APAKAH KITA TERMASUK ORANG BERUNTUNG?
Ada adegium orang tidak pintar kalah dengan orang pintar. Orang pintar kalah dengan orang bejo (beruntung). Bagaimana konsep keberuntungan dalam Islam? Mari mentadaburi Al-Quran surah Al- Mukminun:1-11. Siapakah yang dikatakan orang yang beruntung?. Pertama, orang yang khusu’ dalam sholatnya. Khusu’ dan tidaknya sholat kita itu hanya Allah yang tahu, akan tetapi manusia harus berusaha semaksimal mungkin untuk sholat khusu’. Orang yang khusu’ dalam sholatnya akan mendapat martabat yang mulia disisi Allah, karena bisa berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. Selain itu, orang khusu’ akan mendapat penghormatan dari manusia.
Kedua, orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna. Orang akan terjaga martabatnya jika dalam aktivitasnya bernilai manfaat bagi sesama dan lingkungan sekitarnya. Aktivitas itu bisa diaktualisasikan dalam organisasi, paguyuban atau grup medsos yang terkait dakwah dan keilmuan. Namun sebaiknya, jika bergabung pada kelompok yang tidak membawa kemanfaatan, apalagi membawa kemudhorotan maka kehadiranya tak diharapkan, termasuk tergolong manusia akan yang hina.
Ketiga, orang yang menunaikan zakat. Zakat adalah mengeluarkan sebagian harta untuk mensucikan harta yang kita miliki. Penting sekiranya harta yang kita makan itu bersih dari harta subhat bahkan haram, karena harta yang kita berikan pada keluarga, itu masuk dalam aliran darah yang mempengaruhi pola prilaku.
Keempat, orang yang menjaga kemaluanya. Naif sekali, jika seorang guru tak mampu menjaga kemaluanya (berzina), maka martabat guru itu akan hancur. Oleh karena itu, pesan agama, jangan dekati zina. Mendekat saja tidak boleh apalagi berbuat zina. Ada ustad yang bercerita, godaan berzina biasanya terjadi usia 40 keatas, saat kemapanan sudah diperoleh. Disitulah ujian wanita mulai muncul.
Kelima, orang yang menjaga amanah dan janji. Seorang guru hendaknya menjaga amanah dan janji. Jika guru tidak amanah, maka tidak dipercaya orang lain. Kepercayaan sangat diperlukan dalam menjalin hubungan dengan manusia.
Keenam, memelihara sholatnya. Keistiqomahan dalam sholat sangat penting bagi seorang guru. Jika menginginkan siswa menjaga sholatnya, maka guru harus jadi tauladan terlebih dahulu.
Jika keenam itu dilakukan oleh seorang guru, insyallah termasuk orang yang beruntung. Dan sebagai balasanya menjadi pewaris surga Firdaus (Qs.23:11). Beruntunglah bagi guru menempati tempat istimewa itu, karena disitu ada Nabi Muhammad SAW.
Semoga bermanfaat.
Waallahualam bishowab …
#HikmahHalaqohpagi (7/2/2018)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima kasih untuk pencerahannya
Aamiin...