Sri Musalifah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
#Tantangan GuruSiana#Tantangan Hari ke-8#
iDEA-Grid.ID

#Tantangan GuruSiana#Tantangan Hari ke-8#

Tamu Tak Diundang

Entah apa yang menyebabkan buk Mus tiba-tiba menjadi pemalas. Malas masak, malas bersih-bersih rumah, mencuci pakaianpun sekedarnya saja. Maksudnya tidak dilipat apalagi disetrika. Ditumpuk tinggi laksana gunung. Setrika bajupun sesaat menjelang pergi kerja. Terbayanglah, betapa bentuk rumahnya centrang penang bak kapal perang yang kalah perang.

Konon katanya rumah kotor dan berserak itu perlu diwaspadai. Bukan karena malu bila ada tamu berkunjung. Tapi berhadapan dengan tamu tak diundang ini yang ngeri-ngeri sedap. Pernah membaca status di Facebook. Ciri-ciri rumah yang dikunjungi tamu tak diundang antara lain aura rumah berubah, terdapat hawa dingin di beberapa sudut, binatang peliharaan berubah sikap, muncul suara aneh seperti benda jatuh, air kran mengucur sendiri, sekilas ada bayangan berkelebat dan hal-hal tidak wajar lainnya.

Seperti halnya Kamis malam itu. Setelah sholat Isya, turun hujan lumayan deras. Suasana komplek perumahan mencekam, lembab-lembab gerah. Tepat pukul 00.00 suami buk Mus terbangun. Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki berjalan tergesa. Suara langkah itu mengusik tidur buk Mus. Dengan seksama diamati dari balik gorden kamar. Siapa gerangan si empunya langkah kaki tadi. Eh rupanya tetangga buk yang baru saja pulang.

Cuaca dingin senyap namun rasa haus demikian mendera. Berjalanlah buk Mus hendak menuju meja makan. Rupanya nampak si bapak tertegun di ruang TV seraya tangannya melambai ke buk Mus. “Dik…dik….cepatlah sini, coba perhatikan. Lihatlah itu. Sambil kucek-kucek mata buk Mus mendekatinya dan melihat arah tangan suaminya menunjuk. “Apaan sih mas, aku haus kali nih.” Diamlah disitu dan perhatikan sarang burung itu.” Apaan sih, iya sarang burung itu mengayun, bergoyang-goyang. Bergoyang bukan karena burung dalam sangkar sedang berkicau riang sambil melompat-lompat. Kok itu ulah si burung, wajar saja si sangkar bergoyang. Lha ini sudah 4 bulan lalu burungnya mati. Otomatis sarang itu tak berpenghuni. Lha terus siapa pula yang menggoyang tu sarang. Tak ada angin tak ada yang menyentuh. Nah…..terus???

Sementara diluar rinai hujan masih gemericik ditambah lenguhan anjing seolah berkata-kata. Rasa hausku mendadak berubah, terasa ada yang mencekik. Ingin menjerit namun tanpa bersura. Semakin takut bukti kedatangannya makin menjadi. Tiba-tiba sarang burung itu berhenti, seolah ada yang menahan. Sedetik kemudian bergoyang lagi makin lama makin kencang. Anjingpun makin mengeraskan lolongannya.

Suami buk Mus lumayan kuat nyalinya. “Sudah kita sholat dulu dan kembali tidur. Biarlah tamu kita melanjutkan main-mainnya. Hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

Keesokan harinya aku baru sadar. Ternyata dibawah sarang burung itulah bertumpuk pakain setinggi gunung Himalaya yang belum terjamah. Biarlah dilipat saja daripada tamu tak diundang semalam yang membantu melipatnya.

*Kota Arang, 30 Januari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post