PERAN ORANG TUA TERHADAP HOBI ANAK
TANTANGAN MENULIS HARI KE-17
PERAN ORANG TUA TERHADAP HOBI ANAK
Seorang teman mengeluhkan anaknya yang hobi main sepak bola. Ia khawatir anaknya tidak siap menghadapi ujian karena saat ini anaknya duduk di kelas 6 SD. Katanya, sebenarnya, sebagai orang tua ia harus bangga kalau anaknya memiliki hobi yang positif. Olahraga sepak bola adalah hobi yang selalu dilakukan oleh putranya ini. Kulit anaknya yang dulu putih bersih, kini sudah gelap karena seringnya terkena terik matahari. Namun, alhamdulillah, anaknya tak lupa menjalankan ibadah. Contohnya, saat latihan sore, lebih dulu ia menunggu azan untuk shalat ashar. Setelah itu barulah anaknya minta segera diantar ke tempat latihan.
Untuk mengembangkan bakat dan prestasi anak, peranan orang tua sangat penting terutama terhadap perkembangan mental dan pribadi anak. Orang tua memiliki tanggung jawab dalam membesarkan dan mendidik anak-anaknya untuk menjadi pribadi yang baik. Seperti banyak berita-berita di media massa saat ini, yang menayangkan perilaku anak-anak/ remaja yang melakukan kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, perundungan dan pergaulan bebas. Hal tersebut dapat diatasi dengan pendampingan orang tua terhadap tumbuh kembang anak-anaknya.
Pada masa anak sekolah menengah, anak-anak sedang mencari jati dirinya. Maka orang tua berperan sebagai pengontrol. Anak-anak pada masa ini akan mendapat banyak pengaruh dari teman sebayanya. Pada masa ini orang tua dapat mengontrol pergaulan anak-anaknya agar tidak terpengaruh dengan hal-hal yang bakal menjerumuskannya. Sebaiknya anak diarahkan untuk memiliki kegiatan ekstrakurikuler atau hobi yang bisa membangun karakter positifnya.
Orang tua juga harus memiliki hubungan yang harmonis dan terbuka dengan anak-anaknya. Jika hal ini sudah tercipta, anak akan lebih mudah dan terbuka menyampaikan hal-hal yang dialaminya tanpa rasa takut sehingga orang tua bisa membantu memberi saran atau menyelesaikan permasalahannya.
Untuk anak-anak yang memiliki hobi bahkan kecanduan digital, orang tua bisa mengatasinya dengan 1) mendampinginya saat nonton televisi/gadget agar anak-anak tidak berselayar ke hal-hal yang negatif. 2) melihat game yang dimainkan anak-anaknya, 3) mengontrol atau membatasi waktu anak-anak menggunakan hp/android untuk menjaga mental dan kesehatannya.
Jadi, sudah seharusnya teman saya tersebut tidak perlu merisaukan anaknya dengan hobinya bermain bola. Seharusnya ia malah mendukung putranya itu. Apalagi menurutnya, putranya malah lebih rajin ibadah setelah sering latihan, karena hal itu secara tak langsung bermakna penanaman karakter religious sudah terpatri pada anaknya. Teman saya hanya perlu mengontrol anaknya agar dari hobinya itu anaknya berprestasi.
Muarabulian, 13 Februari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar