Sri Yuniati

Lahir dan besar di Jogja. sekarang tinggal di Magelang, mengajar di sebuah Madrasah di Temanggung. Bismillah, bergabung dengan gurusiana, berharap ketularan il...

Selengkapnya
Navigasi Web

Perjodohan Sari (Bagian 6)

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wa Barokaatuh

#tantanganmenulis15

Oleh

Sri Yuniati

Genap dua bulan Sari berada ditengah-tengah keluarga pakdenya, kakak dari bapaknya. Kini ia harus berpikir banyak kali untuk meneruskan rencananya mencari kerja di sini. Di satu sisi banyak peluang pekerjaan di sini, tetapi disisi yang lain ia harus segera pulang ke Jawa menuruti permintaan bapaknya. Sari dilanda gundah yang amat sangat, dalam sholat-sholat malamnya selalu dia memohon petujuk Gusti Alloh, mana yang terbaik untuknya, semoga diberi jalan kemudahan menuju pilihan takdirNya. Sungguh ketika berada dalam puncak kegundahannya selalu dia berpasrah total padaNya, karena ia yakin Gusti Alloh telah menyiapkan solusi terindah.

“Lek, gimana rencana mau kerjanya, mau dilanjutkan”, Tanya Agus yang sengaja datang ke rumah kakeknya sore itu.

“Lha memang kemaren mbah Mandor pesan apa, bulik kok jadi bingung” jawab Sari

“Memang bingung knapa to lek”

“lha itu ijazahnya dikirimkan, tapi aku disuruh pulang juga, gimana coba” Sari cemberut.

“O ituu too…ha..ha..” Agus tertawa lebar, seakan ada yang lucu saja.

“O iya, kemaren aku lali lek mau menyampaikan pesan mbah kakung, ijazah itu tidak boleh digunakan untuk mencari kerja disini”ujar Agus menyampaikan pesan untuk Sari.

“E alaah...kok mbah kakung ki aneh yo, dadi mung nglegani aku yo”

“O iya, liburku habis sepekan lagi ya lek, nanti kita pulang bersama”ujar Agus memohon pada Sari.

“Lha kok tinggal sepekan ya aku di sini” kaget Sari, ternyata tidak banyak waktu lagi untuk sekedar memasukkan lamaran pekerjaan.

#

Akhirnya tibalah saatnya Sari harus pulang, meninggalkan keluarga besarnya di Muara Tebo. Tas bawaan Sari ada tiga tas besar dan satu tas tenteng, banyak saudaranya yang menitipkan oleh-oleh untuk bapaknya dan untuk beberapa keluarga di Jawa, yang paling banyak titipan berupa kopi. Kata pak Mandor memang kopi dari Jambi rasanya beda, nikmat luarbiasa, sampai-sampai pak Mandor pernah bilang pada Agus, “ kalau mau ngasih oleh-oleh nggak usah macem-macem ya, cukup kopi saja”.Karena penasaran Sari pernah mencoba membuktikan kelezatan kopi Jambi, tapi tidak dia temukan, hanya pahit saja, mungkin karena memang dia bukan penggemar kopi.

Sari sudah selesai memasukkan semua titipan oleh-oleh dari saudaranya ke dalam satu tas besar, segera dibawanya tas-tas ke dalam mobil yang akan mengantarnya menuju agen bis Putra Remaja di kota Jambi. DariDesa Muara Tebo sampai kota Jambi masih harus ditempuh dengan kendaraan darat selama enam sampai tujuh jam, melewati perkebunan kopi, perkebunan sawit dan juga karet, sedikit saja menemui lampu merah.Rencananya Sari dan Agus akan berangkat pukul Sembilan pagi ini. Saudara-saudaranya sudah berkumpul di rumah pakde Kimin untuk nguntabk kepulangan Sari, ini yang membuatnya sangat terharu, begitu baik semuanya.

“Hati-hati di jalan ya Sari, semoga lancar sampai rumah, salam untuk lik Mandor”pesennya yu Kom, anaknya pakde nomor tiga.

“Ojo kapok yo, sok mrene maneh karo suamine ya lik” Dewi menyalamiku dengan terharu pula.

“InsyaAlloh Dewi, smoga bulik bisa silaturahmi ke sini lagi ya”jawab Sari sambil menggenggam erat tangan Dewi

Bude, pakde, Sari pamit dulu nggih, nyuwun tambah pangestunipun”, Sari mencium tangan bude dan pakdenya.

(“Bude, pakde Sari pamit dulu ya, minta doa restunya”)

“Iya nduk,smoga lancar perjalannmu, ingat nasehat pakde semalam ya”

“Nggih pakde, matursuwun”

Semalam memang pak Kimin memberikan banyak nasehat pada Sari, termasuk juga tentang lamaran yang telah diterima bapaknya.

#

Setelah menempuh perjalanan selama enam jam, akhirnya pukul tiga sore sampai juga Sari di pool bis Putra Remaja yang terletak di daerah Telanai Pura kota Jambi. Terlihat sudah banyak penumpang yang telah menunggu. Masih ada dua jam untuk menunggu keberangkatan, waktu yang cukup bagi Sari untuk membersihkan diri dan sholat dua waktu,dhuhur dan ashar dijamak takhir. Akhirnya jam lima sore saatnya Sari meninggalkan kota Jambi, ada rasa sedih hinggap di hatinya,apalagi dia harus menghadapi situasi yang penuh dengan tanda tanya. Sepanjang perjalanan Sari sibuk menata hati, sekali lagi berusaha untuk berpikir obyektif mengesampingkan keegoisannya dan mulai mempertimbangkan menerima keputusan bapaknya. Entahlah, akhirnya Sari tertidur di jok bis Putra Remaja.

(Bersambung)

#belajarmenuliscerpen

#akuharusbisa

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi wa Baarokaatu

Magelang, 16 September 2020-09-11

28 Muharram 1442 H

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sukses. Bun salam literas

17 Sep
Balas

Sari di enteni neng magelang

16 Sep
Balas

Wah... sepertinya Sari akan menerima perjodohan... keren ceritanya bun.. ditunggu lanjutannya... salam sukses selalu

17 Sep
Balas

Ceritanya bikin penasaran. Sukses Bu Yuni

17 Sep
Balas

Makasih bunda Tri...he..he..Salam kenalSukses selalu

17 Sep
Balas

Bisa jadi ya bunda Solvia...kayak dah capek dia ..he..he..Mksh bunda kunjungannya

17 Sep
Balas

Makasih bunda Tuti...salam sukses juga...Salam kenal

17 Sep
Balas

Mksh bu Chus sdh berkunjung...sukses juga untuk jenengan..

17 Sep
Balas



search

New Post