Tantangan Menulis hari ke-360

GENANGAN KENANGAN

Waktu melesat seakan terbang dengan kecepatan pesawat supersonik. Semua yang pernah terjadi hanya sekedar kenangan. Perjalanan hidup yang paling berkesan adalah saat fase remaja dan dewasa awal. Aku merindukan persahabatan saat usia remaja. Aku kangen petualangan seru waktu menjadi pasukan putih abu-abu. Saat itu dunia tampak indah tanpa perseteruan. Jiwa polos kita merasa senang bila guru berhalangan mengajar. Kita disibukkan dengan buku pelajaran. Jaman itu belum ada gawai, hanya ada pesawat telpon. Layanan TV swasta baru satu dua mengudara. Generasi kita akrab dengan penataran Pancasila setiap berganti jenjang pendidikan. Kamera berisi gulungan film yang menemani saat ada acara. Kita adalah generasi yang menjadi saksi hidup jatuhnya rezim Orde Baru saat menjadi mahasiswa. Kita turun ke jalan membawa suara rakyat. Kita merasa hebat saat itu. Rezim berganti, tak terasa kita merindukan masa muda.

Tahun 2021 tepat dua dekade kita menjadi kaum pekerja. Kita berubah dari macan yang mengaum garang menjadi domba yang tersesat. Kita terjebak dalam gaya hidup materialistik. Kita menjadi pemuja dunia. Kita berlomba menjadi hamba uang. Uang menjadi tolok ukur suatu pencapaian. Kita sibuk mencari pengakuan. Kita terjebak dalam hingar bingar media sosial. Kita mudah terpancing isu tanpa menimbang fakta. Kita lupa merawat nalar dan bersikap arogan. Kita begitu takut kehilangan fasilitas dan kesejahteraan. Kita mengabaikan suara kebenaran yang menggedor jiwa. Nafsu telah membutakan mata batin kita. Kita menjadi mudah mengumbar tutur lengah menjaga akur. Kita terhenyak saat pandemi menyerang tiba-tiba. Kita sibuk melakukan adaptasi dan adopsi teknologi. Kita mengalami transformasi digital. Kita dipaksa berubah oleh zaman.