ANAK TETAP BISA BAHAGIA TANPA HP
Pola asuh sering menjadi salah satu perbedaan antara saya dan suami, namun sebagai ibu yang bekerja di luar rumah, saya jadi lebih banyak mengalah dan nurut karena saya tidak bisa 24 jam berada di samping si kecil. Perbedaan pola asuh ini sudah sejak Fatih masih kecil, misalnya waktu masih bayipun kalau Fatih bangun pagi, meski di luar cahaya masih gelap dan udara masih dingin dah digendong keluar oleh Bapaknya. Alasannya karena Si kecil suka, begitu kata Bapaknya dan saya terpaksa mengalah dan hanya memakaikan si kecil jaket dan selimut hangat biar tidak masuk angin. Mau gimana lagi, kalau aku ngotot terus Pak Suami nggak mau jaga aku harus gimana, kan pagi-pagi harus kerja di dapur.
Tidak sebatas itu saja, saat pemberian MPASI saya punya prinsip Si Kecil No Gula No garam sebelum berusia 1 tahun. Namun ketika dia dijaga oleh Bapaknya sering ketangkap basah denganku si kecil mengemut kerupuk yang sudah pasti ada garam dan penyedapnya. Dikasi sama orang, begitu suamiku beralasan, dan akupun kembali harus mengalah, karena menyadari bahwa saat saya berangkat mengajar pasti suamiku kerepotan menjaga si kecil sendirian, mungkin dia sedikit lega kalau orang lain ikut menjaganya meskipun melanggar prinsip pemberian MPASI yang kujalankan.
Dan di usianya yang sudah lewat 1 tahun ternyata sudah kenal dengan HP, bahkan aku lihat seperti mulai kecanduan HP. Entah siapa yang mulai mengenalkannya, apa aku yang khilaf atau mungkin karena ada pengaruh orang lain. Saya akui, perkerjaan saya yang mengharuskan saya untuk sering memantau HP, tapi saya memiliki prinsip bahwa anak saya belum mau diajarkan main HP, belum waktunya. Tapi melihatnya seperti hampir kecanduan HP batin saya memberontak.
Saya sudah mulai jarang menggunkan HP jika bersama dia, karena kalau dia lihat pasti langsung mau diambil. Tapi termyata tidak dengan saya, anak sayangku ini pintar minta sama Bapaknya dan lagi-lagi dituruti. Dalam penatnya dan sakitnya kepala mungkin akibat kecapean seharian, akhirnya terpaksa aku harus kembali mengalah dan membiarkan prinsip itu di langgar, aku kembali menyalahkan diri sendiri, karena aku tak bisa bersamanya dalam 24 jam sementara aku butuh orang lain untuk membantu menjaga anakku.
Namun tiba pada titik saya tidak lagi bisa bertoleransi dengan ini ketika saya lihat putraku ini perangainya jadi negatif. Maunya nonton di HP terus, belum selesai yang satu pindah lagi ke video yang lain begitu seterusnya dan ujung-ujungnya nangis, tantrum.
Malam hari kusampaikan ke Pak Suami, aku minta dukungan agar putraku tidak dikasi pegang HP, saya juga minta sama Pak suami untuk tidak bermain HP jika sedang bersama putra kami. Saya jelaskan perangai negatifnya jika Al Fatih megang HP, bukan menenangkan justru ujung-ujungnya dia jadi tantrum. Suami mendukung, dan perlahan ketagihannya bisa dialihkan.
Tidak mudah memang, saat dia meminta HP kami harus mengalihkannya ke hal lain, terkadang harus menggendongnya ke sana ke mari agar lupa dengan HP, dan berhasil. Sekarang ketagihannya dengan HP sudah hilang, sudah jarang tantrum, perangainya makin membaik. Meski kalau sama yang lain Si kecil masih sering diajak nonton di HP, tapi saya dan suami sudah bisa menjauhkan anak kami dari HP. Terbukti pada saat saya merekam video di bawah ini, dia tidak lagi maksa mau minta HP ini meskipun dia sadar bahwa ada HP yang saya pegang. Dan anak sayangku pun terlihat sngat bahagia bermain saat tidak lagi mikirin HP.
Simbur Naik, Tanjung Jabung Timur
Minggu, 19 Juli 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alhamdulillaah,,sehat trus ya anak sholeh. Salam dr aunty di lombok.
Terima kasih
Menarik ceritanya bu
Terima kasih Bu
Saya suka, bun.
Terima kasih Bu