Mendengar Kata perpustakaan hatiku pilu, hatiku ingin menjerit tatkala melihat perpustaan sekolahku yang sunyi nan sepi bagaikan tak berpenghuni. Tak ada siswa yang duduk santai menikmati seteguk ilmu di sana. Mereka lebih bahagia menikmati es dan jajanan kecil di warung Mang Ujang. Ya, mereka lebih bahagia disana dari pada di gudang ilmu yang dimiliki di sekolah kami.

Sekolah kami bukan tidak mengikuti program literasi. Program pemerintah 15 menit membaca sebelum pembelajaran di mulai. Bahkan anak-anak sangat antusias. Begitu bel berbunyi mereka berlarian mengambil buku yang sudah di sediakan di ruang pojok literasi sekolah. Pojok literasi yang ada di setiap kelas masing-masing. Anak-anak asyik menikmati buku cerita yang mereka bawa dari rumah. Siswa akan bergantian membaca dan saling tukar dengan buku teman yang lain. Mereka bahagia membaca buku cerita bersama-sama. Bersama teman dengan didampingi guru kelasnya

Ya sepertinya literasi ini perlu dipupuk, perpustakaan sekolah perlu kami poles agar kumbang dan kupu siap hinggap dan meneguk sari-sari ilmu yang masih menumpuk. Hanya sekedar menjadi pajangan sebatas syarat bahwa sekolah harus ada perpustakaan. Ya perpustakaan sekolah kami seperti mati suri. Sunyi, sepi, bagaikan tak berpenghuni.

Penasaran ingin tahu bagaiman metamofosis perpustakaan kami, jangan kemana-mana. Tunggu aku disini, besok aku kan kembali .