Filosofi di Balik Tumpeng
Tumpeng menjadi sajian yang identik dengan syukur. Syukur atas tercapainya sesuatu yang diinginkan. Atas dasar filosofi tersebut maka tumpeng selalu dibuat dengan bentuk menjulang dengan berbagai variasi. Bulat, kotak, ataupun kerucut yang menjulang. Disajikan dengan aneka lauk pauk dan kudapan. Nikmat disantap bersama keluarga, saudara, sahabat, maupun relasi.
Apapun bentuknya... tumpeng biasanya disajikan untuk memupuk rasa persaudaraan dan kebersamaan. Berbagi dan mensyukuri.
(Tumpeng kreasi "dapur ma'uti" Bunda Hasani Sobar)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima kasih mbak trisna
Keren ibu.. Jadi tahu makna tersembunyi dibalik sajian sebuah tumpeng.. Sukses ibu