Sri Hastuti, S. Pd., M.Pd.

Sri Hastuti atau Diena Esha Hastuti dilahirkan di Ngawi tanggal 24 Juli. Lahir dibawah naungan zodiak LEO. Pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama...

Selengkapnya
Navigasi Web
SEPASANG SEPATU (Bagian 55)

SEPASANG SEPATU (Bagian 55)

SEPASANG SEPATU (Bagian 55)

Tantangan hari ke-255

#Tantangan Gurusiana

By : Sri Hastuti, S.Pd.,M.Pd.

 

Setelah waktu Isya semua berkumpul di aula. Ruangan yang sangat luas dengan penataan yang menambah suasana keakraban satu sama lain. Acara yang tampak sederhana itu ternyata sangat luar biasa. Sahabat-sahabat yang tergabung dalam group Tauhid tersebut berdiskusi masalah yang terkadang diluar nalar namun sangat kental nuansa religiusnya.

Berawal dari makna sederhana sepasang sepatu. Filosofinya bahwa bentuknya tidak persis sama yaitu kanan dan kiri namun sangat serasi. Saat berjalan tidak pernah ganti posisi namun saling melengkapi. Saat digunakan berjalan tidak pernah sama namun kompak. Saat sudah usang tidak pernah ganti pasangan dan selalu bersama. Sederajat namun tidak ada yang merasa lebih dari yang lain. Saling menghargai tidak saling injak apalagi saling tendang. Salah satu robek maka lainnya menunggu. Apabila salah satunya hilang maka satunya tidak memiliki arti. Walau tidak pernah jalan berpegang tangan namun selalu seiring sejalan.

Pada group ini filosofi sepasang sepatu sangat terasa bahwa hidup harus selalu seimbang antara jasmani dan rohani, hubungan yang lebih luas antara manusia dengan Tuhannya (hablumminallaah) dan hubungan manusia dengan manusia (hablumminannas). 

Malam itu diskusi tentang arti hidup dan kesejatian hidup dibahas tuntas.Sedikit saja yang bisa aku pahami dan mencoba merenung bahwa terkadang akal tidak sampai kepada ma'rifat. Hidup mengalir saja tinggal menjalani dengan ikhlas, begitu yang aku tangkap. Sepasang sepatu hanya perumpamaan. Sepasang sepatu bisa menjadi contoh baik dari arti sebuah kebersamaan. Termasuk dalam suatu kelompok atau group bahwa kekompakan dan keserasian harus selalu dijaga keberlangsungannya. Aku memahami itu bukan kepada fungsi sepasang sepatu namun secara harfiah dan nyata bahwa sepasang sepatu yang dikenakan oleh suamiku memiliki makna yang mendalam bagi kehidupan yang penuh kenangan.***has***

 

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yang bagus Bund. . . setuju sekali,jadilah sepatu, meskipun tempatmu dibawah, namun kamu menjadi pelengkap penampilan yang penting. Saam Kenal Bunda. Sukses Selalu . . . ijin follow

19 Dec
Balas

Terimakasih Bu telah hadir dan singgah.silakan Bu. Salam Literasi serta salam sukses serta salam kenal juga dari saya.

19 Dec



search

New Post