Jika mengingat dahulu, rasanya sedih sekali. Disaat orang lain, sekolah dengan berbahagia. Aku justru sedih, karena melihat kondisi orang tua yang sulit.

Bekerja pagi dan sore, dengan gaji yang pas-pasan. Namun, itu semua mereka syukuri. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Bahkan dahulu, aku sangat ingat kejadian ini. Jika ada praktek renang dalam pelajaran olahraga, mengharuskan siswa-siswi membayar agar dapat mengikuti praktek.

Jika teman-teman lain membayarnya sebelum hari pelaksanaan, justru aku sebaliknya. Karena kondisi keluargaku yang sulit. Membuat aku membayarnya di hari pelaksanaan praktek. Dan yang harus aku syukuri, gurupun mengizinkannya.

Dan dahulu, untuk membeli buku tulis saja, mengharuskan aku menunggu beberapa minggu agar dapat membeli. Sedih sekali rasanya mengingat dahulu.

Saat ini, diriku sudah bekerja. Aku merasakan semua apa yang dirasakan orang tuaku dahulu. Bahwa mencari uang itu sungguh sulit, butuh perjuangan dan pengorbanan yang besar.

Mental dan tenaga akan diuji. Karena setiap insan yang kita temui pasti akan memiliki karakter yang berbeda. Ada yang suka dengan kita, bahkan ada yang sebaliknya. Ya begitulah, hidup. Selalu ada suka dan duka.

Namun, ingatlah. Bahwa kebesaran dan kelapangan hati akan menguatkan. Kesabaran dan keikhlasan membersihkan jiwa. Dan perilaku baik akan terus memberikan jalan terbaik.

Maka dari pelajaran itu semua, aku banyak belajar. Bahwa saat ini aku harus belajar dan bekerja dengan sungguh-sungguh. Cita-cita di depan mata. Berhenti dan menyerah adalah bukti kegagalan.

Jangan sampai tantangan serta rintangan menghambat perjalananku menujunya. Keluargaku adalah semangatku. Aku adalah penerusnya. Dan aku ingin membuatnya bahagia dengan keberhasilanku.

Bismillah..

Tantangan Hari ke-70

Bekasi, 16 Juni 2020

Salam literasi,

Subhan Maulana