SRI WAHYUNI

Guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 22 Batanghari, Jambi. Mengajar sejak 1 Desember 1995....

Selengkapnya
Navigasi Web
PENDAMPING GURU SEKOLAH MITRA TANOTO FOUNDATION
Kegiatan Pendampingan

PENDAMPING GURU SEKOLAH MITRA TANOTO FOUNDATION

TANTANGAN HARI KE-13

PENDAMPING GURU SEKOLAH MITRA TANOTO FOUNDATION

Hari ini adalah hari pertama kegiatan pendampingan yang harus kulakukan sebagai Fasda atau fasilitator daerah Tanoto Foundation. Pagi tadi, selesai mengikuti kegiatan upacara bendera di sekolah, aku izin melakukan pendampingan ke SMP Negeri 19 Batanghari. Jarak antara sekolahku dengan sekolah mitra program Tanoto Foundation itu cukup jauh. Apalagi kini, pagi-pagi di jalan raya menuju sekolah itu sudah dipenuhi dengan truk batubara. Hal ini tentu semakin membuat cemas pengguna jalan raya sepertiku.

Sebenarnya ada delapan sekolah mitra tingkat SMP dan MTS yang termasuk dalam sekolah mitra Tanoto Foundation di Kabupaten Batanghari. Dari delapan sekolah itu, ada empat sekolah yang menjadi tugasku untuk mendampingi guru-guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain diriku, ada empat orang guru mata pelajaran lain yang ikut mendampingi guru-guru di sekolah ini. Mereka adalah Pak Ahmad Jalaluddin untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Bu Rahmiyati untuk mata pelajaran IPA, Pak Syafyendri untuk mata pelajaran IPS dan Bu Resty Neli untuk mata pelajaran matematika.

Pendampingan kepada guru-guru tersebut dilakukan setelah guru-guru sekolah mengikuti pelatihan Modul II Program Pintar Tanoto Foundation. Ya…itulah bedanya pelatihan yang dilakukan oleh Tanoto Foundation. Jika selama ini setiap kali guru mendapat pelatihan, ilmu yang diperoleh guru hanya diterima tanpa dilaksanakan, maka pelatihan Program Pintar Tanoto Foundation tidak seperti itu. Setelah pelatihan, guru harus menerapkan RTL (Rencana Tindak Lanjut) yang telah disusunnya pada saat pelatihan. Mereka juga akan didampingi oleh Fasilitator Daerah (Fasda) seperti kami saat ini.

Pendampingan kali ini adalah pendampingan setelah guru-guru sekolah mitra mengikuti pelatihan Modul II. Pada tahun ajaran yang lalu juga telah dilakukan pendampingan Modul I. Tahun ajaran ini adalah kelanjutan dari Modul I. Jadi, pendampingan Modul II ini juga tetap menerapkan hasil pelatihan Modul I.

Sampai di SMP Negeri 19 Batanghari, segera kami berkumpul di tempat yang ditentukan oleh pihak sekolah. Kami langsung duduk berkelompok sesuai dengan mata pelajaran yang kami ampuh. Aku mendampingi tiga orang guru, yaitu ibu Nelly Susmita, Ibu Nelhatry Welly dan Pak Ibnu Al Amin. Di awal kegiatan, kembali saya mengingatkan dengan bertanya kepada guru-guru tersebut tentang strategi pembelajaran yang sudah dilatihkan pada pelatihan Modul II.

“Strategi grafik organizer atau GO, Bu,” kata Bu Nelly

“Strategi menentukan gagasan utama,” kata Bu Welly.

“Strategi literasi visual,” kata Bu Nelly

“Strategi rekonstruksi,” kata Pak Ibnu yang dari tadi hanya menyimak jawaban guru-guru.

‘Iya benar. Lalu kita harus lihat materi atau kompetensi dasar apa yang seharusnya kita ajarkan minggu depan. Kalau bisa kita menerapkan strategi-strategi itu tanpa mengubah program mengajar yang telah disusun,” kataku.

“Kita tentukan kelasnya dulu, Bu.” Kata Pak Ibnu.

“Kelas IX saja,” kata Bu Welly.

“Iya, Bu Welly kan baru mengajar di kelas IX. Kami gantian mengajarnya Bu. Tahun ajaran yang lalu, saya yang mengajar kelas IX, tahun ajaran sekarang yang mengajar kelas IX Bu Welly,” kata Bu Nelly menjelaskan.

“Tidak apa-apa. Kita semua harus belajar untuk semua kelas. Jadi jangan pula jadi langganan mengajar di kelas yang sama dari tahun ke tahun,” kataku sambil tertawa.

