SRI WAHYUNI

Guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 22 Batanghari, Jambi. Mengajar sejak 1 Desember 1995....

Selengkapnya
Navigasi Web
KHITANAN NAUFAL
Ulang tahun Naufal

KHITANAN NAUFAL

TANTANGAN MENULIS HARI KE-53

KHITANAN NAUFAL

Lima tahun lalu, 20 Maret 2015 anakku yang baru genap berusia 7 tahun minta dikhitan. Ya, Naufal adalah anak laki-lakiku satu-satunya. Dia adalah bungsu dari 3 bersaudara. Entah mengapa, sejak masuk SD ia sudah ingin sekali dikhitan. Padahal anak seusianya banyak yang belum mau dikhitan pada usia itu. Bahkan ada siswaku kelas 7 SMP, minta izin tidak masuk sekolah karena baru mau dikhitan.

Dari informasi yang kubaca, khitan atau sunat sudah bisa dilakukan pada bayi. Biasanya usia bayi 10 hari setelah kelahiran. Waktunya pun lebih cepat dibandingkan anak yang usianya sudah besar. Jika pada bayi,proses pengkhitanan hanya membutuhkan waktu selama 5 sampai 10 ment, tapi pada anak-anak yang sudah besar membutuhkan waktu satu jam.

Siang itu, Jumat sama seperti hari ini 20 Maret 2020, sehabis shalat Jumat ia sudah menunggu mantri kesehatan yang akan melakukan tindakan khususnya. Kami sudah menyiapkan makanan kesukaannya karena yakin pasti setelah dikhitan ia akan rewel dan banyak keinginan yang ingin dipenuhi oleh kami. Kami berusaha membuatnya senang dengan membuatkan kue ulang tahunnya dengan tema klub sepak bola kesayangannya.

Sebelumnya, kami sudah menanyakan kebenaran dari keinginannya minta dikhitan saat dia baru kelas 1 SD. Tampaknya keinginannya tidak berubah dan minta dilakukan setelah dia berulang tahun tanggal 16 Maret. Karena keinginannya yang kuat minta dikhitan, maka kami mengabulkannya.

Mantri kesehatan yang akan mengkhitannya datang. Segera sang mantri bersiap-siap untuk melakukan tindakan. Jarum suntik sudah diisi cairan obat. Kami tidak tahu itu obat apa, mungkin sejenis obat untuk penghilang rasa. Naufal mulai ciut nyalinya. Apalagi ketika ia melihat jarum suntik yang diletakkan berdekatan dengan gunting, betadine dan kain kasa. Wah tambah ciut nyalinya. Beda sekali dengan keadaannya sebelum Sang Mantri datang.

Naufal mulai menangis minta dibatalkan tindakan khitannya. Dia minta aku memeluknya sambil dia berbaring di kasur. Pelan-pelan mantri membujuknya dan mengajaknya berbicara. Dia mulai lengah dan jarum yang berisi cairan obat tak disangka-sangka olehnya sudah mendarat ke tempat semestinya.

Naufal masih menangis ketakutan. Ia masih berbaring dan aku berada di sampingnya. Sang mantri melanjutkan kerjanya tanpa Naufal sadari kalau ada bagian dari dirinya ada yang sudah hilang. Hanya sebentar. Kerja Sang Mantri sudah selesai.

Sore itu sebelum Ashar, Naufal sudah selesai dikhitan. Ia belum merasakan sakit setelah dikhitan. Menjelang Maghrib, reaksi obat yang tadi disuntikkan sudah mulai hilang, Naufal pun merasakan sakit nyeri. Ia mulai rewel, namun kami menyemangatinya untuk cepat sembuh dengan cepat minum obat-obat yang diberikan Sang mantri.

Malam itu Naufal belum bisa tidur nyenyak. Aku dan suamiku juga tidak bisa tidur melihat kondisi anakku. Ada rasa haru melihat keinginannya yang kuat minta dikhitan. Ada juga rasa sedih melihatnya yang menahan sakit dan tidak bisa tidur nyenyak. Ya, itu lima tahun yang lalu. Kini anakku sudah berusia 12 tahun. Sudah menuju masa akil baliq. Aku berharap dia menjadi anak yang sholeh, pintar dan bahagia.

Muara Bulian, 20 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sehat - sehat saja putranya ya ibuk ? Semoga Naufal sehat seperti biasanya.Amin..

20 Mar
Balas



search

New Post