SRI WAHYUNI

Sri Wahyuni, S.Pd. lahir di Jember, 31 Desember 1971. Profesinya adalah guru Bahasa Indonesia di MTs N 2 Jember. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Perpustakaan Sehat, Kecerdasan Siswa Meningkat

Perpustakaan Sehat, Kecerdasan Siswa Meningkat

 

Oleh: Sri Wahyuni

 

Semua orang tahu, bahwa buku adalah kunci kecerdasan seseorang. Setiap orang juga paham bahwa hanya dengan membaca orang bisa tahu segalanya. “Buku adalah gerbang dunia dan membaca adalah kuncinya.” Slogan seperti ini pun sudah begitu akrab di telinga kita.

 

Sayangnya, slogan sebagus itu acapkali hanya berfungsi sebagai hiasan dinding semata. Meskipun banyak orang yang tahu betapa besar manfaat membaca, realita bicara bahwa masih banyak yang enggan melakukannya. Jangankan siswa, guru pun kadang ogah-ogahan berteman dengan buku. Mungkin saya juga termasuk salah satu di dalamnya.

 

Menumbuhkan minat baca di kalangan siswa memang tak mudah. Perlu usaha yang kontinu dan tak kenal lelah. Gerakan literasi sekolah memberikan amanat kepada guru bahwa  dalam setiap kegiatan pembelajaran, guru harus menyelipkan kegiatan membaca. Minimal lima menit setiap KBM. Yang harus digarisbawahi bahwa himbauan ini tidak hanya berlaku untuk guru bahasa Indonesia. Semua guru mata pelajaran wajib melaksanaannya. Sekilas memang terkesan memaksakan kehendak. Namun, untuk menanamkan kebiasaan yang baik kadang memang harus dimulai dengan paksaan.

 

Demi  meningkatkan minat baca siswa, yang tak kalah pentingnya adalah memaksimalkan peran perpustakaan. Sebagai jantung sekolah, perpustakaan harus selalu dalam kondisi prima. Bagaimana strategi untuk menciptakan perpustakaan yang sehat? Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh petugas perpustakaan pada khususnya dan seluruh steakholdear yang ada di sekolah pada umumnya.

 

Pertama, bisa dimulai dengan mempercantik penampilan fisiknya. Gudang ilmu ini harus ditata sedemikian rupa sehingga terkesan bersih, rapi, dan indah. Di samping itu, perpustakaan harus memperhatikan prinsip kenyamanan bagi pembaca. Seorang pembaca pasti butuh konsentrasi untuk memahami apa yang dibacanya. Oleh karena itu, lokasi perpustakaan harus dipastikan jauh dari kebisingan.

 

Kedua, buku-buku koleksi perpustakaan harus bisa mengakomodasi kebutuhan siswa. Dalam hal ini, petugas perpustakaan harus rela mengadakan survey untuk mengetahui jenis bacaan yang paling diminati oleh siswa. Untuk sistem pengadaan buku, petugas perpustakaan harus kreatif. Harus ada terobosan baru sehingga pembelian buku tidak hanya mengandalkan dana dari sekolah atau bos buku. Ada banyak jalan menuju Roma.

 

Ada beberapa upaya yang pernah  dilakukan oleh Perpustakaan MTs Negeri 2 Jember dalam upaya memperkaya bahan bacaan untuk siswa. Salah satunya adalah dengan cara melakukan kerja sama dengan Perpustakaan Daerah Jember. Dari kerja sama ini, kami bisa mendapatkan dua menu layanan Perpusda yaitu Perpustakaan Keliling dan Pinjaman Buku Bergulir. Di samping itu, perpustakaan kami juga sering mendapatkan sumbangan buku dari alumni, wali murid, dan beberapa pihak yang begitu peduli terhadap pendidikan.

 

Membaca dan menulis adalah satu paket kegiatan yang tak terpisahkan. Dengan meningkatnya jumlah guru dan siswa yang menjadi penulis, otomatis turut memperkaya ragam bacaan di perpustakaan. Survey membuktikan bahwa buku made in guru dan siswa ini mempunyai daya tarik tersendiri. Para siswa cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap isi buku yang ditulis oleh guru  atau temannya.

 

Ketiga, perpustakaan yang baik juga harus senantiasa mengikuti arus perkembangan zaman. Di era digitalisasi seperti saat ini, bahan bacaan digital tentu sangat dibutuhkan oleh generasi Z kita. Tak perlu ragu ataupun cemas. Apa yang tidak mungkin di  zaman yang serba canggih ini? Bila ada kesulitan, PT Enam Kubuku Indonesia pasti dengan senang hati akan membantu kita.

 

Sahabat pendidik di seluruh Nusantara, mari bergandeng tangan dalam mencerdaskan anak-anak bangsa. Tingkatkan budaya baca dengan optimalisasi peran perpustakaan. Perpustakaan sehat, kecerdasan siswa meningkat. Bismillah. Salam literasi!

 

***

 

Kampung Asa, 15 Oktober 2023

 

DOKUMENTASI KEGIATAN MEMBACA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Biografi Penulis

 

Sri Wahyuni, lahir di Jember, 31 Desember 1971. Guru MTs Negeri 2 Jember ini mulai belajar menulis semenjak mengikuti Diklat Sagu Sabu yang diselenggarakan oleh KPPL Kemenag Jember, September 2020. Buku solo yang pernah ditulisnya adalah Derai Asa dalam Rima, Ketika Aksara Bercerita, Kecipak Rindu, Dari Guru Jadul Menjadi Guru Penulis, dan Cinta Dua Musim. Dia dapat dihubungi melalui :

 

Email : [email protected]

 

FB      : Sri Wahyuni

 

Blog    : https://sriwahyuni094155.gurusiana.id/

 

 

 

 

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya, Bu. Salam sukses selalu!

15 Oct
Balas

Terima kasih banyak atas kunjungannya, Bunda. Salam literasi.

17 Oct



search

New Post