Sudibdya Santosa

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tak Lelo lelo lelo ledung...Dibyo nulis pada bingung...

Tak Lelo lelo lelo ledung...Dibyo nulis pada bingung...

“Sudah tiga ratus kata untuk mengomentari foto ini?

Belum ternyata saudara-saudara! Kalau dihitung baru ada dua puluh tiga kata sampai kalimat terakhir ini.”

Yah..itulah seloroh dari tugas hari ini. Tugas awal menjadi penulis pemula, tugas yang saya bilang mudah mengatakan tetapi ternyata sulit dilakukan, meskipun demikian, tetap saja saya ngalor ngidul apa yang terlintas dalam pikiran saya, saya tulis di layar ini. Itung itung bisa menambah beberapa karakter sampai tiga ratus kata...he,...he..

Oh, iya...ngomongin soal foto, bagaimana ya...ini juga panitianya ngaco kali, masa kita para peserta diminta untuk mengomentari foto kita sendiri...ya mau gimana lagi? Padahal di luar sana paling suka ngomentari kehidupan orang lain, tapi sulit untuk mengomentari diri kita sendiri (di luar sana lho bukan di sini). Mungkin kalau kita dengar istilah jawa ”mbok yo ndeleng githok” atau kalau anak jaman sekarang bilang “kaca..mana kaca”.

Baiklah anyway busway...saya coba mengomentari foto saya sendiri..kalau mungkin ada yang gak pas ya dipas-pasin saja ya..kalau kurang ya ditambahi, kalau lebih ya dikurangi ya tidak apa-apa “kaya sama siapa saja”. Okelah kita mulai dari mana ini, hmm..jidat, hidung yg kaya klakson, apa dari mana, he..he..kalau fisik saya kira semua bisa ya menilai meskipun sebernarnya relatif kesukaan masing-masing. Seperti orang naik motor, ada yang suka motor bebek, motor sport, ada yang suka juga dengan motor matic (tapi jangan tiru emak-emak yang sein kiri belok kanan ya...).

Ya, tanpa tedeng aling-aling saya perkenalkan nama saya Sudibdya Santosa, sebuah nama kecelakaan dari lahir, kenapa kecelakaan? Karena menurut analisis saya (dengan gaya Butet Sentilan Sentilun) ini kesalahan banyak pihak, mengapa? Ya mungkin karena bayi yang satu ini belum mandiri buat akta di kelurahan sendiri. Ketika saya lahir, ayah saya datang ke kelurahan dan meminta untuk dibuatkan surat lahir (brewis) dengan nama Sudibyo Santoso, tetapi ternyata di brewis tertulis Sudibdyo Santoso, dan tarrrrraaa akta kelahiran saya sudah jadi dengan nama Sudibdyo Santoso (dari sini sudah dimulai kesalahan pertama dengan ditambahi huruf d). Nama dalam akta lahir itu hanya bertahan sampai saya kelas 6 Sekolah Dasar. Mengapa demikian? Ternyata setelah lulus saya menerima ijazah dengan nama Sudibdya Santosa (dari awal lahir sampai disini berati sudah mengalami dua kesalahan yang tadinya huruf “a” diganti dengan huruf “o”). Bukan main bapak saya marah waktu itu, tetapi saya tidak tahu mengapa bapak marah waktu itu, ternyata setelah diselidiki bapak saya tidak punya uang untuk mengurus kesalahan penulisan itu sampai Semarang. Lucu memang nasib nama saya ini, tapi saya ingat William Shakepeare “Apalah arti sebuah nama”, mekipun mawar kalian beri nama (maaf) kentut, tetap saja wanginya akan tetap harum tidak terpengaruh namanya.

Nah, sudah berapa kata teman-teman pembaca? Empat ratus lebih!!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hebaat Hebaat, lanjutkan ! Tulis bhw kita sedang tidak bisa menulis

10 Sep
Balas

wah bocor alus tenan..nanging konco tenan wong iki...sepi ing pamrih rame ing gawe..

10 Sep
Balas

Rame omonge

10 Sep

Rame omonge

10 Sep

Rame omonge

10 Sep

Rame omonge

10 Sep

Anoman obong pokoke...

10 Sep
Balas

Sdh mentok..tok...tok...ha..ha...

10 Sep
Balas



search

New Post