Sri Sugiastuti

Mendidik dengan hati, berdakwah lewat tulisan, membaca dengan kaca mata 5 dimensi,selalu ingin berbagi dan menjaga silahturahmi. Tulisan adalah warisan yang ber...

Selengkapnya
Navigasi Web
MELAWAN LUPA ( 3 ) JANGAN LUPAKAN SEJARAH HIDUP

MELAWAN LUPA ( 3 ) JANGAN LUPAKAN SEJARAH HIDUP

Pratiwi berusia 4 tahun ketika ia harus kehilangan Ayahya Susilo. Ayahnya ada di dekatnya tapi politik memisahkan Pratiwi dan keluarga dengan sang ayah tercinta.

Ketika masuk TK nol kecil, hari-hariku Pratiwi tanpa ayah. Pratiwi rela diantar sekolah oleh Ambarwati mbonceng sepeda onthel. Keluarga itu yang baru menempati komplek perumahan Departemen Dalam Negeri harus rela keluar dari perumahan itu. Dan menempati kontrakan baru milik penduduk Betawi.

Ketika jam pulang Pratiwi tidak langsung pulang tapi dititipkan di salah satu pasien langganan ibunya. Dia adalah Umi Kulsum orang Banyumas keturunan Arab, ia sangat baik, Pratiwi diperlakukan bak anaknya sendiri. Kadang Ibunya baru menjemput ketika hari jelang sore.

Jakarta tahun enampuluhan masih sangat sepi, daerah pasar minggu penuh dengan pohon buah buahan dari mulai jambu, duwet, sampai pohon kecapi, berbuah lebat pada musimnya, durian dan melinjo juga banyak.

Pratiwi memilki kenangan mencari kembang duren yang jatuh pagi hari untuk dimasak. Ia juga mengambil jatuhan buah melinjo di pagi hari yang bisa dijual pada tetangganya yang biasa membuat emping. Andai saja Ayah tidak pergi dari kehidupana keluarganya, pasti ia tidak mengalami hal seperti ini.

Rasa kangennya pada ayah bisa terobati tak kala kami boleh mengunjunginya di rutan politik Kami bisa bertemu dan berkumpul di halaman rutan dan duduk di tikar pandan yang disediakan dari rutan. Ketika harus antri memasuki pintu gerbang yang berlapis ada perasaan takut di hatinya. Dalam batin Pratiwi kecil bermacam pertanyaan berkecambuk di hatinya

“Mengapa ayahku tinggal disana? Apa salah beliau? Bagaimana kalau dia sakit? Apa yang dikerjakan disana? “ Dan masih banyak pertanyaan yang berseliweran di hatinya.Pertanyaan itu baru bisa terjawab ketika ia dewasa.

Mulai saat itu Ambarwati jadi single parent, dialah policy maker dalam keluarga Pratiwi. Ambarwati, ibu tiga anak paham benar bahwa posisi tanpa suami sangat menyiksa, selalu dilecehkan. Apalagi waktu itu usia Ambarwati baru 28 tahun. Kadang ia harus pulang malam karena membantu praktek dokter di daerah Tebet.

Rumah yang dikontrak Ambarwati dan anak-anaknya di daerah pasar minggu masuk gang yang tanpa penerangan listri. Ya listrik belum masuk. Tapi tekad Ambarwati untuk membesarkan ketiga anaknya sangat tinggi, walau kerja keras dan melelahkan semua dijalani dengan ikhlas.

Pratiwi kecil kadang iba dan sangat kasihan pada ibunya. Pratiwi pernah mendengar ketika malam-malam ada tamu yang pura-pura sakit, dan ingin berobat.Ternyata dia hanya iseng dan ingin menggoda Ibunya. Disangkanya Ambarwati wanita kesepian yang haus kasih sayang dari seorang laki-laki. Setelah Pratiwi klas 6 SD kisah ini dipertegas lagi oleh Ambarwati, ibunya. Ambarwati dengan caranya bisa memberi pemahaman sepenuhnya

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Perjuangan janda muda beranak tiga. Sungguh tdk mudah bagi yg menjalaninya.

01 Apr
Balas

Ya, kita ikuti kisah selanjutnya Pak Edi..

01 Apr

Kyk namaku bun

01 Apr
Balas

Ambarwati ya.. Dia perempuan tangguh yang hidup di thun 1937-2008.. dan sungguh the special woman for us..

01 Apr

Salut dengan para pejuang ibu untuk anak-anaknya, tulus, dan ikhlas

01 Apr
Balas

Dan jangan pernah kita lupakan jasanya.. Ia juga pembawa salah satu kunci surga

01 Apr

Semakin seru bunda

01 Apr
Balas

Ini masih awal perjalanan tahun 1950-2008 itu mengharu biru.. walau saya menulisnya dengan berlinang air mata.

01 Apr

Ambarwati salah satu dari wonder women...njih Bunda ? Semoga selalu dalam Ridho Allah SWT.Baarakallah...Bunda.

01 Apr
Balas

Iya Bu nana, Wonder woman di era tahun 60 an

01 Apr



search

New Post