Idenya boleh juga ni anak……

Setiap hari Senin jadwal memberikan layanan klasikal bagi Buk Mus adalah jam ke 4 di kelas IX-A. Namun tidak seperti biasanya. Hari itu buk Mus nampak sedikit sibuk dan bergegas. Padahal jam baru menunjukkan pukul 09.15. Sedangkan jam ke-4 itu dimulai pada pukul 09.30. Buk Mus mulai beberes perangkat layanan informasi yang lumayan banyak. Entah apa saja perlengkapan yang dibawa guru BK satu ini.

Tak lama kemudian. “Tiiiiinnngggg……tuuuunngggggg”. Tanda pergantian jam berbunyi. Dengan sigap buk Mus mengemasi perlengkapan menuju kelas IX-A. Senyumnya yang renyah selalu mewarnai ketika menegur beberapa siswa yang mondar-mandir di depan kelas. Yah….begitulah ulah beberapa siswa yang tidak betah menunggu guru. Ada saja perilaku uniknya yang pasti membuat buk Mus geregetan.

Baru saja memasuki lorong jelang kelas IX-A, buk Mus tertarik dengan aktivitas beberapa siswa. Oalaaaahhh mereka sedang antri menyemir sepatu. Beringsut buk Mus mendekat dengan memperlambat langkah supaya gerombolan itu tidak terusik. Lho…..tapi mana semirnya, kok yang nampak cuma sikat sepatu saja.

Hhhhhmmmmm kalian ini betul-betul ya”. “Hehehehee…kita masuk lagi, tu ibuk sudah datang”, seru salah satu dari mereka. Dengan senyum bijak buk Mus membimbing anak-anak IX-A memasuki kelas. Setelah memulai ritual tahap awal layanan informasi, buk Mus singkap sekilas masalah semir menyemir tadi. Diluar dugaan ternyata mereka berebut menjelaskan bahwa dari pada mubazir bagus tinta yang mengendap dipenghapus papan tulis itu dimanfaatkan untuk kepentingan umat. Artinya memanfaatkan limbah tinta spidol untuk membuat sepatu mereka kinclong kembali. Geleng-geleng kepala buk Mus dibuatnya. No comen deh!!!!!!

#madrasahku, 23 Januari 2020#