Mereka senang........
MEREKA SENANG
Siang menjelang sore itu bertepatan dengan sesi 3 UNBK. Kami panitia berbincang disela kantuk yang mendera. Sayup terdengar di depan POSKO ujian celoteh siswa-siswi kelas VII dan VIII. Ya...., mereka sebagian besar adalah anggota OSIM (Organisasi Siswa Intra Madrasah), serupa dengan OSIS di SMP. Memang pada hari Selasa, 30 April 2019 madrasah kami mengadakan perhelatan lumayan besar. Agenda rutin diakhir tahun pelajaran yaitu wisuda tahfidz, pelepasan siswa kelas IX dan pentas seni siswa. Kegiatan tersebut dikelola oleh anggota OSIM.
Aku semakin tertarik dengan komunikasi anak-anak. Tanpa mereka sadari aku beringsut mendekati kerumunan mereka bekerja. Nampak mereka asyik dengan bagian tugasnya masing-masing. Ada yang merangkai kayu bekas meja kursi siswa yang rusak, ada yang mengecat papan, kipas-kipas juga ada. Saya tertarik dengan salah satu siswa yang memberi komando. Dengan tegas namun berbahasa santun si Bagas memberi instruksi kerja pada rekan-rekannya. Dan anehnya yang lain pada patuh dengan Bagas. Sejenak aku berfikir, “Kok tumben ya mereka menurut pada Bagas.” Seandainya pada saat proses pembelajaran yang sesungguhya mereka seperti ini, betapa kondusifnya sebuah kelas.
Ternyata setelah saya perhatikan, kuncinya adalah pada bahasa yang santun, suasana menyenangkan dan kebutuhan. Instruksi yang diberikan Bagas jelas pun dengan bahasa yang baik. Saya sempat mendengar Bagas bicara seperti ini. “Teman-teman sesuai kesepakatan kita tadi, pekerjaan kita batasi sampai jam 15.30, hasil kerja tiap kelompok untuk hari ini selesai 50%, sudah tu langsung kita sholat. Siap sholat tanpa kemana-mana kita langsung pulang. Siap semuaaaaaaa……, “Siaaaaaappp, oke boooosss.” Serampak jawab yang lain.
Disela-sela bekerja tentu ada beberapa anak yang bergurau. Disitulah nampak binar senang, riang gembira dan kesungguhan mereka untuk komitmen menyelesaikan tugas sesuai yang ditargetkan. Canda tawa, saling lempar gurauan tidak terasa pekerjaan selesai. Dari kegiatan tersebut tentunya mereka belajar bagaimana bertanggung jawab terhadap tugas, menghargai teman, bertutur kata yang baik.
Seandainya proses pembelajaran kita kemas tanpa tuntutan, dengan suasana terbuka, menyenangkan, menghargai perbedaan, menerima kekurangan, mengedepankan bahasa yang santun tentulah materi sesulit apapun akan menyadi mudah bagi anak-anak. Karena dasar mengikuti kegiatan adalah adanya perasaan senang. Dengan rasa senang dijamin daya juang siswa akan muncul dengan sendirinya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sepakat Bunda. Semoga para guru menyadarinya sehingga lebih kreatif dan inovatif agar pembelajaran menyenangkan, dan tujuan pun tercapai. Barakallah Bun
syukron bu..... sering terpikir akhir-akhir ini dengan perilaku anak-anak di dalam kelas. Saya sebagai guru bimbingan konseling selalu berdiskusi dengan rekan-rekan guru mata pelajaran. Pada umumnya mereka prihatin dengan cara belajar, sopan santun bahkan perilaku yang cenderung agresif. Apakah cukup hanya prihatin saja??????. tidak kan bu. Terima kasih bu Marlupi sudah mampir, salaaaammmmm.