Suhainah Hafidz

Memiliki nama lengkap Suhainah, S.Pd.SD. Lahir di Simbur Naik pada tanggal 28 September 1987. Aktif mengajar di SDN 68/X simbur Naik sejak tahun 2009 dan ...

Selengkapnya
Navigasi Web
BERLEBARAN DENGAN DASTER

BERLEBARAN DENGAN DASTER

Si kecil lagi pilek, tak enak rasanya kalau harus mengajaknya untuk ikut shalat Idul Adha di Mesjid. Sekarang lagi musim penyakit, takut ntar tatapan orang jadi sinis karena curiga dengan penyakit yang lagi mewabah sekarang ini.

Saat terdengar suara azan subuh dari mesjid depan rumah, saya beranjak bangun dari tempat tidur diikuti oleh si kecil. Karena si kecil ikut bangun juga maka saya tak bisa bersegera mandi, karena kalau saya mandi si kecil juga pasti akan ikut dan bermain air di kamar mandi.

Saya hanya mengganti baju yang semalam saya pakai dengan daster, toh pagi ini juga masih mau beres-beres rumah dulu. Setelah itu lalu mengambil air wudhu dan segera melaksanakan kewajiban 2 rakaat, lalu mulai bertempur kembali di dapur dan merapikan rumah sambil direcokin sama Si kecil.

Takbir sudah dilantunkan dengan merdu dari mesjid, memanggil jamaah untuk segera berdatangan ke Mesjid melaksanakan shalat Idul Adha. Jamaah laki-laki dan perempuan sudah banyak yang berjalan ke Mesjid, tak ketinggalan anak-anak kecilpun ikut ke mesjid untuk melaksana shalar Idul Adha.

Saya ke kamar, suami masih tertidur pulas, teriakanku pasti sudah cukup keras terdengar untuk membangunkannya. Tanpa menunggu dia beranjak dari tempat tidur, saya melanjutkan kembali kagiatan di dapur.

Benar saja, suami sudah bangun, tapi tidak langsung mandi dan bersiap, malah hanya duduk dikursi sambil melihat jamah yang ramai lewat depan rumah.

"Abi nggak ke mesjid"? Sebenarnya bukan bermaksud bertanya, tapi tepatnya ingin mengingatkan bahwa sekarang sudah hampir kesiangan untuk bersiap ke mesjid.

Kulihat suami masih terdiam, tanpa merespon pertanyaanku. Seribu kata sudah tersusun di otakku untuk segera kuungkapkan menjadi omelan. Tapi kuurungkan, semalam saya sudah terlalu banyak bicara, tepatnya mengomel.

Beberapa menit berlalu suasana masih hening, belum ada terdengar teriakan dari suami yang menanyakan singletnya di mana, atau teriakan minta disetrikain baju yang lain karena tak suka dengan baju yang saya pilihkan seperti yang biasanya jika ia ingin berpergian.

Kulirik suami yang masih bergeming di kursi. Pagi ini kucoba untuk menjadi istri yang tidak cerewet. Lirih saya berkata terserah, tapi hati saya gelisah. Jika di menit ini suami belum siap berarti dia tidak akan berangkat shalat Idul Adha dan jika dia tidak ikut shalat pasti ada sesuatu hal.

Kini bagian lantai yang harus saya pel tepat berada di depan suami, saya masih belum bertanya, dan terdengar keluhannya berupa rintihan pelan, suara batuknya terdengar disertai bersin.

"Abi masih sakit"? Pertanyaan yang basi, karena bukan baru hari ini suami mengeluh sakit, tapi sudah dari kemaren dia mengeluh, sudah berobat dan juga sudah minum obat. Tapi semalam larut malam baru dia pulang ke rumah, karena itulah saya fikir dia dah sehat.

"Abi, kalau Abi nggak ke Mesjid bisa kan Abi aja yang jaga  Fatih, biar Ummi bisa ke mesjid, kan sholatnya juga cuma sebentar". Tiba-tiba itu yang saya lontarkan ketika fikiran itu terlintas. 

Suami mendehem artinya setuju. "Ya, ucapnya pelan".

Saya segera ke kamar mandi. Tata Cara Sholat Idul Adha sedang djelaskan ke jamaah oleh Pak Imam melalui mic. Kalau harus mandi dan ganti baju pasti nggak akan terkejar olehku untuk ikut sholat ID berjamaah. Saya segera mrngambil ait wudhu, pakai daster ini aja nggak usah ganti baju, dasternya juga baru subuh ini dipakai, isnya Allah masih bersih.

Saya segera menarik mukena dari lemari, kutarik mukena pada lipatan pakaian yang tersusun paling atas. Tanpa bedak ataupun lipstik, segera kukenakan cadar hitam warna yang serasi dengan mukena yang saya kenakan. 

Tepat sampai di dalam mesjid, sholar ID segera akan dilaksanakan. Jamaah sudah berdiri untuk merapikan shaf. Alhamdulillah, masih diberi kenikmatan untuk bisa ikut shalat Idul Adha berjamaah dan mendemgarkan khutbah. Meskipun tanpa gamis baru dan tetap berdaster. 

Simbur Naik, Tanjung Jabung Timur

31 Juli 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post