Sahabat Putih Biru
Mentari hendak rebah ke pangkuan malam tatkala si putih kesayangan membawaku kembali memasuki pekarangan rumah yang seharian aku tinggalkan. Usai melepas jaket dan sepatu, aku pun mengikuti jejak mentari. Kurebahkan raga yang penat di atas pembaringan demi mengendurkan syaraf yang tegang setelah satu jam menempuh perjalanan.
Sambil menikmati alunan musik dari sound milik tetangga yang on setiap hari, aku sempatkan membuka gawai. Khawatir kalau-kalau ada berita penting. Ternyata benar juga. Lima belas menit sebelumnya ada panggilan dari Mbak Sri sahabat karibku sejak SMP. Saat aku telepon balik, Mbak Sri menyampaikan bahwa sesaat lagi dia dan kawan-kawan akan ke rumah.
Tentu saja hati ini bahagia. Bagiku, bertemu mereka adalah sesuatu banget. Pertemanan yang kami awali sejak tiga puluh lima tahun yang lalu ternyatBa masih terjalin manis hingga saat ini. Meski rambut telah berganti warna dan raga tak sekuat dulu, tetapi senyum dan tawa tak jauh berbeda dengan masa-masa putih biru.
Terima kasih sahabat-sahabat terbaikku. Hadirmu jadi pengobat rindu. Terima kasih atas rasa yang senantiasa terjaga. Semoga esok hari masih terbentang waktu dan kesempatan untuk kita melabuhkan angan-angan. Semoga.
***
Kampung Asa, 6 November 2023
# Tagur Hari ke-82
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Serasa kembali muda ya, Bu. Salam sehat selalu!