Fitnah Mendera
Seperti hujan yang jatuh kebumi
Tak henti, menitik lalu menderas tanpa jeda
Seperti air mata yang menyungai
Membentuk danau di permukaan bantal
Isak yang tertahan semakin membuat serasa
batu menindih dada tanpa ampun
Tapi tak bisa kubagi rasaku saat itu
Aku meringkuk dalam kesakitan fitnah kejam
Yang menusuk jantung
Ketegaran yang kupunyapun tak berdaya dalam patahnya hati dan leburnya semangat
Harapan tak selalu sama saat menuai kenyataan
Adakalanya kebaikan berbalas kebusukan
Tak usahlah berterimakasih
Tidak menderaku dengan fitnah itu sudah seperti memberi udara
Tapi memfitnah itu bagai memasukkanku dalam labirin tertutup tanpa udara
Tak tahu arah tujuan dan tak lagi bisa bernafas
Selesai…
Tanpa tahu apa yang sebenarnya ada di depan sana
Bagai seonggok kotoran yang baunya ke segala
Meski aku tak sedikitpun menyentuhnya
Jogja, 1 September 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar