AKU PEREMPUAN PENAKLUK SANG TAKDIR (Bagian 1)
Selasa, 11 Nopember tepat ba’da Dzuhur suara tangisan terdengar menyapa alam dunia, Senyum bahagia terpancar dari seorang Ibu muda memeluk dan menciumi tubuh mungil, berkulit kuning langsat dan bermata bulat bening.
Ujung Pandang kota yang kini berganti Makassar aku lahir di sana, Sang Pencipta menggariskan hidupku menjadi seorang anak perempuan sulung, dari pasangan yang sudah lama mendambakan kehadiran anak, Ayah berasal dari kabupaten yang terkenal di Sulawesi Selatan dengan julukan Panrita Lopi, Ibu berdarah Jawa dari Kota Pahlawan.
Kusimak cerita Bibi dengan seksama, Ibu bukanlah wanita pertama yang hadir dalam kehidupan Ayah, Ibu sebagai pelengkap hidup Ayah yang mengharap keturunan, entah ikatan mereka berdasarkan rasa cinta atau hanya sekedar ingin menghadirkan buah hati.
Ibu sangat tulus berjuang untuk membahagiakan Ayah, mengikuti semua keinginan keluarga Ayah, Kadang keluarga Ayah membawa Ibu berobat ke tempat yang sangat jauh, tak jarang terlontar kalimat mengancam akan mengembalikan Ibu ke orangtuanya jika tidak memberi keturunan.
Tahun kelima Doa Ibu dikabulkan oleh Sang Pencipta, benih-benih pertanda buah hati sudah hadir di rahim Ibu. Inilah kebahagiaan yang sangat berarti membuktikan Ibu bisa menjadi perempuan yang sempurna.
Bersambung...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar