Sugi Darmayanti

Rasa yang meluah di dalam hati dan pikiran,membutuhkan wadah supaya tidak meluber kemana- mana. Menjadi guru pengampu Bahasa Inggris di SMAN 2 Situbondo adalah...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENYAPU SERPIHAN ASA 1
Asa tetaplah harus dibangun mesti kenyataannya tak sesuai impian.

MENYAPU SERPIHAN ASA 1

1.Melukis harapan baru

Menanggalkan kisah itu, cerita dan kenangan bersamamu menjadi hal yang paling aku ingat. Kulipat rapih, lalu kuletakkan di lipatan malam, berharap merangkak naik, menembus pintu-pintu langit bersama dedoa tua tua.Selalu itu kulakukan,tiada letih dan bosan aku meminta,mengetuk semua pintu langit.Menghiba dan berharap tetap bisa menenun kain cinta kita sepanjang waktu,sampai kisah kita di dunia usai.

Sesungguhnya aku masih menggenggammu,pada ruas jemariku yang kau selipkan hangatnya kenangan itu, aku masih memelukmu, di dadaku yang kau tumpahkan lelahmu dahulu, yang pernah mendekapmu dalam sepi, sunyi dan gelap.

Kutatap nanar rumah cinta kita yang mulai rapuh....Tak terasa air mata menitik pelan kemudian semakin deras menganak sungai.Sungguh jika ada rasa sakit yang pernah menderaku ,takkan mampu mengalahkan rasa sakit yang saat ini kurasakan.Meluluhlantakkan jiwa beserta raga,melumerkan harapan-harapan yang sempat kulantunkan bersamamu. Arrgh..sakiiit sekali…sampai ke palung hati.Nyeri dan perih mengingat luka yang kau torehkan ,sungguh membuatku ngilu tak terperikan.

“Mengapa kau tega melakukannya..kenapa harus aku yang menanggungsemuanya”,desahku meracau tak tentu arah.

Kembali aku terseok-seok menyeret sisa barang pribadiku , satu koper dan tas besar yang tersisa.Tidak terlalu berat .Kenangan di dalamnya yang membuatku sungguh berat untuk menyeretnya.Ditambah lagi sisa hujan deras sejak sore yang kini tergantikan gerimis .Tak sekedar sukses membasahkan sebagian tunik hijauku,tetapi juga berhasil membuatku menggigil kedinginan,setelah berjalan kurang lebih 50 meter menuju ujung gang.

Beruntunglah aku ,saat ini jam 20.30 ,tak kutemukan seorang tetanggapun untuk kusapa.Sepertinya semuanya paham bahwa pada situasi dan kondisiku saat ini diam adalah yang terbaik.Diam bisa mengurangi rasa sesak yang menghimpit dada.

Di ujung gangpun sepi-sepi saja,kulihat lagi gawaiku,tak ada notifikasi apapun,senyap.Kuarahkan pandangan ke jalan besar ,rasanya hening.Suara yang terdengar tak lagi memekakkan telinga.Deru mobil dan sepeda motor yang bersliweran menciptakan simponi tersendiri.Berkali-kali aku menarik nafas,berupaya sedikit melonggarkan dadaku yang mulai terasa sakit.Aku sendiri tak mampu mendefinisikan sakit apa yang kurasa.Angin malam mulai bisa sedikit menyejukkan.Melonggarkan nafas di paru-paruku yang sedari tadi berupaya dengan keras menyesap oksigen ,menopang kehidupan jiwa ragaku yang letih.

Kembali ingatanku ke rumah cinta yang telah aku dan kamu bangun dengan susah payah.Tapi kita bahagia.Menyusun satu persatu pondasinya.Kita rekatkan dengan rajutan cinta.Seluruh daya upaya kita kerahkan.Apapun yang kau perintahkan aku lakukan.Sebab dalam benakku hanya tertanam,bahwa yang kau katakan adalah benar. Benar yang akan membawaku ke surga di dunia dan akhirat kelak.Sejak akad yang kita kumandangkan sebelas tahun lalu,aku sudah bertekad untuk menghibahkan diriku padamu.Aku akan mengabdi pada satu-satunya laki-laki tambatan hati,dirimu.

Kita lewati hari demi hari,minggu demi minggu,bulan demi bulan,bahkan bertahun-tahun tanpa berkesempatan menimang buah hati.Aku risau kala itu,tapi kamu menjadi penyejukku.Kamu laksana malaikat bagiku,yang selalu ada,yang selalu membela ketika orang-orang lain mencemoohku sebagai perempuan mandul.Padahal mereka itu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.Kita berdua sehat ,sangat sehat. Berdasarkan diagnosa beberapa dokter ahli kandungan ternama di kota kita bahkan di ibukota propinsi kita.Tidak ada masalah dengan kesehatan reproduksi kita.Kalaupun sampai detik ini tak jua hadir buah cinta kita itu adalah takdir,begitulah yang sering kau bisikkan padaku.

