YUK…INTIP, PROSESI PERNIKAHAN ADAT BELITUNG
Pagi ini, cuaca sangat cerah kami disibukkan dengan acara prosesi pernikahan Ananda Dalillah Irbah,S.Pd dan Wira Yuda Saputra,S.T. Kami selaku panitia sudah mempunyai tugas masing-masing.
Acara diawali dengan khatam Al-Quran oleh Ananda Dalillah Irbah,S.Pd. sekitar jam 7 pagi sampai jam 08.15 pagi. Pembacaan ayat suci Al-Quran dilantunkan sangat sempurna sehingga memecahkan keheningan pagi. Para tamu yang menyaksikan lantunan ayat suci tersebut terkesima. Subhanallah, indahnya ayat-ayat itu.
Hari ini pasangan pengantin akan memakai “Baju Adat Belitong berwarna merah”.Kemudian kami bersiap-siap untuk menjemput mempelai pengantin laki-laki dengan membawa “Tifak Sire” diiringi tabuhan “Hadrah”. Iring- iringan mobil berderet menuju rumah mempelai pengantin laki-laki. Setelah sampai di kediaman pengantin perempuan, sebelum masuk ke rumah pengantin perempuan akan digelar acara “Berebut Lawang”. Pintu-pintu ini menjadi simbol tanggung jawab suami dalam tradisi Belitung. Acara ini melewati tiga pintu.
Pintu Pertama atau lawang pertama yang berada di halaman rumah disebut “Pintu Tanak Nasi”. Disini biasanya yang berbalas pantun adalah tukang tanak nasi. Pintu pertama ini mengandung filosofi, bahwa pengantin laki-laki harus siap memberi nafkah kepada istri dan anaknya nanti.
Pintu kedua atau lawang kedua yang berada di ruang utama. Yaitu disebut “Pintu Mak Inang”atau “Tukang Rias Pengantin”. Pintu kedua ini memiliki arti bahwa pengantin laki-laki selain mampu memberi nafkah bagi keluarganya, dia juga harus siap menjadi imam atau pemimpin bagi istri dan anaknya.
Pintu terakhir adalah pintu ketiga atau “Pintu Mak Inang “. Pintu ini memiliki arti bahwa pengantin laki-laki harus mampu merias istri dan anak-anaknya dengan cara memberikan pakaian yang layak.
Setelah berebut lawang berakhir, pengantin laki-laki dan perempuan bisa duduk di pelaminan kemudian rombongan pengantin laki-laki menyerahkan beragam antaran untuk diserahkan ke pihak pengantin perempuan.
Acara terakhir adalah acara resepsi yang biasanya tamu-tamu yang diundang hanya para tetangga dan keluarga terdekat . Karena besok sorenya akan digelar acara resepsi di Gedung Kolong Keramik yang undangannya di peruntukan pada tamu-tamu yang jauh.
Contoh pantun yang sempat dilantunkan adalah :
Memburu emas orang berebutan
Dipinggir sungai ramai mendulang
Berebut lawang acara penyambutan
Saat pengantin pria tiba menjelang
Penari gambus dari daerah Belantu
Selain menari pandai melantun
Acara berebut lawang ditiga pintu
Disetiap pintu berbalas pantun
Demikian sekilas info yang pernah didengar disaat kami diberi mandat menjadi urang rumah mempelai perempuan.
SEMOGA BERMANFAAT
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantul.buk teringat la kan pas nikah barik e
Bagus Bu.. Sri Suni.tulisan sekaligus pengenalan budaya kte, Belitung
Tulisan yang menarik. Terimakasih. Salam kenal.
Makase Bu Sunarni... untuk pelestarian budaya daerah kite
Terimakasih bunda N Supriati... Salam kenal juga
Iye Bu ilfa ... Semoga selalu terkenang ye