SAGU SABU adalah kata yang baru saja saya dengar dan rasa ingin tahu akan hal itu sangat tinggi. Rupanya SAGU SABU adalah singkatan dari menulis satu guru satu buku dan mempunyai banyak tujuan. Diantara yang saya ingin dapatkan untuk mengikuti pelatihan ini adalah mengetahui, menambah wawasan, dan mampu menghasilkan karya. Karya yang dihasilkkan ini merupakan hasil dari pemikiran saya dan dapat menginspirasi untuk orang banyak. Dalam waktu yang singkat saya harus mampu menghasilkan sebuah karya tersebut. Karya yang biasa hanya terlintas dipikiran ini, segera akan di bukuan dan akan dikenang lama.

            Dimulai dengan menulis, menulis suatu kegiatan yang sangat bermanfaat. Dengan menulis segala sesuatu akan tersimpat abad. Menulis yang saya pernah lakukan yaitu menulis diari, cerpen, puisi. Sewaktu kecil saya suka menulis namun, bakat saya tidak terasah dengan baik sampai sekarang. Sehingga saya belum mampu menghasilkan sebuah karya yang bisa saya bukukan. Saya memag jurusan bahasa Indonesian namun, untuk menulis saya belum maksimal, dengan adanya SAGU SABU ini saya tekatkan untuk mampu membuat sebuah karya yang bermakna.

Satu kata untuk mewujudkan menjadi penulis yaitu MULAI. Dengan kata ini akan membuat semngat berapi-api tak sabar hingga sampai titik akhir. Titik dimana kita mendapatkan kemenangan dengan menghadirkan sebuah buku berjuta motifasi dari pengalaman pribadi. Pengalam yang tiara mengira bahwa akan ditakdirkan untuk menjadi ibu sekaligus guru muda dalam kurun waktu sama. Pengalaman memang merubah semuanya, dari pengalaman kita jadikan pelajaran yang berarti merubah kehidupan nyata. Garis tanganpun tak kalah indahnya ketika sudah ditakdirkan untuk bisa menjadi amanaNya. Ini menjadi inspirasi yang akan menjadi tolak ukur penulis dalam membuat buku.

Sudah mulai di tulis apa yang dirasa. Yang biasa hanya berbicara sekarang tertulis indah dengan untaian kata. Untaian demi kata menjadi sebuah kalimat padu, merubah menjadi sebuah paragraph yang berarti, lalu akan menjadi sebuah buku dibaca berjuta umat. Sekali mencoba malah ketagihan, itu ibarat kita makan sebungkus kuaci. Dari satu kuaci ke kuaci berikutnya ingin sekali menghabiskan secepat kilat. Rasa itu semakin membludak dipikiran untuk sesegera mungkin menuangkannya dalam bentuk buku. Buku yang akan menjadi sejarah awal perjalanan penulis dan segera meluncurkan buku-buku berikutnya.