BAHTERA HATI
Allah Subhanahuwata’ala Maha Indah, Maha Mulia, Maha Tinggi dan seluruh sifat mulia yang tidak dimiliki oleh makhluk-Nya. Oleh karenanya setiap manusia yang lebih dekat dengan-Nya akan menjadi lebih indah, lebih mulia dan lebih tinggi kedudukannya dibandingkan yang jauh dari-Nya. Untuk mendekatkan diri kepada Allah dan dapat menerima semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya maka manusia diberi otak dan hati untuk berpikir dan merasakan. Allah menciptakan hati pada manusia dan menjadikannya sebagai tempat untuk memahami, mencintai, dan menjalankan kehendak-Nya.
Allah Subhanahuwata’ala berfirman, “Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk, dan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinggi, dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,” (QS. An-Nahl:60). Firman Allah Subhanahuwata’ala, “Dan Dialah yang mencipatakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih bagi-Nya. Dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi, dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ar-Rum:27). Allah Subhanahuwata’ala berfirman, “Dia tidak menyerupai sesuatu apapun.” (QS. As-Syura:11).
Dari ayat di atas, perumpamaan yang paling bagus adalah ketika hati manusia hanya diliputi kecintaan kepada Allah Subhanahuwata’ala laksana kita berada di tengah lautan dengan ombak yang tinggi, angin yang kencang, maka manusia itu akan tetap dalam keadaaan tenang karena semata-mata kecintaan dan hidupnya dipasrahkan untuk Allah Subhanahuwata’ala semata. Dengan hati yang selalu bersih, selalu suci, selalu jauh dari kotoran, maka hatinya seolah bahtera yang akan selalu menemukan pemahaman, kecintaan, dan kebutuhan akan tujuan akhirnya di akhirat kelak. Sebaliknya jika hatinya tidak bersih, tidak suci, dan tidak jauh dari kotoran maksiat, maka derajatnya akan turun di tempat terendah karena semata mencintai dunia, terlalu mengharapkan dunia, serta memuja-muja dunia semata. Maka akan sempit dan gelaplah hatinya, sehingga jauh dari rahmat dan berkah serta hidayah Allah Subhanahuwata’ala.
Al-Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dari Rasulullah Muhammad ﷺ bersabda, “Jika cahaya masuk ke dalam hati, maka ia akan menjadi terang dan luas.” Mereka bertanya, “Apa tanda-tandanya wahai Rasulullah,” Beliau menjawab, “Mendekatlah diri kepada negeri yang abadi, menjauhkan diri dari negeri yang fana, serta mempersiapkan diri untuk mati sebelum kematian menjemput.” (HR. At-Tirmidzi).
Cahaya yang masuk ke dalam hati manusia adalah cahaya dari Allah Subhanahuwata’ala, sehingga hati menjadi luas dan terang. Sebaliknya jika tidak memahami Allah dan tidak mencintai-Nya maka hati manusia akan menjadi gelap dan sempit. Allahumustaan.
Kitab Rujukan:
1. Al-Quran dan Terjemahannya. Terbitan Departemen Agama.
2. Al-Hafizh Ibnu Katsir, “Al-Qur’an Al-‘Azhim” Kitab Tafsir. Penerbit Imam asy-Syafi’i. 1437 H.
3. Ibnu Hajar al-‘Asqalani. “Fathul Bari, Syarah Shahih al-Bukhari: Kitab Ilmu” Jilid 2/35. Penerbit Imam Asy-Syafii. 2018.
4. Imam Al-Bukhari. “Kitab Al-Adabul Mufrad”. Pensyarah Syaikh Dr. Muhammad Luqman as-Salafi “Rasysyul Barad Syarh al-Adabil Mufrad”. Penerbit Griya Ilmu. 2009.
5. Ibnul Qayyim al-Jauziyyah. “Al-Fawaid”. Penerbit Qisthi. 2012.
6. Ibnul Qayyim al-Jauziyyah. “Thibbul Qulub”. Darul Qalam.
Catatan: Dengan tidak mengurangi hikmah dari tulisan ini, karena kelemahan ilmu dan perangkat penulis tentang penulisan huruf arab maka pada tulisan ini tidak dituliskan tulisan Arabnya. Untuk melihat sumber asli tulisan Arab dapat dilihat pada Kitab rujukan di atas.
SMK Negeri 3 Tuban, 23 September 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Jazakallah khairan Pak Sucipto, khas buah pe nanya. Barakallah Aamiin.
Mantap pak. Sukses selalu ya pak
Masya Allah, terima kasih sudah mengingatkan bapak...salam
mantap Pak. Salam kenal dan salut. Bapak Hebat
Mantap ulasannya pak, mencerahkan jiwa. Sukses selalu pak. Barakallah
terima kasih pa ilmunya