“Katakanlah mas,jika yang aku pikirkan ini benar.Tetapi jika benar mengapa semua ini kau lakukan padaku”,desahku kepada sesiapa yang bisa mendengar.Entahlah..

“Mengapa kamu tega sekali mengambil jalan itu.Memutuskan ikatan batin cinta kita ,memutuskan semua asa yang ingin kubangun dan kuwujudkan bersamamu?”

“Kita belum selesai, mas! Kita masih harus menempuh jalan yang panjang itu.Aku jangan kamu tinggalkan!”

Kring..kring..tiba-tiba lamunanku terhenti oleh kerasnya notifikasi gawaiku. Aku menggelinjang terkaget- kaget oleh kerasnya nada dering yang kuatur sendiri.Aku merasa lamunanku sudah mengembara terlalu lama.Sampai-sampai nada dering sendiripun terasa sangat mengejutkan. Hampir saja gawai keluaran terbaru yang kubeli dari hasil usahaku berjualan online terjatuh. Kriing..kriing lagi...duh mahluk macam apa ini malam-malam misscall berkali-kali.

"Dasar tak tahu diri," rutukku ketika mendengar krang..kring..krang kring..

"Maksa banget siih",kulihat lagi layar gawaiku dengan enggan.Duduk sendirian,malam-malam ,gelap juga bukanlah hal yang menyenangkan.Apalagi diganggu dengan bunyi gawai berkepanjangan.

Kulihat sejenak,astaga, rupanya misscall tadi dari ojek online yang kupesan untuk menjemputku malam ini. Dia bingung mencari posisiku ,kulihat di seberang jalan sana ada seseorang berjaket hijau lengkap dengan helmnya sedang celingak-celinguk seperti mencari sesuatu.

"Mas ! Mas!.saya disini",teriakku memecah kesunyian.Seketika itu juga mas ojek menoleh padaku. Dengan tergesa gesa dia hidupkan motornya dan menuju ke arah tempat dimana aku berdiri.

Sambil mendekat ke arahku ,sangat jelas kudengar gerutuannya,"Mbak,dari tadi beberapa kali saya telpon kok tidak diangkat? Saya kira saya tersesat.Hampir saja saya pergi jika mbaknya tidak segera memanggil saya."

"Maaf mas,saya tidak tahu kalau misscall itu dari aplikasi yang saya gunakan.Saya kira orang lagi iseng yang ingin mengganggu saya.Saya khan khawatir ,apalagi sendirian seperti ini," jawabku terbata-bata menutupi rasa bersalahku yang telah membiarkan si mas ojek harap-harap cemas mencari calon penumpangnya.Gara-gara tadi aku melamun,mengembara,membawa hatiku kemana-mana.Jadinya begini deh,bikin mas ojek online sedikit naik darah.

"Saya lebih khawatir lagi mbak ,kalau saya itu menerima pesanan dari mbak Kunti yang lagi gentayangan.Mana tempatnya sepi,malam Jumat Kliwon lagi,menyeramkan.Apalagi saya telpon berkali-kali tidak diangkat,"

"Hmm..masih jengkel rupanya mas ojek ini",batinku.Oklah,aku enggan untuk meladeninya malam ini.Aku ingin segera menuju rumah kontrakan yang seminggu lalu sudah aku sewa dan sudah kuisi dengan beberapa perabotan seadanya yang kubawa dari rumah cinta.Ah..rumah cinta?Sepertinya sudah berubah menjadi rumah petaka.

Tanpa banyak bicara lagi aku bawa tasku,dan mas ojek online segera membantuku mengangkat dan meletakkan koper di depan serta mengapit dengan kedua kakinya supaya koperku aman.Akupun mengambil helm yang sudah tersedia,kemudian duduk manis dan mas ojekpun melesat ke tempat tujuan yang sudah disepakati bersama.Seumur-umur aku tidak pernah berboncengan dengan laki-laki yang bukan mahramku.Tapi ini terpaksa,aku tidak mungkin meminta pertolongan teman-temanku .Saudarapun aku tak punya.Benar-benar sendiri aku di kota ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerpen yang keren. Sukses selalu dan barakallahu fiik

02 Oct
Balas

Terima kasih..Sebenarnya itu cerbung siih..Hanya g ada pilihan itu..hehe

02 Oct
Balas

Keren banget Bun cerpennya. Sudah saya follow Bun

04 Oct
Balas



search

New Post