KONSTELASI POLITIK PILKADA JATIM 2018
Pasca mundurnya Azwar Anas sebagai calon wakil gubenur, bisa merubah peta politik pilkada Jatim. Tentu PDI perjuangan sebagai partai sebagai pengusung sangat terpukul, mengapa? Karena pasangan gus Ipul dan pak Anas adalah kandidat sangat kuat dan di mungkinkan menang dalam pertarungan pilkada di Jatim. Tetapi harapan itu bisa jadi pupus, tinggal air mata yang menetes di pipi Hasto selaku sekjen PDI perjuangan setelah mendengar pengembalian mandat oleh pak Anas pada PDI Perjuangan akibat foto ‘panas’ yang beredar di jagat media sosial.
Sampai hari ini, PDI perjuangan belum bisa memastikan calon pengganti Anas. Bukan hal yang mudah mencari pengganti sosok Anas yang dinilai masyarakat sosok berprestasi dikota Banyuwangi. Satu-satunya harapan PDI perjuangan merayu Ibu Risma untuk mengantikan sosok Anas berpasangan dengan Gus Ipul. Masalahnya sejak awal dan sampai hari Ibu Risma tidak mau maju sebagai Cawagub. Berbagai poster dan karangan bunga di wilayah Surabaya untuk menghendaki Ibu Risma tidak menjadi ‘pengantin’ Gus Ipul.
Melihat kondisi demikian, PDI Perjuangan semakin pusing tujuh keliling tidak menemukan kader sebaik Anas dan bu Risma. Apalagi hari ini Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), mengultimatum PDI Perjuangan untuk segera mencarikan ganti kinerjanya selevel pak Anas karena waktu pendaftaran semakin dekat. Jika PDI tidak memenuhi harapan PKB, maka PKB bisa berubah haluan mencari koalisi baru dan PDI ditinggal karena PKB bisa mencalonkan sendiri dengan modal 20 kursi diparlemen. Jika yang terjadi demikian, maka kesempatan koalisi poros tengah (Gerinda, PKS dan PAN) bisa mendekati PKB. Apalagi poroh tengah belum menemukan calon gubenur yang bisa mendandingi Gus Ipul dan Khofifah.
Isu yang berkembang dijagat media, poros tengah akan menduetkan Gus Ipul dengan Bang nyoto (Bupati Bojonegoro) yang prestasinya sebanding dengan Anas. Bang nyoto dianggap sosok yang bisa diterima di Jawa timur, memiliki prestasi lokal dan Internasional dan memiliki basis Muhammadiyah. Maka bisa dianggap koalisi NU-Muhammadiyah didukung gerinda basis nasional. Jika hal ini terjadi posisi Gus Ipul kembali kuat, dan PDI lebih ‘menderita’ karena tidak ada kawan koalisi.
Gus Ipul sendiri berharap untuk menang, maka tidak berani spekulai mencari pendamping yang tidak dapat mendulang suara, walaupun yang menawarkan PDI Perjuangan, karena yang dihadapi adalah Bu Khofifah-Emil Dardak memiliki basis massa kuat apalagi mendapat restu dari Istana serta di dukung parta besar (Golkar-Demokrat). Jika Gus Ipul menerima pinangan partai poros tengah, Maka bisa dipastikan pilkada di Jatim pertarungan antara restu pak Jokowi dengan restu pak Prabowo, Gus Ipul-Bang Nyoto VS Khofifah-emil Dardak. Hal ini tidak bisa dipungkiri bahwa Pilkada saat ini sangat menentukan konstelasi politik di Pilihan Presiden 2019 nanti. Apalagi Jawa Timur menjadi barometer perpolitikan nasional. Waallahulalam bishowab….
#inspirasibicangbadasubuh9/1/2018#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar