Rumahku Istanaku

Tak ada tempat kembali seindah rumah, tak ada tempat pulang sesejuk rumah, tak ada tempat berlindung seaman rumah, tak ada tempat berbaring senyaman rumah, tak ada tempat bersenda gurau dan meletuskan tawa seramai rumah, tak ada cahaya terang seterang rumah dan isinya.

Rumahlah tempat segala bahagia diletuskan, bersama keluarga ada mata air bahagia yang terus tercurah sampai ke hati. Mata air itu membanjiri segala ruang indah dalam keluarga. Keluargalah segala harapan kita benamkan, kita rawat, kita bangun. Sebab keluargalah yang membuat kita abadi bahkan setelah kita tak ada lagi.

Saya dan suami beraktifitas sejak pagi, sejak Senin hingga Jumat, pagi beranjak meninggalkan rumah, anak-anak demikian pula, dengan seragamnya mereka mengejar ilmu, sebagai khalifah di muka bumi, kami berkejaran dengan masa depan dan menjawab rahasia yang Allah kirimkan. Sore kami kembali ke rumah, beban berat dari kantor dan sekolah kami simpan di lemari dan sudut sudut kamar, lalu kami membasuk badan , bertemu di halaman dan kami memecah segala sunyi, meminum segelas the panas dan bolu kukus sebagaitemannya, tiga anak kami yang jagoan mengisahkan hidupnya seharian, ada kisah lucu dan membuat tertawa, ada kisah sedih membuat kami belajar, ada kisah indah membuat kami bersyukur. Setelah itu kami berkejaran di halaman dan mereka bermain bulu tangkis sambil berteriak heboh. Maghrib dan Isya kami berjamaah dan makan malam bersama.

Sungguh kami membunuh segala lelah dalam canda tawa itu, sungguh kami lepas dari jerat kantor dan tugas, sungguh kami memecah segala sepi segala sunyi. Alangkah nikmat bersama keluarga, alangkah indah, alangkah membahagianya.

Keluarga adalah taman luas yang di tengahnya ada danau dan dikelilingi pohon rimbun, daunnya cukup menahan cahaya matahari masuk berlebih, atau hujan rintik, sehingga sejuknya bisa terjaga dalam panas dalam dingin. Orang-orang hanya bisa melihatnya dari luar dan berkesimpulan apa saja. Tapi bagi kami keluarga adalah kesegalaan dalam kehidupan, adalah taman yang indah dan tempat pulang terbaik.

Jadikan rumah sebagai tempat ternyaman, buang segala amarah yang membuat orang dalam rumah tidak nyaman apalagi sampai tidak betah. Bahagia itu sesederhana yang kau pikirkan. Bahagia itu jika kita selalu bersyukur atas apapun bentuk kasih sayang Allah SWT, dan dimanakah kau bisa menemukannya ? Keluargalah jawabannya.

Ima Fatimah

#TGM_30H#

#Mari berkarya#

#H_28#