“Kelas IX, sekarang kompetensi dasarnya adalah menulis teks diskusi.” Kata Bu Welly setelah melihat silabus dan program semester yang disusunnya.

“Jika kita ingin mengajarkan kompetensi tersebut, kita juga harus menentukan strategi yang tepat untuk mengajarkannya.” Kataku.

“Bagaimana kalau menggunakan gambar-gambar?” Tanya Bu Welly.

“Boleh juga, berarti kita menggunakan strategi literasi visual.” Kata Pak Ibnu.

“Kita pilih topik yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari,” kataku.

“Tentang peraturan sekolah yang melarang siswa membawa handphone atau tentang full day school?” usul Pak Ibnu.

“Tentang pengaruh game online saja Bu,” usul Bu Welly.

“Kira-kira Bu Welly ada gambar-gambarnya?” Tanya Bu Nelly.

“Kita bisa mencari dan unduh dari internet, Bu.” Jawab Bu Welly.

“Boleh juga. Kalau begitu kita sudah tahu strateginya adalah stategi literasi visual, maka kita harus skenario pembelajaran dan Lembar Kerja Peserta Didik atau LKPD-nya yang sesuai dengan strategi literasi visual,” Kataku.

Segera Bu Welly dan guru lainnya menyusun skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan minggu depan di kelas IX. Selama dua jam kami berdiskusi menyusun skenario dan LKPD untuk menerapkan strategi pembelajaran yang telah ditentukan.

“Kita menggunakan sistem team teaching ya. Jadi yang mengajar bisa saja Bu Welly di bagian pembukaan, kemudian dilanjutkan Bu Nelly di bagian inti.” Kataku lagi setelah skenario pembelajaran berhasil kami susun bersama.

“Pak Ibnu saja yang mengajar di bagian inti, Bu. Bu Nelly mengajarnya di bagian awal. Sementara Bu Welly kan bisa jadi pengamat dan sebelumnya juga sudah mempersiapkan skenario pembelajaran ini,” usul Bu Nelly.

“Bagus juga, yang penting sama-sama senang. Kan nanti ada kelanjutannya yaitu siklus 2. Nanti di siklus 2 kita tukar tugasnya masing-masing.” Kataku setuju dengan usul Bu Nelly.

Ya, pendampingan bagi guru sekolah mitra Program Pintar Tanoto Foundation ini menggunakan strategi lesson study. Kegiatan pendampingan terdiri dari dua siklus. Dalam satu siklus guru akan melakukan plan, merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya. Pertemuan berikutnya adalah Do yang digabung dengan kegiatan see. Berarti setelah merencanakan, guru akan melaksanakan rencananya dan merefleksi apa yang telah dilakukan. Pada kegiatan see, guru sekolah mitra dan fasilitator daerah akan berdiskusi tentang kelemahan dan keunggulan penerapan strategi pengajaran yang dilakukan. Hal itu akan kami laksanakan pada pertemuan berikutnya sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

Jika siklus 1 sudah dilakukan plan, do dan see, maka pada siklus 2 kegiatan plan, do dan see juga akan dilakukan kembali. Hanya kelas yang menjadi subjek penerapan strateginya tidak harus pada kelas yang sama. Materinya menyesuaikan program pembelajaran yang telah disusun guru dalam program semesternya.

Hal yang berbeda lagi dari pelatihan yang dilaksanakan oleh Tanoto Foundation adalah adanya program showcase atau pameran. Biasanya, kegiatan showcase akan dilaksanakan di akhir tahun pembelajaran. Yang ditampilkan adalah hasil dari penerapan pembelajaran pelatihan yang diikuti oleh guru dan sekolah mitra. Jadi, ada kebanggaan bagi sekolah-sekolah yang sukses melaksanakan program pelatihannya. Hal itu juga dimaksudkan untuk menyebarluaskan praktik baik yang telah diterapkan oleh sekolah-sekolah mitra kepada sekolah-sekolah lain.

Muarabulian, 27 Januari 2020

#tantanganmenulisgurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Bu Fasda, sukses selalu ya

27 Jan
Balas

makasih bu

27 Jan

Mantap Bu Fasda, sukses selalu ya

27 Jan
Balas

Sukses terus bu

27 Jan
Balas

makasih bu

27 Jan

masyaallah, luar biasa bu! kereen! salam kenal ya bu..

27 Jan
Balas

Mksh Bu. Salam kenal jg

27 Jan

Aku yeeeess, tulisannya bagus banget buuk. Semangat selalu dan salam LITERASI dari Pekanbaru Riau.

27 Jan
Balas

terima kasih bu wiwik. salam kenal dari saya guru BatanghariJambi

27 Jan



search

New Post