RINDU
Kemaren kuukir egoku dibatu cadas
Menyeduh kopi disaat langit menangis…
Dan mengalirkan liuk genangan air membentuk bendungan .
Sumpah serapahkan menanggalkan semua lunglai termakan tanah
Sebelum melewati sudut-sudut sisa -sisa debu beranjak digiring air
Helaian nafasku seakan tertimbun lumpur
Ingin kulantangkan suara namun pijak dahaga memelas
Sekawanan kata rindu lalulalang melintas
Denyut nadi meraut tak karuan
Ingin kusumbat laju malam hingga pagi tak menyapa
Tapi denting waktu tak bermain kompromi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi!
Terima kasih telah sudi mampir kepondokku, salam literasi
Puisinya keren dan mantul Bunda Sri Suwarti. Salam literasi
Terima kasih pak cusin
Terima kasih pak dede untuk suportnya, salam literasi