SRI WAHYUNI

Guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 22 Batanghari, Jambi. Mengajar sejak 1 Desember 1995....

Selengkapnya
Navigasi Web
DUKU DAN MANFAATNYA
Duku

DUKU DAN MANFAATNYA

TANTANGAN HARI KE-12

DUKU DAN MANFAATNYA

“Ma, jangan lupa beli duku ya,” kata anakku Naufal ketika melihatku bersiap-siap ke pasar pagi ini.

“Iya, kalau ada ya…” kataku.

Biasanya aku belanja ke pasar setiap hari Minggu. Berhubung hari Sabtu, 25 Januari 2020 libur Imlek, maka jadwalku belanja dipercepat. Aku berharap hari Minggu besok aku agak lebih santai daripada hari Minggu sebelumnya. Ya, namanya emak-emak, hari libur sebenarnya bukan libur tapi justru hari libur itu semakin banyak pekerjaan yang harus dikerjakan. Dari pagi, pekerjaan rumah tangga seperti mencuci pakaian sudah kulakukan sambil memasak sarapan.

Setelah sarapan pagi, aku akan ke pasar dan pulangnya beres-beres belanjaan. Sayur mayur yang kubeli kubersihkan agar bisa tetap segar selama seminggu dan bisa langsung kumasak setiap pagi. Biasanya, sayur mayur yang kubeli akan kusimpan sesuai dengan urutan kapan akan memasaknya. Itu tergantung pada ketahanan sayur yang akan disimpan. Jika sayurannya cepat rusak, maka aku akan menempatkannya pada urutan teratas, diikuti dengan menyusun sayur-mayur yang lain. Sambil membereskan sayur-mayur, aku masak untuk makan hari Minggu. Kadangkala, sengaja aku masak agak banyak pada hari libur itu. Hal ini kumaksudkan agar besok paginya, aku tidak terlalu kerepotan masak.

Selesai urusan dapur, aku mengangkat jemuran dibantu anak-anakku. Lalu menyetrikanya. Sementara anak-anakku membantu membalik pakaian sebelum kusetrika. Waktu demi waktu berlalu, tak terasa sore pun menjelang. Aku harus mengajak anak-anak menyiapkan keperluan mereka untuk Senin pagi. Aku pun ikut menyiapkan keperluanku, apalagi hari Senin pagi jadwal kegiatan di sekolah tempatku bertugas lebih cepat dari hari lainnya. Pukul 07.00 WIB, biasanya bel sekolah sudah berbunyi memanggil kami seluruh warga sekolah untuk mengikuti kegiatan upacara bendera. Jadi, tak jarang Minggu malam itu aku baru bisa istirahat menjelang pukul 24.00.

Di pasar, aku segera berbelanja keperluan dapur selama sepekan. Terakhir kucari pesanan anakku Naufal yaitu buah duku.

“Berapa Bu?” tanyaku kepada penjual buah.

“Sepuluh ribu satu kilonya, Bu.” Jawab ibu penjual buah.

“Boleh dicicip dukunya, Bu. Dijamin manis dukunya,” lanjut ibu penjual buah.

Kuambil sebuah duku, lalu memakannya. Memang manis rasa dukunya.

“Dua kilogram saja Bu,” kataku memesan pada ibu penjual buah.

“Baik, Bu,” ujar Ibu penjual buah sambil memasukkan duku ke dalam plastik belanja dan kemudian menimbangnya.

“Terima kasih, Bu,” kataku setelah menerima dan membayar dua puluh ribu rupiah kepada Ibu penjual buah.

Sesampai di rumah, anakku Naufal langsung menanyakan pesanannya.

“Ada ya Ma, dukunya?” tanyanya.

“Ada. Mama beli cuma dua kilogram saja,” jawabku sambil menunjukkan duku yang kubeli.

Aku memulai rutinitas mingguan setelah belanja. Kubereskan dan kususun belanjaanku. Kulihat anakku Naufal sedang makan duku yang dimintanya.

“Kok Adik mau makan duku?” tanyaku penasaran sebab tidak seperti biasanya ia memesan buah duku.

“Kata guru Oval, buah duku banyak mengandung vitamin A, B1, C dan E,” jawab Naufal yang membahasakan dirinya dengan Oval.

“Iya, lagipula kalau kita makannya dalam jumlah yang banyak, tidak ada pengaruhnya, hanya sering buang air kecil saja,” kataku sambil tertawa.

Aku masih tetap dengan pekerjaanku membereskan sayur-mayur dan belanjaan lainnya saat berbicara dengan si bungsuku ini.

“Buah duku juga mengandung energi, protein, karbohidrat, entah apa lagi ya…?. Oval lupa Ma,” lanjut anakku Naufal.

“Nah, coba Oval cari lagi infonya tentang duku. Kalau kita mengetahui manfaat sesuatu yang kita makan, maka kita akan lebih senang makannya. Kalau banyak pengaruh jeleknya, maka kita bisa mengurangi makan makanan itu.” Kataku.

“Ma, Sherin pernah makan buah yang mirip duku tapi kulitnya lebih tebal dan rasanya asam,” tiba-tiba anakku Sherina datang sambil mengambil buah duku di meja.

“O…itu namanya langsat. Memang buah langsat mirip dengan duku.

“Ma, Oval sudah lihat di google, manfaat duku banyak sekali Ma. Pertama, sebagai antioksidan yang menghindarkan tubuh dari kerusakan akibat polusi atau zat beracun. Kedua, untuk mencegah penuaan dini.” Kata anakku sambil membaca informasi di gawainya.

“Iya, kalau ada antioksidan berarti memberantas radikal bebas. Radikal bebas kan membuat cepat tua,” kataku menanggapi informasi dari anakku Naufal.

“Lalu apa lagi manfaat duku itu?” Tanya anakku Sherina penasaran.

“Untuk menguatkan gigi dan menjaga kesehatan gusi, karena pada duku banyak vitamin C-nya.” Lanjut anakku Naufal.

“Ada lagi manfaatnya Ma, yaitu menjaga kekebalan tubuh, menurunkan berat badan, melancarkan pencernaan, menjaga kesehatan kulit dan mengendalikan kadar kolestrol.” Lanjut anakku membaca informasi di gawainya.

“Jadi kalau orang yang tinggi kolestrolnya lebih enak makan duku ya Ma, daripada makan obat-obat yang dibeli di apotik, Resiko makan obat kan bisa bermacam-macam,” kata Sherina menanggapi informasi yang telah dibacakan adiknya.

‘Iya, tidak banyak resikonya kalau makan duku. Paling-paling kalau kebanyakan kita hanya merasa perut jadi kembung karena duku banyak mengandung air. Kita juga jadi sering buang air kecil,” kataku sambil tertawa melihat kedua anakku sedang berdiskusi tentang duku sambil makan buah yang jadi topik pembicaraan mereka.

“Tapi jangan salah makan. Nanti termakan buah langsat yang asam.” Kata Sherina tertawa.

“Iya, langsat dan duku memang mirip. Keduanya termasuk buah musiman. Kita harus bisa membedakannya. Kalau duku kulitnya tipis dan rasanya manis, sedangkan buah langsat kulitnya tebal, banyak getahnya dan rasanya asam. Buah langsat di daerah lain dinamakan langsep atau lansat.” Jelasku.

“Wah…hari ini kita makan buah duku sambil belajar ya,” kata anakku Naufal. Dia sudah menghentikan makan buah duku.

“Iya, baguslah sambil makan kita juga bisa belajar,” kataku.

“Nanti lagi makan dukunya, Ma.” Lanjut Naufal meninggalkan aku yang sedang sibuk di dapur.

Kembali aku sibuk dengan tugasku di hari libur.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantabs bu..

26 Jan
Balas

Makasih bu. salam kenal dari guru jambi

27 Jan



search

New Post