TERATAI DI ANTARA BELUKAR 05
Pagi ini Jannah pergi kerja dengan perasaan yang tidak seperti biasanya, ada rasa takut karena dirinya sudah di warning bulek Santi, ada rasa ingin tahu bagaimana kabar Reza, yang belum sempat untuk bertegur sapa.
Sepertinya tempat yang untuk parkir Jannah, belum terisi, dengan tenang Jannah memarkir mobilnya, baru saja Jannah membuka pintu mobil, Reza dengan bouquet bunga sedap malam dan anggrek bunga kesayangannya.
Tentu saja Jannah terkejut.
"Assalamualaikum... Jannah, maukah menerima bunga ini? Sapa Reza sambil membungkukkan badan bak seorang pangeran yang memberikan bunga pada sang putri.
"Waalaikumsalam... Jannah tersenyum tersipu melihat apa yang dilakukan Reza.
" Terimakasih,... tapi apakah aku harus menerima bunga ini? Kata Jannah berdebar debar.
" Saya mohon kamu menerima, saya tahu kamu paling suka bunga ini, sayang kan kalau bunga nya sedih, meluncur kata kata Reza, ups.... Reza sendiri kaget dia bisa selancar itu.
Ada binar pengharapan di kedua mata Reza, Jannah tidak tega untuk menolaknya,
" Aaah...ini toh hanya bunga...bisik hati Jannah pada kalbunya.
" Baiklah saya terima, dan terimakasih untuk bunga ini, Jannah menerima bouquet bunga itu dan dimasukkan ke dalam mobilnya.
Reza masih menunggu Jannah, dan mereka berdua berjalan bersama untuk naik lift.
Di dalam lift ada kecanggungan di antara mereka, saat Reza hendak bicara Jannah pun akan bicara, akhirnya mereka berdua tersenyum geli.
" Silahkan Reza mau bilang apa? Tanya Jannah malu malu.
"Lady first..., Pinta Reza dengan kedua tangan memohon.
" Nggak lah..., Jannah menjawab memalingkan wajahnya yang terasa memerah.
Reza menatap Jannah dengan degup jantung yang tak karuan.
" Jannah... apa kabar, apakah kamu sudah punya kekasih? Kata Reza dengan mengumpulkan keberaniannya, entahlah di depan Jannah dari dulu dia seperti tak mampu untuk bicara.
Jannah terkejut dengan pernyataan Reza, apa yang harus di katakan nya, Jannah terdiam sesaat,
" Aku sampai saat ini belum punya kekasih, suara Jannah ragu ragu.
"Alhamdulillah..., Jannah... akhirnya aku mendapatkan cinta yang sempat terpendam, Reza berteriak kegirangan seperti anak kecil yang baru mendapatkan permen.
Dan pintu lift terbuka, ada beberapa orang masuk, Jannah bingung dia tadi belum selesai bicara, tetapi Reza sudah memotong apa yang di ucapkan, dan saat Jannah hendak menjelaskan lift sudah mulai terisi beberapa orang hingga mereka tiba di lantai yang berbeda.
Istirahat siang, Jannah berharap bertemu Reza untuk menjelaskan keadaan dirinya saat ini. Tapi belum sempat Jannah beranjak dari pantry, mbak Maya asisten HRD memanggilnya.
"Assalamualaikum, selamat siang Bu Maya apakah ini terkait dengan resign saya?
"Waalaikumsalam, sebenarnya ada dan tidak mbak Jannah, balas mbak Maya tersenyum.
" Tadi ada titipan dari ibu kepala HRD, beliau ingin meyakinkan mbak Jannah untuk tidak resign, mbak Jannah rencana bulan depan itu di angkat jadi chef, bukankah ini yang di cita cita kan mbak Jannah, penjelasan mbak Maya membuat Jannah terkejut senang dan bahagia, inilah yang di tunggu menjadi chef. Tapi Jannah juga bingung dengan keinginan bulek Santi.
" Begini saja mbak Jannah, nanti di bicarakan dengan keluarga perihal pengangkatan mbak Jannah menjadi chef, mbak Maya memberikan solusi untuk Jannah yang memang lagi resah.
"Terimakasih mbak Maya....., Inshaallah besok pagi saya akan mengambil keputusan, jawab Jannah tenang. Walaupun hatinya bimbang tapi Jannah tidak ingin tergesa-gesa memutuskan, bulek dan Om harus terlibat. Jannah pamit dan meninggalkan ruang HRD.
Akhirnya istirahat itu, Jannah hanya membiarkan hatinya mengembara ke mana mana, dan Jannah hanya di temani peralatan yang ada di dapur.
Sore setelah Jannah menyelesaikan tugasnya, Jannah keluar lift dan menuju tempat parkir.
Saat Jannah hendak masuk di dalam mobilnya, ada suara asing yang memanggil namanya,
" Dik Jannah...., Sudah mau pulang? Tanya suara berat itu, Jannah terkejut saat melihat sosok tubuh dengan seragam perwiranya sudah ada di depan mobilnya.
" Lho mas Danang...kog ada di sini? Tanya Jannah gugup, bagaimana tidak gugup bertemu baru sekali dan tidak ngobrol, tiba-tiba sekarang sudah ada di depannya. tatapan tajam Danang seakan hendak mengulitinya.
Jannah merasa tidak nyaman dengan tatapan Danang.
" Ayo kita pulang...., Apa mau nginep disini? Tiba-tiba Danang dengan suara beratnya mengejutkan.
" Mobilnya dik Jannah di tinggal saja, kita naik mobil satu saja, tanpa berani menolak Jannah mengikuti Danang, naik mobil Danang dan meninggalkan mobilnya

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar