Sri Sugiastuti

Mendidik dengan hati, berdakwah lewat tulisan, membaca dengan kaca mata 5 dimensi,selalu ingin berbagi dan menjaga silahturahmi. Tulisan adalah warisan yang ber...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sukses VS Gagal ( 2 )

Sukses VS Gagal ( 2 )

Sukses VS Gagal ( 2 )

Siapa yang ingin anak didiknya memiliki karakter sukses? Atau Andakah yang mendambakan buah hatinya berkarakter sukses? Ini ada pembanding, kapan anak sukses dan kapan anak gagal. Dengan mempelajari ilmu ini diharapkan anda akan membentuk karakter sukses dan menghindari karakter gagal.

Agar kita tidak gagal dalam membentuk karakter baik untuk anak kita, maka waspadalah dengan hal atau prilaku orangtua yang kadang tanpa sadar melekat pada diri orangtua. Banyak contoh yang menyebabkan orangtua gagal dalam membentuk karakter baik untuk anaknya. Ini sebagian contoh prilaku salah yang kerap dilakukan orangtua, dan prilaku baik yang perlu diterapkan pada anak kita.

Sukses

· Berkatalah jujur kepada anak.

Untuk membujuk anak agar menghargai orangtua dan jerih payah kita dalam mendidiknya. Kita harus bicara jujur sebatas kemampuan berpikir anak. Katakan dengan bahasa anak siapa sebenarnya orangtuanya dan apa tujuan hidupnya.Ungkapkan dengan penuh kasih dan pengertian, sehingga kelak akan tertanam di benaknya, bagaimana orantuanya melimpahkan kasih sayang kepadanya.

Dengan berkata jujur anak akan menghargai orang tua. Jelaskan dengan bahasa yang sederhana, kemudian beri contoh bahwa orang jujur itu banyak mendapat keberkahan. Akan dipercaya orang lain, hidupnya akan sukses

Gagal

· Membuat janji palsu.

Bila anda sebagai orang tua sering PHP ( Pemberi Harapam Palsu ) anak tidak akan percya pada ucapan dan janji anda. Yang ada malah anak meniru sikap yang tidak terpuji itu. Jadilah orang tua yang mau mengatakan apa adanya dan bersikap tegas.

Kadang orang tua tidak ingin ribet atau tidak bertele-tele, orang tua sering asal bicara pada anaknya. Orangtua tanpa sadar menciptakan kebohongan kecil; “ Ayo cepat makannya dihabiskan, nanti Bunda ajak ke Mall!” Padahal setelah selesai makan dan ditagih anaknya, orangtua tidak segera mewujudkannya, tapi mencari alasan lain ;” Nanti ya tunggu Ayah pulang.” Peristiwa ini dicatat di benak anak kalau orangtuanya pembohong.

Mari direnungkan lagi mana yang sudah kita lakukan pada anak didik atau buah hati kita. Masih ada waktu untuk memperbaiki. Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali.

Salam Parenting

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salam literasi dan terimakasih ilmu parentingnya bu sri..

04 Jan
Balas

Salam literasi dan terimakasih ilmu parentingnya bu sri..

04 Jan
Balas



search

New Post