyata sia-sia. Mbah Kadirun bersikeras tidak mau meninggalkan gubuk yang sudah sepuluh tahun ditempatinya itu.
Alasan Mbah Kadirun sungguh membuat hatiku terenyuh. Dia tidak ingin meninggalkan gubuk karena begitu banyak kenangan yang tidak bisa dilupakannya. Gubuk yang dibangun dari hasil memulung dengan istrinya itu menyimpan kenangan indah yang sulit dihilangkan dari ingatannya. Apalagi saat istrinya meninggal dua tahun yang lalu, hanya gubuk itu satu-satunya yang bisa menghibur hati Mbah Kadirun.
Pagi itu, aku buru-buru bergegas ke rumah Mbah Kadirun. Hujan semalam sangat deras. Air hujan seperti tumpah dari langit. Angin dan petir saling bergantian di antara derasnya hujan. Aku tidak bisa membayangkan apa yang telah terjadi dengan Mbah Kadirun. Mbah Kadirun pasti sangat menderita karena kondisi atap gubuk yang bocor di sana-sini. Belum lagi dinding rumah yang sangat jauh dari kata layak, pasti membuat Mbah Kadirun semakin menderita. Badanku langsung lemas tak berdaya begitu melihat kondisi rumah Mbah Kadirun. Rumah roboh dan hancur sama rata dengan tanah. "Pak RT, Mbah Kadirun sudah meninggalkan kita selamanya. Beliau meninggal dengan berselimut kain istrinya," lapor seorang warga kepadaku.
Singkut, 06 Juli 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mengharu biru,,,, Sukses selalu mas Kepsek,,,
Terima kasih, Mas. Sehat dan sukses selalu.
Sedih sekali
Iya, Bu. Saya juga. Sehat dan sukses selalu.
Sedih sekali
Trenyuh, Pak. Kesetiaan yang membuatnya bahagia walau kondisi memprihatinkan.
Betul, Bu. Terima kasih kunjungannya. Salam literasi
Sedihnya :(
Terima kasih, Bu. Salam literasi
Sedih, keren Pak, sukses selalu untuk Bapak
Terima kasih, Pak. Sukses dan sehat selalu.
keren
Terima kasih, Pak. Salam literasi
Mantap pak.
Terima kasih, Bu. Salam literasi
sad ending..mbah kadirun lelaki yg setia..mantap integritasnya
Terima kasih, Master. Sukses selalu
Tragis, tapi itulah harga sebuah kenangan, tak ternilai dan tak tergantikan.
Betul, Pak. Sukses selalu
Sedih bacanya pak.....
Terima kasih sudah mampir. Sukses untuk Ibu
Jadi sedih...
Terima kasih, Bu. Sukses selalu
Ya Allah.. Setianya sehidup semati. Salam literasi.
Betul, Bu. Sukses selalu
Haru, pak ..
Ya, Bu. Terima kasih sudah berkenan mampir.