#tantanganG365/1.399

Akhir-akhir ini beberapa daerah di Indonesia mulai diguyur hujan. Kemarau panjang 2023 sangat terasa dampaknya. Beberapa daerah terpaksa membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan. Bahkan di daerah lereng Merapi, ada sebagian peternak yang terpaksa menjual sebagian ternak miliknya untuk membeli pakan dan air. Hal itu bertujuan agar ternak-ternak yang dipelihara tetap tumbuh kembang di musim kemarau saat harga pakan ternak, terutama rumput semakin langka.

Namun sayang, hujan yang turun pada musim kemarau cenderung menimbulkan kerusakan. Seperti yang terjadi beberapa hari lalu di daerah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Hujan yang dirindukan ternyata menjadi petaka. Bukan air yang turun dari langit, tapi hujan berupa butiran kristal es. Bahkan hujan es disertai dengan tiupan angin yang cukup kencang. Sehingga banyak pohon tumbang dan atap rumah beterbangan. Beruntung kejadian tersesbut hanya berlangsung singkat dengan area sempit sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.

Beda dengan hujan yang turun di daerah perbatasan Kabupaten Sragen dengan Kabupaten Grobogan di Jawa Tengah. Hujan yang turun di musim kemarau sudah berlangsung beberapa kali. Kesempatan ini digunakan petani untuk menanam jagung baik di ladang maupun sawah tadah hujan. Beberapa tanaman jagung sudah tumbuh sekitar lima belas centimeter. Bebarapa yang lain baru menampakkan kuncup awal pertumbuhan.

Sementara di daerah pakde tinggal, hujan belum turun. Beberapa kali sempat gerimis, tapi tidak berubah menjadi hujan. Beruntung daerah pakde tinggal musim kemarau tidak kesulitan air karena adanya suplai air bersih yang dikelola perusahaan daerah Titra Ampera. Tentu setiap bulan harus mengeluarkan sejumlah uang uang sebagai gantinya.

Yang lebih parah dialami masyarakat di Kecamatan Geyer, musim kemarau memaksa masyarakat harus membeli air bersih dari para penyedia jasa. Bagi masyarakat yang kurang mampu hanya bisa berharap datangnya bantuan air bersih baik dari pemerintah, lembaga masyarakat, organisasi sosial bahkan atas nama partai politik.

Bahkan banyak daerah di luar Jawa, seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi kemarau panjang diperparah dengan kebakaran hutan yang menimbulkan kabut asap dan tentu polusi udara. Tidak hanya mengganggu pernafasan tapi juga mengganggu aktivitas masyarakat, termasuk transportasi udara.

Semoga kemarau tidak berkepanjangan agar masyarakat yang membutuhkan air bersih tidak perlu menjual ternak atau harta lainnya untuk sekadar membeli air bersih. 

*

Terima kasih kepada Pak Dede Saroni, Mas Burhani, Bunda Zuyyinah, Bunda Cicik Rahayu, Bunda Sofiawati, Mas Bambang Heru, Bunda Amel Yasin, bunda Nanik Wijayanti, Bunda Umi Lestari, Oma Fransiska dan Bunda Ernasari Fitriati yang masih memiliki waktu untuk SKSS dan berbagi kebaikan.

Selamat beraktivitas dengan kesibukan masing-masing. Sediakan payung atau jas hujan sebelum hujan turun di akhir musim kemarau.

Salam sehat.