SEMOGA AKU JUGA BISA
Saat mendapat undangan untuk mengikuti Pelatihan Menulis Buku, Sagusabu, ada rasa enggan. Alaaahhh. Paling juga sama dengan yang lain. Gitu-gitu doang sih. Teori saja maksudnya. Bahkan aku datangpun juga melebihi dari waktu yang di tetapkan. Beruntung masih dapat tempat duduk deret ke empat depan. Lumayan masih bisa melihat narasumber dengan jelas. Begitu sudah duduk, eh, baru tahu kalo harus mengambil kit seminar dan snack. Seperti biasa, pasti snack dulu yang di nikmati. Kubuka tas hitam kecil. Ada tiga buku tipis di dalamnya. Ini buku apa ya? Kok seperti novel tapi kenapa tidak tebal sepert punya tere Liye atau serial detektif Conan Doyle ataupun Andrea Hirata serilah. Setelah bla bla bla dengan peserta depanku yang ternyata adalah teman sekelasku di bangku kuliah, jugabu guru IPA di samping kiriku, tampilah nara sumber pertama yang mempromosikan buku-buku tipis di tas hitam ini. Oooo ... keren banget. Ternyata buku-buku itu hasil karya para guru ya. Kok bisa sih? Di otakkupun sama dengan apa yang disampaikan oleh nara sumber di depan. Mana mungkin seorang guru bisa membuat novel? PTK aja kayak benang ruwet, mana ujung mana pangkal tidak ketahuan junturnya meskipun berulang kali ikut seminar. Saat narsum memajang foto-foto teman guru yang telah menghasilkan karya besarnya, wow ... kata itu yang pertama keluar dari mulutku. Keren banget mereka ... benara-benar fantastis loh ...masak guru bisa menulis novel ..... That’s what I got in my mind at that time. Rasanya baru bangun dari tidur. Ternyata guru bisa menulis nove, that’s what I want along time ago, belum kesampaian sampai sekarang, Menulis sebuah novel. Sebuah kemustahilan bagiku meskipun keinginanku merangkai kata dari rangkaian hidupku selama ini hanya mampu kusimpan. Entah kapan simpananku akan kuurai dalam bentuk kata. Dan ternyata, Allah SWT telah memberiku kesempatan yang luar biasa. Berada di tengah tengah para pembelajar yang begitu bersemangat mengikuti pelatihan. Pas depanku, bu guru dari Gemolong, Sragen. Jam tujuh sudah berada di tempat dengan grab dari terminal tirtonadi. Di sebelahnya lebih keren lagi, datang dari Demak. Jauh banget ... kemudian di belakangku dari Karanganyar. Kok aku yang dekat malah gak semangat. Malu lah awak. Apalagi narsumnay tuh ringkas dan nohoknya pas. Tidak bertele-tele. Apalagi ribet kayak PTK. Thanks alot, para narsum yang luar biasa dan teman-teman yang lebih luar biasa. Bersama pasti kita bisa mengubah wajah para guru yang culun menjadi wajah yang menantang dunia bahwa kita bisa merangkai kata dalam cerita.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
luar biasa. tulisannya keren dan inspiratif
Sama bu, seangkatan saya sagusabu jakarta 2 ada yang dari sumatera utara, ternate, pandeglang (banten), saya berada dipinggiran jakarta? semangat peserta lain luar biasaa, ternyata mereka memiliki mimpi menuangkan ide/gagasan tulisan yang teroendam selama bertahun-tahun untuk dituangkan dalam buku, lah saya siapa saya??? guru yang baru mau belajar menulis...sukses bu, ditunggu karya2nya saya pasti beli
Hehehe ... Itu sudah pak. Saya peserta Sagusabu dari Sukoharjo, Jawa Tengah. Malu juga sih kalo nggak bikin apa-apa. Masak di tempat sendiri malah nihil. Satu pertanyaan saya saat itu: Duhhh ... Emang saya bisa kah menulis novel atau cerpen? Sesuatu hil yang mustahal. Kata pelawak Basuki almarhum. Ternyata banyak teman pembelajar yang luar biasa sebagai penyemangat. Thank you so much for your comment, Sir. SEMANGAT SAGUSABU!!!!
Top pak Leck Murman, BP selalu hadir di manapun, salut saya