Sri Musalifah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
#TantanganGuruSiana#Tantangan Hari Ke-9#
blog.bukupedia

#TantanganGuruSiana#Tantangan Hari Ke-9#

Antara Fiksi dan Non Fiksi

Awalnya saya tidak begitu peduli dengan respon teman-teman di dunia maya. Dalam hal ini adalah teman di Facebook. Ceritanya begini. Saya mengikuti tantangan menulis yang diadakan oleh Media Guru Indonesia. Melalui Blog GuruSiana. Pada tantangan tersebut mengharuskan peserta menulis setiap hari. Ya, setiap hari tanpa putus. Ada 3 varian tantangan. 30 hari, 60 hari dan 90 hari. Kelalaian mengirim agak 1 hari saja tak bisa dikompromi. Namun terdapat solusi yang demikian luar biasa. Yaitu diulang kembali terhitung sebagai start awal hari ke-1.

Syarat kedua adalah membagi tullisan yang sudah ter-upload di blog GuruSiana ke facebook pribadi. Baru kemudian ke facebook grup Media Guru Indonesia. Materi tulisan bebas. Sehingga si amatir ini tanpa beban mau menulis tentanga apa saja. Setelah seminggu menulis, kepala saya berputar-putar. Waduh!!!” kok sudah dishare ke FB berarti banyak yang lihat, dibacanya dan direspon. Mulai datang rasa cemas, malu, khawatir, rendah diri dan ketakutan lainnya. Jangan-jangan, mereka mencibir tulisan saya. Satu perasaan yang tidak muncul adalah niat untuk menghentikan tantangan ini. Saya tidak berniat menghentikan menulis, apapun reaksi yang muncul. Biarlah apa kata mereka.

Saya memberanikan diri membuka halaman FB. Kalau-kalau terdapat pembullyan. Alhamdulillah ternyata tidak. Lumayan banyak respon dari kaum kerabat, sahabat dan handai taulan. . Ada yang “like” dan tak sedikit yang berkomentar. Mereka meluangkan waktu saja untuk membaca, sudah terima kasih. Saya mulai menganalisa beberapa reaksi dari para netizen (kira-kira istilahnya begitu).

Dari sekitar 15 tulisan hanya 2 yang mengambil materi agak ilmiah (non fiksi). Selebihnya materi fiksi yang idenya dari kejadian yang saya alami dan rasakan secara langsung. Tulisan dengan kategori non fiksi sama sekali tidak terdapat komentar. Hanya mendapat jempol, itupun uma 20 jempol. Padahal tulisannya hanya beberapa alinea saja. Mengapa hal ini terjadi. Apakah tidak menarik, malas membaca agak berat, atau anggapan bahwa teori itu sering tidak sesuai dengan kenyataan. Hanya pembaca yang tahu.

Kenyataan ini menggambarkan bahwa pembaca lebih suka dengan hal-hal sederhana, ringan dan menghibur. Bacaan ringan yang diilhami dari kisah-kisah unik dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini bisa jadi kita kurang ada waktu memperhatikan polah tingkah penghuni dunia. Sibuk dengan aktifitas yang seolah tidak berujung. Kegiatan sebagai rutinitas belaka. Padahal rutinitas itu ke itu saja erat hubungannya dengan rasa bosan. Salah satu pengurai kebosanan bisa dengan membaca atau menulis ringan.

Mungkin ini alasan mengapa tulisan ringan saya lebih dibaca orang dari pada yang berbau teori. Tidak ada salahnya kita membuat orang senang meski hanya lewat tulisan dari pada tidak sama sekali. Terima ksaih MediaGuru Indonesia. Tantangannmu sangat menantang. Semoga dimampukan Allah melalui dan melewati 30-60-90.

*Kota Arang, 31 Januari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post