Sri Wahyuni, SE

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Dia yang Ditinggalkan  Tantangan hari ke  68

Dia yang Ditinggalkan Tantangan hari ke 68

Senin, 13 September 2021

Dia yang Ditinggalkan

Tantangan hari ke – 68

# Tantangan Gurusiana

Hanya setelah dua dering, sebuah wajah cantik yang sembab muncul di layar LCD-nya.

“Hai, apa kabar?” Zahra mengulas senyum kecil di wajahnya.

“Baik. Alhamdulillah ... maaf ya ... engga tahu, saya lagi kenapa. Inget almarhum lagi.” Punggung tangannya mengusap air mata yang tiba-tiba mengalir.

Zahra menarik nafas panjang. Membiarkan waktu berlalu.

“Maaf, jadi ngeliatin saya nangis.”

“Engga apa-apa ... sudah berapa bulan sekarang?”

Mata wanita itu bergerak ke kanan atas sesaat. “Sudah lebih tiga bulan. Engga nyangka secepat ini dia pergi. Padahal sebelumnya sehat. Memang kadang-kadang suka ngeluh, cape kerja. Saya bilang sudah berhenti aja. Katanya nunggu bungsu nikah. Pas sudah nikah, saya ingetin lagi. Katanya abis lebaran. Beneran pergi abis lebaran.”

Air mata kembali mengalir, sampai bahunya bergerak-gerak. Menahan tangis.

Lagi-lagi Zahra menarik nafas panjang. Menunggu.

“Memang sakitnya kan dari Januari. Tapi engga terus-terusan sakit.” Wanita itu berkata lirih. “Sempat sehat waktu pulang dari rumah sakit. Minta beliin manisan kurma waktu itu. Saya beliin.”

“Alhamdulillah. Sempat menuhin keinginan almarhum, Bu.” Zahra berkata lembut.

“Alhamdulillah.” Wajah di layar ikut tersenyum. Sedikit. “Tidak tahu kenapa saya sampai ambruk begini. Benar-benar merasa kehilangan. Ibu benar-benar tegar, bisa melewatinya dengan baik.”

“Kehilangan pasti ada. Sudah hidup bersama puluhan tahun. Mungkin karena banyak yang harus saya urusin, Bu. Anak-anak saya belum ada yang menikah. Alhamdulillah mereka sudah besar-besar. PAUD. Keluarga di Jakarta. Mungkin kalau Ibu punya lebih banyak kegiatan, pikirannya tidak selalu terfokus pada alm.”

“Saya engga bisa mikir. Sudah coba cari kesibukan di rumah. Tapi yah begitu deh ....”

Kepala Zahra mengangguk-angguk. Menyetujui perkataan wanita itu. Dia menarik nafas panjang lagi.

“Saya tidak bicara untuk semua orang yang ditinggalkan suami mereka. Karena itu sangat pribadi dan tidak bisa disamaratakan. Hanya dari kasus kita berdua, mereka pergi di hari baik. Insyaa Allah pertanda tempat mereka kembali baik. Saya hanya berpikir ... saya harus bisa memiliki sesuatu yang bisa membuat saya memiliki akhir yang baik seperti alm. Jika ingin bisa menemuinya lagi nanti.”

“Iya. Iya, betul.”

“Setiap ingat, saya mulai melow. Saya langsung bersyukur, memiliki banyak kenangan indah. Almarhum memanjakan saya. Menyayangi saya. Setia sampai akhir hayatnya. Tanggung jawab. Almarhum mengurus saya dan anak-anak dengan baik. Pernikahan kami terjaga sampai akhir. Untuk Ibu. Alhamdulillah anak-anak sudah menikah dengan baik. Alhamdulillah dari segi keuangan juga terjamin. Apalagi Ibu juga bisa menghasilkan uang sendiri. Alhamdulillah sering sekali pergi berdua kemana-mana. Alhamdulillah Ibu juga malah dibilang bisa memaksa alm pensiun. Bisa beliin apa yang mau Bapak di saat-saat terakhir. Pasti daftarnya lebih panjang lagi.”

Zahra melihat wajah di layar semakin tenang.

“Allah baik sekali sama kita berdua ... memberi pasangan hidup, yang bisa memberi rasa aman dan nyaman pada kita. Mungkin ... salah satu hikmahnya ... Allah tahu kita berdua sudah jadi lebih kuat. Allah ingin kita naik tingkat. Melatih agar punya kesadaran, Allah yang harus jadi pegangan dan harapan, dalam bahagia dan gembira kita. Bukan makhluk. Allah ingin menyempurnakan bahagia hidup kita, karena hanya berharap pada-Nya.”

“Astagfirullah! Astagfirullah!” Air matanya kembali mengalir. “Saya melupakan diri saya sendiri ya, selama ini. Saya fokus sama yang engga ada.”

Jangan lupa bahagia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus bun. Cuma kalo boleh usul. Ada beberapa dialimat dalam dialog terlalu panjang

13 Sep
Balas

Iya Bunda. Siao. Terima kasih banyak masukkannya.

13 Sep

Keren ceritanya Bun. Penuh hikmah dan menginspirasi. Sukses selalu buat Bunda.

13 Sep
Balas

Alhamdulillah. Terima kasih Bunda Samsinar. Doa yang sama untuk Bunda

13 Sep

Masyaa Allah kereen Bu Cici. Salam literasi dr Palu

13 Sep
Balas

Alhamdulillah. Terima kasih Bunda Emi. Salam literasi dari Bandung Barat

13 Sep

Masyaa Allah kereen Bu Cici. Salam literasi dr Palu

13 Sep
Balas

Keren Bund ulasannya. Sehat selalu

13 Sep
Balas

Salam literasi Bu Cici,sukses buat bunda Cici

13 Sep
Balas

Salam literasi Bunda Faridah. Doa yang sama untuk Bunda

13 Sep



search

New Post