RASULULLAH MUHAMMAD MENDIDIK UMAT (3)
LEMAH LEMBUT KEPADA MURID
Bismillahirrohmanirrohim,
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,
Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang artinya, ” Maka disebabkan rahmat (kasih sayang) dari Allah-lah engkau berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka telah menjauh dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Lalu, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” (QS. Ali ‘Imran:159).
Ayat ini menunjukkan karakter-karakter penting bagi kepribadian pendidik, yaitu: kasih sayang yang lemah lembut, bukan sikap keras atau kasar yang menghancurkan hubungan bersama yang positif, meskipun sang murid pernah berbuat salah. Hubungan timbal balik haruslah selalu kuat. Hubungan timbal balik haruslah selalu kuat, dan kekuatannya hanya bisa berjalan dengan kokoh dengan memaafkan dan bersikap lemah lembut. Karakter berikutnya adalah mengindahkan kehormatan, kepribadian dan kepentingan murid - “dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu” – karena seseorang tidak akan belajar kecuali dia menyukai gurunya dan hubungan cinta hanya akan tumbuh bahagia dengan saling menghormati.
Rasulullah Muhammad ﷺ adalah pribadi yang mencintai kelembutan dalam segala urusan. Rasulullah Muhammad ﷺ bersabda yang artinya, “Tidaklah kelembutan berada pada suatu urusan melainkan ia memperberat timbangannya.” (HR. Bukhari). “Barang siapa mengharamkan kelembutan, berarti ia mengharamkan kebaikan seluruhnya” (HR. Muslim).
Wallahua’lambissawab..
Mudah-mudahan apa yang ditulis ini dapat memberikan bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Mudah-mudah tulisan ini menjadi ilmu yang bermanfaat dan membuahkan amal shalih, meskipun tulisan ini bukan sesuatu yang sempurna. Mudah-mudah dengan terus belajar, penulis dan pembaca yang dirahmati Allah Subhanahuwata’ala akan terus mendapatkan ilmu yang shahih dan InsyaAllah dapat mengamalkannya.
Barokallahu fikum.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,
Kitab Rujukan:
1. Al-Quran dan Terjemahannya. Terbitan Departemen Agama.
2. Al-Hafizh Ibnu Katsir, “Al-Qur’an Al-‘Azhim” Kitab Tafsir. Penerbit Imam asy-Syafi’i. 1437 H.
3. Ibnu Hajar al-‘Asqalani. “Fathul Bari, Syarah Shahih al-Bukhari: Kitab Ilmu” Jilid 2/35. Penerbit Imam Asy-Syafii. 2018.
SMK Negeri 3 Tuban, 14 Nopember 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
sukron, ustadz... sangat menginspirasi. SRA.. salam literasi..