Sri Musalifah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tntangan MediaGuru hari 1 Namaku Detaria
https://karitur.blogspot.com/2018/08/30-gambar-hd-karikatur-siswa-sekolah.html

Tntangan MediaGuru hari 1 Namaku Detaria

NAMAKU DETARIA

Hari ini meski dalam jadwal pelajaran hanya tercantum satu layanan klasikal, namun cukup letih juga terasa dibadan. Betapa tidak dari jam pertama sampai jelang jadwal sholat Dhuhur berjamaah kegiatanku cukup padat. Diawali dari layanan konsultasi dengan wali kelas IX-C, lanjut bimbingan kelompok kelas VII-A, catatan anekdot/kejadian, mediasi, layanan konseling perorangan dengan 4 orang konseli. Ada pula siswa yang merintih-rintih nyeri ulu hati tak terkira. Lumayan cemas dan bingung mau dikasih obat apa. Sementara persediaan obat di UKS terbatas. Tak hilang akal bergegas kuminta tolong salah satu siswa untuk minta kantong plastik pada ibu kantin. Segera kuisi air panas pada plasik untuk pertolongan pertama. Dengan cara mendekatkan kantong berisi air panas pada bagian yang nyeri. Alhamdulillah setelah beberapa menit nyeri tersebut agak reda.

Sungguh luar biasa aduhai agenda hari ini. Yah….itulah aktifitasku sebagai guru bimbingan dan konseling. Harus siap dan sigap dengan segala kejadian di madrasah. Tak terasa jamaah sholat Dhuhur sesi pertama sudah usai. Kuputuskan untuk sholat terlebih dahulu baru makan. Sesaat setelah keluar dari ruang UKS untuk mengambil mukena di ruang guru, saya berpapasan dengan gerombolan siswa. Seperti biasa mereka pada heboh berebut menyapaku sembari bersalaman. “Ibuuuukkkkkkkkkk. Kusambuat jabat tangan mereka sambil kupanggil nama mereka. “Hai Nadine, Almira, Tasya, Kariiinnn. Sudah pada makan belum nih kalian.” Kompak mereka menjawab. “Sudah buuukkkk.” Tiba-tiba saya dikejutkan dengan salah satu dari mereka. Dia berlari kecil mendekatiku sambil berkata dengan tegas dan tatapan mata lumayan sangar. “Ibuk pasti tidak tahu nama saya kan.” Kenapa mereka ibu panggil namanya sedang saya tidak.” Deeeeggggg, reflek saya bengong tak mampu berucap, melongo…iya betul saya melongo. Seumur-umur bertugas belum pernah ada siswa komplain hanya karena tak disebut nama. Dalam hati antara malu, iba, marah, menyesal juga menyalahkan diri saya sendiri,” kenapa pula saya tak juga bisa hapal nama anak-anak ya.” Maafkan ibu sayang, harusnya meski ibu tidak mengajar di kelas kalian. Ibu harus hafal nama kalian satu per satu. Setelah sholat segera saya kumpulkan anak-anak tadi. Hebat sekali siswaku yang protes namanya tidak disebut tadi.Dia sigap mengumpulkan temannya yang berlima tadi. Kujelaskan pada mereka bahwa saya tahu nama mereka masing-masing karena membaca untaian nama yang ada dibaju seragamnya. Nah salah satu dari mereka tidak menyematkan papan nama. Setelah itu si “dia” dengan lapang hati Nampak dari senyumnya berkata. “ ooooo ibuk, nama saya Detaria. Ibuk bisa panggil Deta saja. Tapi kalau di rumah saya dipanggil Ria. “Nah…nanda sukanya ibuk panggil apa ya Deta atau Ria. “Ibuk panggil Ria aja deh, biar sama dengan mama saya”. Oke Ria, ibuk akan panggil kamu Ria saja ya, kata saya.”

Begitulah akhir dari agendaku hari ini. Nampaknya memang sepele. Namun pengaruhnya sungguh dahsyat. Ada istilah dimasyarakat awam ”apalah arti sebuah nama”. Kalau berhubungan dengan siswa lain lagi ceritanya. “Jangan sampai lupa sebuah nama”. Karena akan ada hati yang terluka. Betapa menjadi sebuah kebanggaan dan motivasi tersendiri bagi siswa yang dirinya mendapat perhatian khusus dari guru. Siswa tidak mau tahu dengan alasan guru tersebut tidak mengajarnya, usia sang guru lansia yang kemampuan mengingatnya terbatas. Mereka tidak mau tahu itu. Bagi mereka asal guru menyapa dengan menyebut nama apalagi nama kesayangan, berarti guru tersebut perhatian dengan dia. Dalam benaknya akan tumbuh semangat untuk selalu bertingkah laku yang positif. Minimal ada rasa malu bila mendapat nllai jelek. Siswa akan merasa diterima, diperhatikan, terayomi dan danggap tak ubahnya dengan anak kandung sang guru. Ini artinya tugas guru sudah terbantu. Maka dari itu daya ingat guru harus bagus. Harus mampu mengingat nama-nama siswa. Karena kekuatan semangat siswa untuk selalu berprestasi salah satunya terletak dari sentuhan mendalam dariguru. “ingat dan panggilah namaku wahai ibu dan bapak guruku”.

*kota arang, 16 Januari 2020*

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post