Suci haryanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pijakan Pertama Untukku(gurusiana 109)

Rumah ini sangat sederhana, dinding dan lantai hanya berupa semen. Jendela dan pintu dari kayu yang belum divernis, lumayan untukku sendiri, ada dua kamar tidur, ruang tamu, ruang tengah untuk menonton televisi, dapur yang masih beralas tanah, dan kamar mandi. Seperti rumah pada umumnya, semua nampak sangat asri dengan banyak jendela, dan rumah tanpa plafon langsung bisa melihat genteng yang terbuat dari tanah liat, sangat nyaman dan sejuk meski tanpa AC sebagai pendingin, suhu ruangan disin sudah cukup dingin, ada yang menarik perhatianku, saat aku hendak mandi, membersihkan tubuhku dari keringat, air dari bambu tidak berhenti mengalir, mengisi kolam yang berukuran cukup besar. Air ini langsung dari pegunungan, sangat dingin dan bening, ini sungguh luar biasa buatku. tidak pernah kutemui kamar mandi seperti ini. Di Jakarta air harus benar-benar hemat karena pakai Pam. Disini air mengalir begitu saja, baik digunakan atau tidak. Brrrrrr! aku tidak berani berlama-lama, khawatir kedinginan.

“Tari, sudah siap? Ayo kita kembali kerumah Pak Kasman! Sudah ditunggu warga! Kita akan makan bersama!” ucap Mama tepat di depan kamarku, dari nada suaranya mama seperti tidak sabar, mungkin mama lapar! Baiklah, secepatnya kumenemui mama dengan rambut yang kubiarkan tergerai, aku mengunakan celana levis dan kemeja merah marron, dengan make up tipis, menutupi bawah mataku yang sedikit pucat. Tapi ada yang aneh, mengapa ada bercak darah disapu tanganku. Mimisankah? Kuperiksa hidungku yang terbilang unik karena mancungnya bukan layaknya mancung orang Indonesia. Bersih, tidak ada tanda-tanda aku mimisan. Aku memang sedikit batuk selepas mandi. “Astaga….!darah ini dari mulutku!” Apakah ini salah satu gelaja yang keluar dari virus itu? Apakah kondisi ini akan memperburuk keadaanku? Hufffff! Sudahlah kuatkan Mentari. Ingat kamu harus kuat! Segerah kubuka pintu kamar depan yang sekarang menjadi kamarku.

“Ayo ma, Tari sudah siap!” kataku mantap, sambil mengandeng tangan mama. Sungguh ini tempat yang sangat luar biasa buatku. Lingkungan yang asri.

“Kamu suka Tari?” mengelus pipiku mama seperti penuh harap kepadaku, aku mengerti mama seperti enggan meninggalkanku sendiri disini. “kamu tidak perlu khawatir akan datang satu RO untuk membantu kamu disini!” mama melanjutkan kata-katanya, sebelum aku menjawabnya.

“Tari suka Ma, disini asri dan penduduknya ramah. Semua sangat natural disini, airnya itu lohh ma…..brrrr dingin! Tari nda berani lama-lama dikamar mandi..hi..hi.hii! serius ma? Akan ada RO yang membantuku? Hmmmmm Mama bercanda nih!” candaku, mama hanya mencubit hidungku yang unik, seperti artis Korea. Ustt…! Itu kata Mamaku loh!.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ceritanya.. Salam

01 Jul
Balas



search

New Post