St. Fatimah Achmad

Mengajar dengan Ilmu, Mendidik dengan Cinta, Melatih dengan Hati. Jadikan semua tempat adalah sekolah, belajar dan terus belajar dan nikmati sebaik-baik caramu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Rindu Dan Tiket ( Pentigraf 3)

Rindu Dan Tiket ( Pentigraf 3)

RINDU DAN TIKET

Rian mendapat tugas baru dari kantornya, dan itu yang membuatnya berpisah dengan kekasihnya. Tak bertemu Salma selama 2 bulan adalah rindu yang mendera dan menyerang cinta, ia memupuk rindu itu dengan subur, dan kadang membuat airmatanya mengalir tanpa perlu diundang. Kadang dalam keadaan puncak rindu, ia hanya menangis dan menuliskan puisi rindu dalam keterbatasannya. Beberapa kali Salma juga menangis ingin bertemu segera.

Setelah mencoba minta izin, datanglah harapan bertemu, ia mendapat izin pulang ke Salmanya, Jumat sore dia bisa pulang. Walau tiket tak ditanggung perusahaan karena izin belum waktunya, Rian tetap berusaha , walau harga tiket harganya setinggi langit, tapi rindu kepada Salma membuat semuanya murah, semuanya mudah. Baginya berenangpun ia akan tempuh untuk menuntaskan rindunya. Dia pun memesan tiket yang harganya hampir 3 juta itu, Jumat sore pukul 16.33 boardingnya sesuai schedule. Betapa bahagia Salmanya mendengar dia akan pulang. Cerianya terasa , ancaman akan putus seperti hilang, rasa bosan Salma dalam menunggu menghilangkan keputusannya sendiri.

Jumat sore ia ke Bandara, Jaket kulit warna coklat milo kesukaannya ia jadikan kostum mudik yang utama, dia sudah mengirim pesan agar dijemput dua jam setelah pesawat take off. Dengan percaya diri dia memasuki gerbang kedatangan di Bandara dan langsung check in di counter maskapai penerbangannya,” Maaf, pak, tiket bapak terschedule hari Jumat depan, Pak.” Mendengar itu wajah Rian memerah, matanya menatap tiket dan tertera tanggal minggu depan memang. Ia teriak sejadi jadinya, tapi dalam hatinya ia menangis , ia tertunduk merangkul kedua kakinya. Rindunya hancur tak tuntas, bayangan Salma semakin  jelas, tapi kali ini dengan wajah marah. Dia melihat kekasihnya mengeluarkan taring hendak menerkam dan mencabik cabiknya. Rian lalu diam, diam dan menangis saja.

 (rindu yang tertunda)

 

Ima Fatimah

Juni 2020

 

#TGM_30H#

#Mari Berkarya#

#H_23#

 

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow...saking rindunya tak pokus lihat jadwal terbang he...he...keren saya suka tulisannya bun

04 Jun
Balas

Alhamdulillah makasih ibu Evi..semoga selalu sehat

04 Jun

Mantap

04 Jun
Balas

Terima kasih Ibu Sasra

04 Jun

Rindu bikin lebay ya bu.

04 Jun
Balas

Kadang kadang Bu

04 Jun

Semangtki Bu guru

04 Jun
Balas

Semangat sekalima ini Pak Guru

04 Jun

Kereeewn habisss

04 Jun
Balas

Siapa yang keren kanda. Pannasssai

04 Jun



search

New Post