Kalau Bukan Kamu Siapa Lagi, Dasar Kus Ti

*****

Pagi itu seperti biasa rutinitas pertama ku adalah menyiapkan sarapan untuk aku sendiri

Niat hati yang sudah lama tidak menikmati nasi goreng rasanya akan terobati, karena dipagi yg cerah ini aku ingin mencoba lagi memasak nasi goreng ala Pemangkat dan ala Jungkat, kalau sudah dimasak di angkat langsung di sikat.

Semua peralatan masak sudah aku cuci. Tak lupa aku menyiapkan semua bumbu dan rempah yg sudah tersedia ditempat biasa. Nasi goreng terasa lebih enak kalau dikasih dengan ikan teri yang sudah digoreng. Pasti rasanya tambah gurih, apalagi ditambah dengan kecap manis dan tumbukan cabai yg lumayan pedas. Setelah semua bumbu sudah siap, tiba saatnya mencuci ikan teri untuk di goreng. Tapi ayal, apa yang terjadi ikan teri yang tadi malam masih saya lihat dan saya simpan di atas meja. Tiba tiba raib alias hilang. Awalku mengira mungkin kucing yang memakannya, ataupun saya yg lupa menyimpan nya. Aku pun tak tinggal diam, ku cari keberadaan makanan lezat itu, mataku menoleh ke sana ke mari dan kakiku berjalan menuju sudut sudut rumahku. Tak lama kemudian aku menemukan tumpukan ikan teri yang sudah berceceran di sana sini, kantong pembungkusnya sobek digigit oleh Monster kecil yang bernama Kus Ti. Kus Ti adalah gelar baru kepada tikus yang rakus lagi tidak punya hati. Aku jengkel bukan main, karena ikan teri yang hendak aku masak tidak bisa dipergunakan lagi. Ia sudah bercampur dengan debu dan tentunya kotoran kotoran bekas gigitan si tikus. Aku juga takut kalau aku paksakan memakan ikan teri itu bisa terkena penyakit tipes yang membahayakan. Langsung saja tanpa pikir panjang kantong putih berisi ikan teri aku buang dibelakang rumah. Seminggu kemudian hal ini aku ceritakan kepada mantan pacarku, maksudnya istri. Ia ketawa geli dan menyarankan aku untuk membeli tempat menyimpan makanan yang aman dari tikus. Aku pun mengikuti sarannya. Sudah tiga tempat yg mana menyimpan makanan di rumahku.semua ku beli di toko di Singkawang. Tak lama berselang setelah kejadian itu dua bulan kemudian aku dikejutkan dengan peristiwa yg juga aneh menurut ku. Mengapa aneh, karena dalam WC aku menemui baju bola kesayanganku yang terselip disela sela lubang pembuangan air. Sontak saja aku menarik dan membersihkan baju itu. Ku pandangi semua bagian baju itu dari bawah sampai leher. Apakah ada yang sobek atau tidak. Ternyata Alhamdulillah baju kenangan ku ketika muda dulu tidak koyak dan sobek sedikitpun, aku sangat terhiris pilu jika sampai baju itu sobek apalagi hilang. Karena menurutku itu adalah kenangan terindah yang masih ku abadikan. Baju itu di beli di Pontianak oleh teman ku bernama Joniardi dan Armu. Mereka membeli baju itu karena pada waktu itu kami ingin mengikuti turnamen sepakbola tarkam di desa yang bersebelahan dengan desaku. Aku yang waktu itu masih sangat belia, juga tak mau ketinggalan untuk mengikuti turnamen itu. Aku pun di plot menjadi pemain inti pada posisi bek kiri. Tim kami bermain cukup baik dan pada akhirnya kami harus mengakui kekuatan lawan karena kalah dengan agregat 5-2.

"Ah sudahlah baju ini tidak apa apa" aku pikirku" aku pun menyimpan kembali baju kostum yang mempunyai banyak kenangan itu. Didalam hatiku cuman berkata, aku harus hati hati menyimpan semua barang di rumah ini, karena ada monster kecil yang bisa memindahkan dan mengangkat barang manusia.