Maafkan Ummu sayang, harus memenjarakanmu seperti ini. Bukan Ummu tak sayang, tapi tenaga Ummu tak sekuat dirimu lagi. Ummu gampang ngos-ngosan jika mengejarmu ke jalan. Dan jika kamu keluar ya memang harus dikejar, karena Ummu khawatir kamu berlari ke area berbahaya.

Kadang iba juga melihatnya teriak-teriak minta digendong supaya bisa lolos dari penjara ini. Kadang dituruti juga, tapu jika sudah lelah ya harus bisa merayu dan mengalihkannya ke hal lain biar nggak nangis mau keluar.

Sudah seperti inipun dia tetap harus diawasi karena sudah bisa manjat. Dan saya selalu gantian dengan Pak Suami untuk mengawasi. Untuk saat ini, dia masih harus kami utamakan. Jika saya yang kerja, suami yang jagain. Rumah berantakan, cucian setrikaan numpuk, kadang tak sempat masak karena harus selalu memantau dia. Biarlah aku dibilang pemalas karena bagiku keselamatan putraku lebih penting.

Nggak berani masak di dapur kalau dia nggak ada yang jaga, karena piring dalam lemari akan dikeluarkan semua, ditumpuk dan pernah mecahin gelas dan piring. Nggak berani nyetrika kalau ada dia, luka di tangannya karena habis pegang setrika panas masih bikin saya trauma. Untuk saat ini karena dia lagi sanhat aktif maka saya memang sangat fokus untuk selalu memantaunya.

Kini pegang HP, update status, nulis di gurusiana bukan lagi tergantung pada sinyal dan batrai atau kuota internet, tapi tergantung jam tidurnya dia. Meski demikian, kadang malam seperti ini dia sudah tidur, sayapun sudah kelelahan, bagaimana ide menulis mau muncul sementara mata saja sudah susah untuk melek. Seperti inilah jika memiliki anak yang sangat aktif.